Mohon tunggu...
Arman Azis
Arman Azis Mohon Tunggu... -

Jurnalis Warga Bulukumba

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Insentif Tidak Turun, Dukun Beranak Ngambek

1 Oktober 2014   02:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:52 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

BULUKUMBA—Selama 3 tahun terakhir, Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba melalui puskesmas telah mengadakan kerjasama kemitraan dengan dukun beranak untuk menolong persalinan. Kerjasama ini dilaksanakan untuk mengurangi angka kematian ibu melahirkan. Sebagai bentuk kerjasama, setiap dukun yang membawa pasien ke sarana kesehatan akan mendapat insentif dari bidan terkait.

Sayangnya, karena insentif yang dijanjikan tidak kunjung turun, banyak dukun yang jadi enggan bekerjasama lagi. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Sub Tata Usaha Puskesmas Ujung loe, Andi Parawansyah. “Sejak pertengahan tahun 2013 insentif Jampersal untuk bidan tidak turun sehingga, dukun juga tidak diberi insentif,” jelas Andi Parawansyah, Kamis (25/09).

Menurut Andi Parawansyah, setiap persalinan, biasanya dukun diberi insentif sebesar Rp 50 ribu yang diambil dari insentif bidan. Namun karena jampersal tak kunjung dibayarkan, dukun merasa dibohongi. “Ada satu dusun di Ujung Loe yang akhirnya dukunnya kembali beroperasi karena merasa dibohongi,” paparnya.

Hal sama diungkapkan oleh Bidan Koordinator Puskesmas Bontobangung, HJ Yuliana. “Dukun yang kami ajak bermitra di Bontobangung juga sudah mempertanyakan insentif mereka,” kata Yuliana. Namun ia mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa.

Memasuki tahun 2014, Yuliana mentaktisi keterlambatan insentif bidan tersebut. Sejak awal tahun, ia menganggarkan insentif untuk dukun dari anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). “Namun insentif yang sejak tahun lalu tetap belum bisa dibayarkan. Anggaran yang disiapkan hanya untuk tahun ini,” jelasnya. Menurut Yuliana, keterlambatan tersebut berasal dari pusat, bukan dari Dinas Kesehatan. Sebab, insentif bidan tersebut berasal dari pusat.

Kemitraan Bidan dan Dukun ini sendiri, merupakan salah satu program yang didampingi Kinerja-USAID di Bulukumba, yang bertujuan menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Selama ini, masyarakat enggan melahirkan di sarana kesehatan dan lebih memilih menggunakan bantuan dukun. Hal ini disinyalir sebagai salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu melahirkan di Bulukumba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun