Mohon tunggu...
Riena Armaini
Riena Armaini Mohon Tunggu... Administrasi - Guru di SMKN 8 Bandung

Simple tapi penuh warna warni. . . .

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

menyoal pendidikan dulu dan kini

12 Desember 2013   20:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:00 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan tak akan lepas dari peran guru, guru dan guru. Guru adalah tonggaknya pendidikan. Sekolah tanpa guru sepertinya tak mungkin. Selalu harus ada yang menjadi tonggak baik itu sebagai fasilitator atau motivator.

Namun lain dulu lain pula sekarang . Dulu (ketika saya jadi masih menjadi siswa) ...melihat sosok guru itu adalah orang yang keren, hebat, pintar, wibawa.

Ketika beliau lewat..... waduh segan rasanya.

Di kelas....ketika belajar, kami secepatnya  duduk rapi dengan tangan terlipat rapi di atas meja. Kami  memperhatikan semua yang guru jelaskan dan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh beliau.

Takut sekali kalau-kalau mereka marah, bahkan ketika mereka terbatuk sekalipun....rasanya kami kaget bukan kepalang :).

Tapi kami merasa senang, mereka adalah sosok yang disegani.....betul-betul disegani.

Paradigma guru masa lalu dengan masa kini rupanya sangat berbeda....mungkin pengaruh zaman, entahlah.

Saya pernah membaca sebuah karikatur (saya lupa siapa yang membuatnya), dimana disana menggambarkan dua gambar yang sangat menarik.

Gambar pertama dengan judul jaman dulu digambarkan seorang anak yang pulang sekolah dengan nilai ujian yang jelek, anak tersebut langsung dimarahi oleh orang tuanya.

Gambar kedua dengan judul jaman sekarang digambarkan sepasang orang tua yang sedang memarahi seorang guru karena nilai anaknya jelek.

Walah..walah..walah...

Ya.. begitulah nasib pendidikan sekarang.

Banyak sekali posting yang membahas tentang masalah ini, dan tak pernah ada solusi.

Suatu ketika dalam memperingati hari guru nasional, anak-anak di sekolah tempat saya mengajar mengadakan semacam pemilihan guru terbaik. Ternyata, guru yang terpilih yang menurut mereka baik adalah guru yang tidak pernah masuk ke kelas.... waduh...

Begitu parahkah pendidikan saat ini?

Sebaiknya kita memang betul-betul harus instrospeksi diri, apa yang salah dan bagaimana solusi yang baik?

Berbagai macam teori guru digulirkan oleh beberapa pakar, rasanya perlu kita coba.

Well...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun