Mohon tunggu...
Armadodi SE, MM
Armadodi SE, MM Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kesuksesan sejati itu ketika kita memulai hari ini dengan ucapan syukur kepada Allah SWT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Bertahan Dengan Satu Cinta"

18 Februari 2016   12:09 Diperbarui: 18 Februari 2016   13:22 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sakinah, Mawaddah, warahmah"Keluarga Samara 

 

Jika dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk

menjalani kehidupan menuju ridhaNya, maka bersabarlah...

Demi ALLAH, dia tidak datang Kerana kecantikan dan ketampanan, kepintaran ataupun

kekayaan..

Tetapi ALLAH lah yang

menggerakkan HATI-hatimu dan hatinya..

Simpanlah segala bentuk ungkapan CINTA, dan ALLAH akan menjawabnya dengan lebih indah di saat yang TEPAT..

Yakinlah padaNya.. InsyaALLAH..

Bertahan dengan Satu Cinta, dan tetap selamanya. "CINTA KEPADA ALLAH" tentu saja, maka orang yang dicintai akan mencintaimu

Ijinkan aku mengagumi mu dalam diam, agar tak ada rasa yang hadir dalam ketidak-HALALAN.

Cukuplah Allah yang mengetahui isi hati dan menentukan akhir

dari segala rasa yang terpendam. #ManajemenCintaSuci

Bukan ku tak ingin

mengungkapkan apa yang kurasa dalam kata dan sikap yang ada.

Tapi ku takut DIA murka dan tak Ridha bila ada rasa yang terselip

di belantara jiwa yang lemah ini.

Ku yakin DIA tak akan pernah salah

Untuk mempersatukan hati yang di Ridhai_NYA.

Dalam Istikharah ku pinta

petunjuk_NYA, agar ku tahu, pada siapa DIA meridhai hati ini.

Hanya keikhlasan hatimu yang kupinta dalam Istikharah ku.

Agar kelak engkau pun ridha dengan segala Ketetapan_NYA.

Saat DIA benar-benar meRidhai kita

Dalam Ikatan dan Janji Suci kita dihadapan_NYA.

Karena aku yakin…

Tulang rusuk takkan tertukar.

InsyaAllah. Aamiin Yaa Rabbal'aalamiin

 

C I N T A :

 

Arti Cinta

Cinta adalah persaan jiwa, getaran hati, pancaran naluri. Dan terpautnya hati orang yang mencintai pada pihak yg dicintainya, dg semangat yg menggelora dan wajah yg selalu menampilkan keceriaan.

Cinta dlm pengertian spt ini mrpk persaaan mendasar dalam diri mns, yg tdk bisa terlepas dan merupakan sesuatu yg essensial. Dlm banyak hal, cinta muncul utk mengontrol keinginan ke arah yg lebih baik dan positif. Hal ini dpt terjadi jk org yg mencintai menjadikan cintanya sbg sarana utk meraih hasil yg baik dan mulia guna meraih kehidupan sbgmn kehidupan org2 pilihan dan suci serta org2 yg bertaqwa dan selalu berbuat baik.

Apakah Islam mengakui cinta?

Krn Islam adalah agama yg fitrah, maka Islam mengakui ttg hal ini. Hal yg sangat mendasar dalam diri manusia. Namun Islam membagi beberapa tingkatan ttg cinta. Dan tingkatan2 cinta ini akan selalu ada dalam kehidupan ini sampai saatnya bumi dan seisinya dihancurkan oleh Allah. Adapun dasar ttg tingkatan cinta dalam Islam, adalah firman Allah pada QS. 9 (At Taubah): 24).

“Jika bapak2, anak2, saudara2, pasangan2, dan kaum keluarga kalian, harta kekayaan yg kalian usahakan, perniagaan yg kalian khawatirkan kerugiannya, dan rumah2 tempat tinggal yg kalian sukai, lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan (daripada) jihad di jalanNYa, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan siksaNya. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang2 yg fasik”

 

Cinta pada tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, rasulNya dan

jihad dijalanNya.

 

Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada ortu, anak, keluarga, pasangan dan saudara.

Adapun cinta yg paling rendah adalah cinta yg lebih mengutamakan harta, keluarga, daripada cinta kepada Allah,RasulNya dan jihad dijalanNYa.

pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:

Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah

Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?

Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita

Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.

Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,

Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.

Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

 “Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dan pada hadits lain beliau bersabda:

 “Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.

Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 “Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)

Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.

Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.

Cinta adalah fitrah yang diberikan Allah kepada manusia. Setiap makhluk di muka bumi ini pasti menginginkan seseorang yang dicintainya menjadi pasangan hidupnya. Tapi, adakalanya Allah yang Maha Penyayang menakdirkan seseorang tidak hidup berdampingan dengan orang yang dicintainya. Sifat manusia yang lemah dan berkeluhkesah, terkadang tidak memahami apa hikmah yang ada di balik Kasih Sayang-Nya.

Allah Berfirman, “Boleh Jadi  kamu menyukai sesuatu, Padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Qs. al-Baqarah: 216)

Agar cinta tidak berujung kepada kesedihan dan kekecewaan, hendaklah manusia senantiasa menggantungkan harapannya hanya kepada Allah. Karena Dialah yang Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Islam sangat memberikan perhatian yang besar terhadap fitrah berupa cinta yang dianugrahkan Allah terhadap hamba-Nya. Bahkan menjunjung tinggi kesucian dalam cinta tersebut.

Tetapi manusia harus memahami, bahwa cinta kita terhadap apapun tidak boleh melebihi kecintaan kita terhadap Allah dan Rasul-Nya. Maka, tempatkanlah cinta tersebut hanya karena Allah semata.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya, bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi suatu hari nanti dia menjadi orang kamu cintai.” (H.r. Tirmidzi)

Simpanlah rasa cinta yang Allah anugerahkan dengan menjaga kesucian cinta dari-Nya. Karena sesungguhnya cinta yang terucap sebelum adanya akad pernikahan hanyalah dusta. Karena cinta yang sesungguhnya hanya akan terucap setelah akad pernikahan, dan diberikan kepada orang yang berhak menerimanya. Yaitu suami atau istri yang sudah halal dalam ikatan pernikahan.

Allah ridha terhadap orang yang menjaga kesucian cintanya dan akan memberikan berkah atas cinta tersebut. Jodoh manusia telah tertulis di Lauhul Mahfuzh, bahkan sebelum kita diciptakan. Allah tidak akan salah mentakdirkan jodoh seseorang. Takdir dari Allah begitu indah bagi hamba-Nya yang beriman. Wahai akhi dan ukhti yang sedang berada dalam penantian, jagalah kesucian cinta yang dimiliki agar Allah memberikan keberkahan pada waktu yang telah ditentukan. Jangan pernah berhenti untuk terus berdoa.

“Dan Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.’” (Q.s. al-Mu’min: 60)

Luruskan niat selama penantian. Boleh jadi, ketika jodoh tak kunjung datang, karena niat di hati belum ikhlas karena Allah. Boleh jadi, niat kita masih tercampur oleh ego, keinginan dan kriteria pasangan yang mungkin itu menjadikan hati belum bisa ikhlas karena Allah. Terus berusaha dan ikhtiar, sambil memperbaiki diri dan bersabarlah dalam keistiqomahan selama penantian. Walalupun terkadang muncul rasa jenuh serta keraguan. Dan jika apa yang kita inginkan belum tercapai, jangan tergesa-gesa kecewa, karena pilihan Allah pastilah yang terbaik.

Yakinlah dengan doa yang kita panjatkan. Yakinlah bahwa Allah Maha Mendengar. Biarlah doa-doa yang kita panjatkan menempuh takdirnya sendiri. Karena Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya. teruslah memohon dan jangan pernah berputus asa. Yakinkan dalam hati, bahwa sebaik-baik takdir adalah takdir dari-Nya atas apa yang telah kita minta lewat doa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun