Mohon tunggu...
Arlydian RizkiSaputra
Arlydian RizkiSaputra Mohon Tunggu... Lainnya - A

Hey

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Invasi Rusia terhadap Ukraina sebagai Isu Keamanan Tradisional

25 Oktober 2022   23:41 Diperbarui: 25 Oktober 2022   23:48 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keamanan merupakan sebuah dasar kehidupan manusia, sehingga sering konsep keamanan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Dalam memastikan keamanan dari suatu negara, PBB melakukan suatu usaha yaitu dengan adanya keamanan internasional yang merupakan salah satu kajian yang cukup penting di dalam studi hubungan internasional, keamanan internasional ini memuat berbagai konsep di dalamnya yakni konsep defense, security dilemma, detterence, arms control, arms race dan balance of power. 

Terdapat dua macam jenis keamanan internasional, yaitu keamanan internasional tradisional dan keamanan internasional non-tradisional. Keamanan tradisional atau traditional security merupakan sebuah ancaman terhadap negara yang berupa ancaman-ancaman militer dan fisik yang berasal dari luar negara tersebut sedangkan keamanan non-tradisional mencakup ancaman atau isu yang lebih luas didalamnya, seperti ancaman-ancaman yang terjadi pada keamanan mengenai lingkungan hidup, ekonomi, energi, pangan, kemaritiman, dan lainnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut penulis akan mencoba untuk menjelaskan invasi yang dilakukan oleh negara Rusia terhadap Ukraina yang termasuk kedalam isu atau ancaman keamanan tradisional karena invasi di Ukraina tersebut berasal dari luar negara dan bersifat ancaman militer atau fisik. 

Rusia merupakan salah satu negara adikuasa yang besar saat ini, serta rusia juga memiliki peran yang penting dalam dunia internasional karena rusia dapat memberikan pengaruh yang kuat dalam skala global. Sedangkan di sisi lain, Ukraina merupakan negara pecahan dari Uni Soviet yang mengumumkan kemerdekaan mereka pada tanggal 1 Desember 1991 berdasarkan referendum yang dilakukan oleh masyarakat Ukraina.

Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina ini terjadi pada 24 Februari 2022, invasi tersebut dapat dibilang invasi yang berskala besar. Rusia mengatakan bahwa mereka melakukan invasi itu dengan tujuan untuk mempertahankan keamanan negaranya, karena pada sekitar bulan September 2020, presiden Ukraina yaitu Volodymyr Zelensky memberikan persetujuan terhadap Strategi Keamanan Nasional Ukraina yang baru, yakni "Ukraina menyediakan pengembangan kemitraan khusus bersama NATO dengan tujuan menjadi anggota NATO". 

Mengetahui hal ini, Rusia berupaya untuk membatasi kedekatan antara Ukraina dengan Uni Eropa dan NATO agar dapat menjaga keamanan negaranya dari ancaman yang datang dari blok barat dan juga dari pengaruh Amerika Serikat, serta mereka juga berusaha menjalin dan mempertahankan hubungan dekat anatara Rusia dengan negara-negara bekas pecahan Uni Soviet. Karena posisi geografis dari negara Ukraina ini yang berbatasan langsung dengan Rusia, sehingga jika Ukraina masuk dan bergabung menjadi keanggotaan NATO maka nantinya tidak akan ada lagi pembatas antara Rusia dengan NATO dan tentu saja hal tersebut merupakan suatu ancaman yang cukup serius bagi Rusia dan mereka juga sudah mengatakan bahwa hal tersebut dapat mengancam keamanan nasional Rusia.

Karena itulah Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina untuk membuat mereka agar tidak jadi bergabung dengan keanggotaan NATO. Tetapi sikap Rusia yang sampai melakukan invasi terhadap Ukraina untuk menghalang-halangi Ukraina agar tidak bergabung dengan NATO merupakan sikap yang seharusnya tidak mereka lakukan, karena hal tersebut mengarah ke tindakan intervensi. 

Ukraina sebagai negara yang berdaulat, seharusnya dapat mempunyai kebebasan untuk mengambil keputusan mengenai keanggotaan nya di NATO dan Rusia tidak dapat mempengaruhi kebebasan Ukraina itu dengan tekanan fisik dan militer berupa invasi ke Ukraina.

Selanjutnya dalam pidatonya Presiden Rusia, Vladimir Putin juga mengakui kemerdekaan dua wilayah pro-Rusia yang berada di dalam Ukraina, yaitu Donetsk dan Luhansk. Putin menandatangani pengakuan kemerdekaan Donetsk dan Luhansk sebagai sebuah negara yang merdeka secara sepihak. Kedua wilayah ini termasuk kedalam daerah separatis yang menginginkan kemerdekaan dan berpisah dari Ukraina sedari lama. Mereka juga dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang terkesan pro-Rusia. 

Setelah mengumumkan kemerdekaan Donetsk dan Luhansk, Putin mengumumkan terjadinya apa yang dia sebut sebagai "misi penjaga perdamaian" yaitu Rusia mengirimkan pasukannya ke wilayah Donetsk dan Luhansk, Rusia mengklaim melakukan hal tersebut dengan alasan demi melindungi dan menjaga keamanan warga etnis Rusia yang berada di kawasan tersebut.

Konflik dan invasi yang terjadi antara Rusia dan Ukraina ini menyebabkan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan baik itu dari kalangan militer rusia, militer ukraina ataupun sekedar warga-warga sipil. Komisaris HAM PBB menyebutkan bahwa pasukan-pasukan Rusia melakukan hal-hal yang sudah menjurus ke dalam kejahatan perang. Rusia dikatakan menembaki dan juga membom daerah-daerah yang berpenduduk, yang mengakibatkan terbunuhnya warga-warga sipil, selain itu pasukan Rusia juga menyerang infrastruktur-infrastruktur yang berada di Ukraina (Manik, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun