Pada hari ini , Indonesia merayakan hari berdirinya Negara ini. Dan selama 67 tahun itu juga makna kemerdekaan itu dipertanyakan. 67 tahun bukanlah waktu yang pendek. Selama itu berganti-ganti rezim berkuasa di Indonesia. Selama itu pula berjuta-juta anak manusia menjadi korban dari kekuasaan rezim. Kita lihat saja di masa awal kemerdekaan Indonesia. Pada waktu orde Lama berkuasa yang dipimpin oleh Soekarno, maka kita lihat awal masa berdirinya bangsa dan Negara ini dalam mempertahankan kemerdekaannya. Karena pada saat itu bangsa Indonesia yang baru saja memproklamirkan kemerdekaannya masih dijajah oleh Belanda dan sekutunya. Belanda tidak mau kehilangan jajahannya di Indonesia melihat Indonesia ini adalah ladang sumber daya alam yang melimpah ruah. Tapi setelah kemerdekaan ini , banyak aliran yang mengisi ideology bangsa , diantaranya ada blok nasionalis , blok agama dan blok sosialis.
Dan ketiga aliran ini saling mempengaruhi dan bertarung. Dan prakteknya dalam perjuangan terbagi dalam 2 faksi , yaitu faksi yang pro sama diplomasi-diplomasi yang disini dilakukan oleh pemerintah yang dipimpin oleh Soekarno dalam proses perdamaian peperangan dan faksi yang tidak mau cara diplomasi kompromis dengan Belanda , dan menginginkan kemerdekaan sejati 100 % untuk Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Perjuangan dengan pelopornya yaitu Tan Malaka. Tapi dalam perjalanannya, kelompok Persatuan Perjuangan ini tersingkirkan , dan kepeloporan pemerintah dalam diplomasi mencapai puncaknya dengan penandatanganan Perjanjian Konfrensi Meja Bundar ( KMB ) di Den Haag , Belanda.
Dengan perjanjian inilah maka bangsa Indonesia memulai babak baru dalam perjalanannya dan menandakan Belanda tidak lagi menjajah Indonesia. Bisa dikatakan Indonesia dalam memperoleh kemerdekaannya akhirnya diperoleh dengan perjanjian-perjanjian , diplomasi dan kompromi. Dan tentunya dengan udang di balik batu , yaitu ada syarat terselubung atas perjanjian tersebut. Karena setelah itu mulailah investor asing masuk ke Indonesia untuk menanamkan modalnya. Dan inilah apa yang disebut dengan penjajahan model baru ( neoimperialisme ).Orde Lama bertahan setidaknyasampai tahun 1966. Setelah gerakan  30 September 1965, diperparah situasi sosial ekonomi yang sulit. Banyaknya rakyat yang kelaparan, serta situasi politik yang memanas, maka akhirnya tumbanglah kekuasaan Orde Lama yangdipimpin Soekarno, digantikan dengan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.
Di masa pemerintahan ini , ternyata berbalik 180 derajat dengan Orde Lama. Perubahan ideology, politik, ekonomi, social, dan budaya. Dibidang ideology pada masa ini, melarang dan mengharamkan komunisme ada di Indonesia. Segala wacana dan organisasi bertendens kiri diberangus, seperti PKI, GERWANI, LEKRA, SOBSI, dan sebagainya. Di masa Orde barulah, militerisme berkuasa, dan kapitalisme berkembang. Di bidang politik, cukup mengalami penurunan. Contohnya kalau dulu di masa Orde Lama, buruh bisa berpolitik,membuat partai politik dan menjadi parlemen , maka di masa Soeharto ini cukup dibatasi pada masalah ekonomi / normative. Tidak boleh buruh berpolitik. Danserikat buruh dilebur menjadi satu serikat yang tentunya dibuat olehpemerintah, yaitu SPSI. Rakyat Indonesia pada masa ini mengalami apa yangdinamakan deideologisasi, depolitisasi, dan deorganisasi.  Di masa ini juga berkembang gerak modal Internasional ( kapitalisme dunia ) memasuki dan menggerogoti bangsa ini.Ditandai dengan masuknya investasi asing Freeport sampai perusahaan-perusahaan asing lainnya. Dan dibentuknya regionalisasi ASEAN yang seolah-olah untukkemajuan dan kerjasama antara bangsa-bangsa Asia Tenggara, padahal sebenarnya tujuan ASEAN itu salah satunya untuk membendung komunisme di Asia Tenggara. Dan kenapa di bentuk ASEAN , adalah untuk menggerakkan modal di Negara-negara capital yang setelah pasca perang dunia mengalami kemerosotan ekonomi ,melebarkan gerak modal ke Negara-negara berkembang yang berpotensi untukmemenuhi kebutuhan Negara-negara kapitalis. Dengan dibentuknya regionalisasi ASEAN, maka gerak system kapitalisme bisa masuk ke wilayah ini. Dengan ditandai dengan kerjasama perdagangan antar Negara ASEAN , ASEAN- Jepang, ( ASEAN dengan beberapa Negara ) atau antar regionalisasi-regionalisasi ( ASEAN –Uni Eropa ).Dan masa pemerintahan Orde Baru inilah, kapitalisme berkembang dengan cepat. Dengan berbagai kebijakan yang merugikan rakyat.
Orde Baru pun tumbang pada tahun 1998, ditandai dengan krisis moneter, situasi ekonomi yang sulit,kenaikan laju inflasi, mengarah pada perkembangan situasi politik yang memanas.Terjadi banyak kerusuhan. Â Perlawanan rakyat dimotori oleh gerakan mahasiswa pada tahun 98, ini juga sangat represif reaksioner. Dari kerusuhan Mei 98, Tragedi Trisakti, sampai menyerahnya kekuasaan Soeharto dan tumbangnya kekuasaan Orde Baru berganti dengan Orde Reformasi. Orde reformasi yang digaungkan dengan harapan bisa menjadi harapan untuk perubahan, ternyata tidak bisa merubah fundamental system , Â tetap saja yang diterapkan adalah systemkapitalisme dan liberalisme, sampai sekarang. Reformasi hanya mengganti orang lama dengan orang baru saja, penggantian struktur.
Tapi reformasi membuka jalan dan ruang untuk mempelajari apa-apa yang dilarang pada masa Orde Baru. Membuka jalan untuk menguak kebenaran. Dan membuka jalan untuk kebebasan mendirikan organisasi , berpendapat , dan berekspresi. Kepemimpinan gerakan mahasiswa tahun 98, ternyata tidak membawa perubahan yang mendasar karena mahasiswa mungkin tidak mempunyai perspektifperjuangan kelas. Tidak menjadi kontradiksi pokok dari system kelas. Kepemimpinan Negara ini yang masih didominasi oleh para borjuasi , elite plitik , dan parakapitalis sampai kepemimpinan presiden SBY sekarang ini , masih saja systemyang dipakai adalah system yang menindas, menghisap, dan menyerap yaitu kapitalisme dan neoliberalismeyang dipakai dan diterapkan di bumi Indonesia ini.
Berpijak pada sedikit uraian di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah bahwa dari 67 tahun kita merdeka, sebagian masyarakat Indonesia belum bisa mencapai kesejahteraan dan kemakmuran yang sejati. Banyak buruh sebagai kelas pekerja, belum bisa membeli rumah. Jangankan membeli rumah,memenuhi kebutuhan dalam sebulan dengan upah yang terbilang murah, ternyata belum mencukupi. Bahkan seringkali minus. Kehidupan buruh yang subsisten dalam memenuhi  kebutuhan hidup. Sementara penindasan yangdilakukan oleh kapitalis terus menghebat. Dengan mengambil nilai lebih buruh,para kapitalis itu memperkaya diri dan mengabaikan kesejahteraan di buruhnya.Begitu juga dengan nasib petani, banyak petani yang belum memiliki tanah dansawah sendiri. Sementara harga untuk pupuk, atau kebutuhan untuk bercocok tanam terus melambung naik.  Jasa para petaniseringkali dinilai rendah, padahal mereka lah yang menyediakan makan untuk kita semua rakyat Indonesia. Begitu juga di kalangan pemuda, kaum miskin kota.Dengan system kapitalisme, mereka seringkali menjadi korban atas penggusuran ,PHK , buruknya jaminan social , dan kesulitan mendapatkan pekerjaan. Dan menjadikannya banyak yang hidup di jalanan , pengangguran, kriminalitas , dan telantar hidupnya. Begitu pula dengan mahasiswa , dengan biaya yang tinggi untuk kuliah, kapitalisasi pendidikan , kurikulum pendidikan yang tidak bermutu , tidak bervisi kerakyatan, banyak sekali diskriminasi kampus, pelarangan kebebasan berserikat.Mau sampai kapan para mahasiswa itu meminta uang  banyak untuk biaya kuliah, merepotkan para orang tua kita. Dan mau sampai kapan orang miskin itu dilarang sekolah…???
Dan banyaknya regulasi perundang-undangan yang dibuat seperti UU Pengadaan Tanah , UU Intelijen , UU Keamanan Nasional , UU Perguruan Tinggi adalah bukti bahwa Negara ini tidak melindungi kepentingan rakyat. Negara semakin menjual sumber daya alamnya dan sumber daya manusianya kepada kaum modal. Belum lagi di tataran elite politik dan parpol yang saling bertikai. Masalah Nazarudin , masalah Century , masalah korupsi adalah pertikaian parpol yang satu dengan yang lain. Seperti blok Ical yang menyerang Blok SBY dimana memunculkan issue yang sering menyerang. Blok Ical menyerang blok SBY dengan issue Century , Blok SBY menyerang dengan issue Lapindo dan sebagainya. Bisa jadi kasus Nazaruddin ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk menyerang kekuasaan dominasi sebuah parpol dan rezim. Tapi ini sebenarnya hanyalah permainan elite-elite politik , parpol  busuk yang berada di parlemen.
Sedangkan rakyat makin dibingungkan dan dikecewakan oleh mereka-mereka yang telah menghabiskan uang rakyat demi seseuatu yang tidak penting yang jumlahnya sangat besar dan tidak ditujukan untuk kesejahteraan rakyat , akan tetapi kepentingan-kepentingan kelas penguasa dan bagaimana mempertahankan system kekuasaan itu sendiri. Bagaimana agar birokrasi itu bisa dipertahankan dan mempertahankan kekuasaan. Rakyat yang sebenarnya sudah mulai gelisah , kecewa dan geram terhadap ulah pemerintah ini yang mungkin sudah popular dengan power of money , dimana politik uang merajalela , koruptor , mafia politik , pemburu rente yang semakin merajalela dan menggerogoti bangsa ini. Ini semua demi melayani kepentingan modal ( kapitalisme ), melayani kepentingan investor asing , dan menjalankan sebuah tatanan yang sudah di setting oleh kepentingan asing yang dengan semangat neoliberalisme ingin semakin memperkeruk kekayaan di bumi pertiwi. Rakyat yang sebenarnya sudah kecewa dan cuek terhadap permasalahan yang dialami bangsa ini sebenarnya merindukan sebuah tatanan perikehidupan yang lebih manusiawi dan adil makmur. Rakyat perlu pemantik yang bisa menyalakan api. Dan tatanan yang diinginkan rakyat adalah sebuah tatanan yang bersifat sosialistik yang mewujudkan kesejaheraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Kepeloporan golongan pemuda yang kritis dulu, yang mendorong kemerdekaan Indonesia terhadap kaum Tua patut dihargai. Jiwa-jiwa pemuda yang selalu kritis dan revolusioner inilah yang kita rindukan. Pemuda yang selalu mempunyai semangat muda dan senantiasa berdialektika. Semangat kemerdekaan dan pembebasan atas penjajahan yang dilakukan oleh suatu system yang dinamakan kapitalisme , neoliberalisme dan neoimperialisme. Belajar dari pengalaman , dan senantiasa kita menggalang persatuan kelas rakyat tertindas, maka awal tahun 2000 sampai sekarang, mulai terus dibangun. Dengan kesadaran kelas dan perjuangan kelas, kita merintis tujuan sosialisme. Kita merintis bangunan perjuangan kelas sebagai perlawanan atas kapitalisme tersebut. Dan semoga apa yang diharapkan dan dicita-citakan Marsinah , apa yang dicita-cita kan oleh Marhaen , apa yang diharapkan oleh Soe Hok Gie , apa yang diidamkan Pramoedya Ananta Toer , apa yang diharapkan dan didoakan Tan Malaka, dan para pahlawan yang menginginkan kemerdekaan 100% ,para buruh , petani, kaum miskin kota , para rakyat tertindas , mereka yang di jalanan, para fakir miskin ,anak anak terlantar, pelajar , pemuda dan mahasiswa. Apa yang kita cita-citakan bersama semuanya  untuk mencapai keadilan social dan kesejateraan sejati di bawah suatu kedaulatan dan kemerdekaan sejati bangsa dan Negara ini semoga terwujud.
Sebentar lagi mau Lebaran , dan orang-orang mulai siap-siap untuk pulang kampung. Bulan puasa kali ini pas di Bulan Agustus. Tapi aku melihat nuansa peringatan hari 17 Agustus kali ini memang sepi dikampungku. Entahlah kalau di kampung lain gimana. Yang pasti orang-orang mulai mempertanyakan akan makna kemerdekaan yang sesungguhnya itu seperti apa , ditengah kondisi sekarang Indonesia yang 67 tahun ( belum ) merdeka…!!
Pembebasan untuk kaum buruh , kaum tani , kaum miskin kota , kaum mahasiswa dan kaum tertindas lainnya yang masih mengalami ketertindasan adalah harga mati sebuah tujuan revolusi..!
Salam Pembebasan…!
Yogyakarta , 12 Agustus 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H