Mohon tunggu...
Arlo Damario
Arlo Damario Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka ber angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya Seni Tari Kecak Bali

19 Mei 2022   15:35 Diperbarui: 19 Mei 2022   15:39 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tari kecak adalah sebuah seni drama tari yang dipentaskan dengan melakonkan kisah-kisah ramayana. Pencipta tari kecak yaitu I Wayan Limbak yang berkolaborasi bersama Walter Spies.

Pulau dewata Bali sangat identik dengan budaya dan tradisinya. Dibalik semua keunikannya itu, ada satu kesenian Bali yang sudah lama menjadi magnet untuk menarik turis mancanegara. Kesenian tersebut adalah Tari Kecak. Sebuah seni pertunjukan yang melibatkan banyak orang di setiap pementasannya. Tari kecak termasuk jenis tari yang sering ditampilkan dalam beberapa acara besar di Bali. Keunikan tari kecak terletak pada iramanya, serta para penari yang membentuk sebuah lingkaran seraya berseru "cak cak ke cak cak ke". Selama pertunjukan, penonton akan disuguhkan beberapa adegan dari kisah-kisah Ramayana.

Tari kecak sebenarnya bukan sebuah tarian kuno yang ada pada masa kerajaan. Tari kecak adalah sebuah kesenian sendratari (seni drama) yang terinspirasi dari ritual Sang Hyang. Dilansir dari Denpasarkota.go.id, Sang Hyang merupakan tarian sakral. Menjadi sarana komunikasi spiritual masyarakat dengan para dewa atau roh leluhur. Dalam kondisi tidak sadar, mereka akan menari serta diiringi tembang-temban pemujaan dan iringan tetabuhan. Tradisi ini merupakan warisan budaya untuk menolak bala.

dan tari kecak ini sendiri sudah menjadi budaya untuk memeriahkan tamu atau wisatawan yang datang kebali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun