Mohon tunggu...
Arlis Welman Sabelau
Arlis Welman Sabelau Mohon Tunggu... Lainnya - Ini akun untuk berpetualang di dunia maya

Arlis Welman Sabelau

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi tentang Ayah

11 Oktober 2022   00:59 Diperbarui: 11 Oktober 2022   00:58 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seraut wajah yang geram kurus dan pucat

mata melotot tajam menatap daku

kening keriput, keringat jatuh ketanah

pundak yang lemah mengangkat beban yang berat

matamu sayu sebab tidurmu sebenatar

tiada kenal batas manusiamu beristirahat

kau asuh bebanmu dimalam hari, istirahatmu hanya sebatas angan

ku masih ingat diwaktu masa kecil

geram suaramu bagai singa yang mengaum

begitu engkau membentakku dalam marahmu

akupun menangis seperti anak pada biasanya 

dan kuingat sekarang bahwa maksudmu adalah 

mendidik ku untuk kelak menjadi pribadi yang pemberani

dan mandiri

rokok dan kopi adalah teman baik mu tiap hari

seperti sudah ditakdirkan untuk tetap bersama

bagai hampa rasanya hidupmu tanpa rokok dan tiada

arti hidupmu tanpa awalan secangkir kopi

engkau melakukannya hampir tiap hari

ayah,,,,,, aku prihatin dirimu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun