Lihat-lihat youtube, ketemu judul menarik dari pemilik akun Chiki Fawzi. "TANGGUH! Pengungsi Uighurs di Turki, SALUT dengan imannya".
Seniman plus relawan kemanusiaan asal Indonesia itu, sekitar awal 2019 lalu berkunjung ke pemukiman pengungsi Uighur di Turki. Tepatnya di Kayseri. Chiki dan teman-temannya saat itu sedang menggalang dana bantuan untuk pengungsi Uighur.
Pengungsi disana sebagian besar berkeluarga. Mereka berhasil kabur dari camp re-education yang dibuat oleh pemerintah China.
Mereka bilang, sewaktu di camp, mereka menjalani kegiatan yang mengarahkan pada upaya memisahkan mereka dari agama dan keluarga mereka. Dengan alasan China, untuk menekan kecendrungan terhadap ekstrimisme.
Chiki menceritakan kesannya bertemu muslim Uighur. Menurut Chika, muslim Uighur tulus memuliakan tamu. Padahal mereka hidup susah. Kebanyakan mereka bekerja sebagai buruh kasar. Muslim Uighur diizinkan tinggal di Turki, tapi mereka tak dapat hidup layak. Karena tidak ada izin bekerja bagi mereka.
Muslim Uighur senang bertemu muslim dari Indonesia. Untuk menyambut Chiki dan teman-temannya, muslim Uighur sengaja menabung selama tiga hari dari upah sebagai buruh kasar. Dengan uang tabungan itu mereka menyediakan nasi serta lauk pauk sederhana untuk Chiki dan teman-teman. Chiki bilang, "Lauknya sederhana tapi sampai ke hati".
Chiki bertanya pada mereka, kenapa masih mau memuliakan tamu. Jawabnya, karena memuliakan tamu itu sunnah.
Mereka adalah orang-orang yang orientasinya akhirat. Dan melakukan yang sunnah-sunnah itu untuk menyempurnakan amalan mereka.
Akhirat adalah harapan mereka untuk bisa bertemu lagi sama keluarga yang entah bagaimana kabar dan kondisinya. Ya, satu satunya harapan untuk bisa berkumpul lagi dengan keluarga adalah akhirat.
Suatu hal yang menyedihkan diungkapan muslim Uighur kepada Chiki. Mereka bilang, kalau Chiki dan kawan kawan kangen keluarga karena lagi di luar negeri, gampang, bisa whatsapp-an atau video call. Tapi kalau mereka kangen banget sama keluarga dan saudara, tidak tahu kemana mau menghubungi.