Mohon tunggu...
Arlini
Arlini Mohon Tunggu... Penulis - Menulis berarti menjaga ingatan. Menulis berarti menabung nilai kebaikan. Menulis untuk menyebar kebaikan

ibu rumah tangga bahagia, penulis lepas, blogger, pemerhati masalah sosial kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inspirasi dari Dua Keluarga Hebat

30 April 2019   08:27 Diperbarui: 30 April 2019   08:29 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu keajaiban zaman now adalah memiliki anak banyak. Dan lebih ajaib lagi ketika semua anak mampu tergali potensinya dengan cukup maksimal. Ya, disaat kebanyakan pasangan hari ini berpikir pragmatis bin praktis dengan memilih dua anak atau paling banter tiga atau maksimal lima, kedua ibu hebat ini memiliki anak sebelas nan berkualitas.

Idola saya yang pertama adalah keluarga Ibu Dra. Wirianingsih, M. Si dan Bapak Mutammimul Ula, SH. Wow orang tua berpendidikan ternyata ya. Tidak seperti prasangka sebagian orang, kalau semakin intelek sebuah keluarga, anaknya bakal makin sedikit. Sebaliknya, orang miskin yang tidak berilmu, tidak mengerti tentang kualitas sebuah keluarga akan membiarkan banyak anak lahir dari keluarga mereka.

Antara bapak dan ibu tersebut, yang paling menonjol adalah si ibu. Saya juga kenalnya sama si ibu. Pertama kali mengenal ibu Wiwi saat tak sengaja melihat video di youtube dengan judul Kisah Ibu yang Mencetak 11 Anaknya Menjadi Hafidz Qur'an dan Berprestasi atas publikasi Majelis Cinta al Quran. Yang menarik bagi saya dari judul itu adalah angka 11, hafidz Qur'an dan berprestasi. Saya memang belum memiliki pengalaman mengurus anak. Namun mengenai repot dan beratnya mengurus anak sudah bisa dibaca dari lingkungan sekitar saya.

Saya juga bukan penghafal quran sejati tersebab komitmen yang belum terbentuk. Lagi -- lagi ini yang membuat saya kagum pada sosok ibu Wiwi dan bapak. Mereka telah menjalani proses mendidik anak -- anak dengan segala lika likunya. Tak semua anak sama kemampuan intelektualnya. Tak semua anak mudah diatur. Semua anak punya karakter masing -- masing. Hebatnya mereka, hasilnya alhamdulillah luar biasa. Anak -- anak mereka menjadi hafidz dan hafidzah sekaligus berprestasi. Rata -- rata anak juara kelas dan kuliah di kampus -- kampus favorit baik di dalam maupun luar negeri.

KepoGaul - dokpri
KepoGaul - dokpri

Keluarga hebat kedua adalah pasangan ibu Lenggogeni Faruk dan Pak Halilintar Asmid. Bu Gen mantap memilih menikah dengan pak Hali disaat masih kuliah di Universitas Indonesia. Kalau dipikir -- pikir sayang ya kuliahnya. Dapat beasiswa pula. Tapi feeling bu Gen kuat. Sayang katanya menolak lamaran senior yang saat itu diidolakannya. After merried kuliah dilanjutkan lagi dan alhamdulillah lulus.

Bu Gen dan pak Hali berhasil membangun keluarga dengan anak - anak yang kini dikenal luas terutama oleh para remaja Indonesia. Selain memiliki sebelas anak, yang menjadikan mereka istimewa adalah bagaimana mereka memanajemen pengurusan anak tanpa pengasuh bahkan meski mereka sedang traveling. Dimana traveling menjadi aktivitas langganan yang amat disukai keluarga mereka.  

Setiap anak dilatih untuk memiliki satu tugas tertentu di keluarga sesuai minat masing -- masing. Anak -- anaknya pun tumbuh menjadi anak yang tertib, bertanggungjawab, percaya diri dan pebisnis kaya raya. Yang paling hebat adalah mereka selalu solat lima waktu dan kesemua perempuan di keluarga mereka memakai hijab. Motto yang sering mereka ungkapkan "Gen Halilintar, My Family My Team".

Belajar Dari Dua Keluarga Hebat 

Pasti ngiri ya lihat kekompakan keluarga Gen Halilintar ataupun keluarga Bu Wiwi yang semuanya hafidz quran. Tapi kita paham dong ya kalau orang -- orang luar biasa tidak akan lahir dari orang tua yang biasa -- biasa saja. Sejak awal kedua pasangan suami istri tersebut memang merupakan pribadi -- pribadi unggul. Setidaknya ada beberapa hal yang bisa jadi inspirasi buat kita, mengingatkan kembali pada diri agar bangkit menjadi calon orangtua berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun