Bulan juni mendatang merupakan start awal dimulainya tahapan pemilu 2019.KPU sudah menyelenggarakan tahap seleksi pendaftaran sejak bulan februari lalu. Empat partai baru dari 14 partai berhasil lolos pada tahapan tersebut. Empat partai tersebut disokong oleh kekuatan pendirinya.
Pemilu 2019 sudah memulai debut persiapannya baik dari KPU sebagai penyelenggara maupun pesertanya yaitu partai politik. Komisioner KPU menjelaskan bahwa bulan juni mendatang merupakan start awal dimulainya tahapan pemilu 2019, sejak bulan februari lalu tahap seleksi pendaftaran sudah dilakukan. Empat partai baru dari 14 partai berhasil lolos pada tahapan tersebut dan bersiap untuk mengikuti pemilu 2019 mendatang.
Persiapan dilakukan oleh 14 partai guna menghadapi pemilu 2019, seperti menjalin komunikasi diantar partai-partai lainnya. Persiapan yang tampak terlihat dimana  beberapa partai mulai berkomunikasi dengan elite partai lainnya. Cara komunikasi tersebut dianggap efektif untuk mengumpulkan dukungan serta koalisi untuk maju dipemilu 2019 mendatang. Selain itu, saat ini terpantau empat partai baru yang telah dinyatakan lolos tahap seleksi juga tidak kalah aktif berkomunikasi dan mencari dukungan dari beberapa kalangan.
Baca juga "Persiapan menuju Pemilu Serentak 2019"
Empat partai baru agaknya memperlihatkan keseriusannya dengan membuktikan berhasil lolos seleksi pada tahap pendaftaran pemilu 2019 yang diselenggarakan KPU. Empat partai tersebut yaitu Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Berkarya, dan Partai Gerakan Perubahan Indonenesia (partai Garuda) (Putranto, Alghoot. 2017). Â
Popularitas keempat partai tersebut tidak terlepas dari kekuatan pendirinya yang berasal dari berbagai kalangan, seperti pengusaha, aktivis dan jurnalis. Ideologi pancasila menjadi platform partai yang ditetapkan guna memperoleh hati rakyat yang saat ini gencar menyuarakan Pancasila. T
etapi berbagai kalangan seperti yang dilansir pada situs kompas.com berpendapat bahwa ideologi pancasila yang diusung partai-partai baru saat ini belum tentu menjamin kematangan ideologi yang diusungnya. Hal tersebut terlihat dari masih minimnya penjabaran mereka terhadap makna ideologi Pancasila yang sebenarnya (Algooth, Putranto. 2017).
Baca juga "Empat partai baru lolos jadi peserta Pemilu 2019"
Kekuatan Pendiri Partai
Tidak dapat dipungkiri bahwa lahirnya partai-partai baru tersebut merupakan perpecahan dari partai-partai besar, seperti partai Golkar, Nasdem dan Gerinda. Partai Garuda misalnya, sejatinya merupakan pecahan dari Partai Gerinda dan Hanura. Partai Garuda menunjukan kebolehannya dengan berhasil lolos seleksi mengikuti Pemilu Legislatif 2019 diantara 14 partai politik lainnya. Ketua umum Partai Garuda yaitu Ahmad Ridha Sabana diketaui merupakan adik kandung dari anak buah Prabowo Ahmad Ridha Patria Ketua DPP Partai Garuda (Suryowati, Esti. 2018)Â
Kemudian, Partai Berkarya besutan Tommy Soeharto yang jika ditelusuri masih memiliki keterkaitan dengan Partai Golkar bekas kendaraan politik mantan Presiden Soeharto yang tak lain adalah ayah dari Tommy sendiri.  Bukan hanya itu, keterkaitan tersebut juga terlihat dari logo yang digunakan Partai Berkarya yaitu logo pohon beringin yang sudah sejak lama menjadi identitas partai Golkar. Tetapi hal tersebut ditampik oleh Ketua Umum Partai Berkarya yang menyebutkan bahwa penggunaan logo tersebut bukan bermaksud meniru Partai Golkar (Rahadian, Lalu. 2018).Â
Selain kedua partai tersebut, masih ada Partai Perindo yang mana didirikan oleh pengusahaHary Tanoesoedibjo dengan  jaringan media MNC Group yang dimilikinya. Bukan tidak mungkin, jika jaringan media MNC group yang dimiliki ketua umum partai tersebut menjadi sarana media promosi untuk memperoleh suara pada pemilu 2019 mendatang.Â
Hal tersebut dibuktikan dengan apa yang sudah Partai Perindo lakukan 3 tahun belakangan ini, memasang iklan pada jaringan media milik Ketua Umum sebagai media promosi. Terakhir, ada Partai Solidaritas yang digandrungi generasi millennial dengan menawarkan kreatifitas dalam gaya berpolitiknya. Partai tersebut didirikan oleh mantan jurnalis televisi, Grace Natalie dimana perempuan dan anak muda menjadi target memperoleh suara dalam pemilu 2019 mendatang (Dini, Afrianti. 2018).
Baca juga "Partai Perindo Puncaki Klasemen Parpol Baru"
Kekuatan yang dimiliki pendiri-pendiri partai tersebut menjadi kekuatan tersendiri bagi partai untuk merebut suara. Partai Perindo sebagai contohnya dimana besarnya sokongan dana yang diperoleh dari pendiri partai Hary Tanoesoedibjo ditambah jaringan media yang dimilikinya.Â
Target sasaran yang dipilih Partai Solidaritas juga menjadi kekuatan bagi partai tersebut memperoleh banyak suara kaum perempuan dan kaum millennial pada pemilu mendatang. Tidak jauh berbeda dengan Partai Garuda dan Partai Berkaya yang mendompleng popularitas pendirinya serta ikut menyasar kaum millenial sebagai kekuatan partai.
Baca juga "Menanti Gebrakan Empat Partai Baru Peserta Pemilu 2019"Â
Kriteria kemenangan berlandaskan pada kepentingan rakyat    Â
Popularitas pendiri partai pada dasarnya tidak menjadi jaminan besar suksesnya partai-partai tersebut dalam pemilu 2019 mendatang. Keselarasan dan orientasi kepentingan yang ditujukan kepada masyarakat menjadi kunci utama memenangkan pemilu. Adapun maksudnya yaitu kepentingan masyarakat diselaraskan dengan kepentingan partai bukan malah sebaliknya.Â
Memperoleh kepercayaan masyarakat dan memberikan dedikasi sepenuhnya demi kemajuan serta kemakmuran rakyat yang menentukan keberhasilan. Menurut Samuel P. Huntington dalam (Saputra, Harja. 2013) kesuksesan sebuah partai dalam memenangkan pemilu ketika mereka mampu beradaptasi dengan kondisi dan kebutuhan yang ada pada lingkungan.
 Perubahan zaman yang terus berjalan menuntut sebuah partai, baik partai baru maupun partai yang sudah lama berkarir untuk terus survive menghadapi kompleksitas tantangan yang muncul. Kemudian kerekatan yang dibangun partai dengan rakyat dimana partai mampu mendekatkan diri dengan berbagai kalangan masyarakat.Â
Kerekatan tersebut juga menjadi gerbang bagi partai untuk menyelaraskan kepentingan rakyat dengan partai. Terakhir yaitu berkaitan dengan penanaman nilai internal yang mana lebih mengarah kepada aktor-aktor partai. Aktor-aktor partai inilah yang menjadi wajah partai merebut suara, memproyeksikan kepentingan partai dengan kepentingan rakyat.Â
Point-point tersebut diyakini menjadi kunci sebuah partai memiliki kemungkinan besar memenangkan pemilu yang akan datang. Bukan seberapa lama pengalamannya, bukan seberapa kuat pendirinya, bukan seberapa banyak dana yang dimiliki, tetapi seberapa besar dedikasinya untuk kepentingan dan kemakmuran bangsa dan negara. Rakyat saat ini telah mampu menilai dan memilih yang baik dan tepat bagi dirinya, bangsa dan negaranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H