Mohon tunggu...
Arla Adella
Arla Adella Mohon Tunggu... Mahasiswa - from zero to hero

selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perlunya Transisi Energi Fosil ke Energi Terbarukan

3 Februari 2024   17:09 Diperbarui: 3 Februari 2024   17:13 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini terutama di Indonesia sedang menggencarkan tentang energi baru terbarukan. Jadi apa sih energi fosil itu? Dan apa yang dimaksud dengan energi terbarukan?  Jadi energi fosil merupakan sumber energi yang dapat habis dan tidak bisa kembali dalam generasi yang akan datang. Sumber energi fosil berasal dari tumbuhan dan hewan yang telah terkubur jutaan tahun. Contoh dari energi fosil yang masih menjadi sumber bahan bakar utama seperti batu bara, minyak bumi dan gas alam. Sedangkan  energi terbarukan adalah energi yang berasal dari alam yang jumlahnya tidak terbatas. Contoh energi terbarukan sinar matahari, air, gelombang laut, dan lain lainnya.

Jika Indonesia sedang menggencarkan energi baru terbarukan,mengapa hingga saat ini masih terdapat penggunaan energi fosil? Di Indonesia sendiri ketersediaan energi fosil masih sangat melimpah. Indonesia termasuk ke dalam negara yang memiliki cadangan batu bara tersebar di dunia. Selain itu energi fosil di Indonesia bisa dikatakan sebagai penggerak perekonomian. Hal ini karena konsumsi energi fosil dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia memiliki hubungan yang erat pada tingkat pendapatan bruto lebih tinggi yang ummunya berhubungan dengan akses dan keterjangakauan listrik lebih baik. Dengan adanya keterjangkauan listrik yang baik maka dapat mendorong ekonomi dan dapat menghasilkan peningkatan efisiensi kerja di berbagai bidang. Contoh saat menggunakan hp atau laptop tentunya membutuhkan listrik untuk dapat mengisi baterai, jika dalam keadaan kosong kemungkinan pekerjakan yang akan dilakukan akan terhambat sehingga dapat menurunkan aktivitas seseorang. Bayangkan ini baru permasalahan hp atau lapop saja. Bagimana jika ini terjadi disuatu desa yang tidak memiliki jangkauan listrik? Tentunya akan berdampak besar bukan?. Hal hal yang membuat Indonesia masih mengandalkan energi fosil masih terbatasnya pilihan lain dan energi fosil harganya lebih terjangkau dan dapat digunakan 24 jam sedangkan  energi terbarukan harus bergantung pada kondisi alam, contoh seperti PLTS.

Jika penggunaan energi fosil terus menerus digunakan maka dapat meningkatkan efek rumah kaca. efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu di bumi menjadi hangat atau bahkan menjadi panas. Gas gas di atmosfer dapat menangkap panas matahari yang biasa di sebut dengan GRK (Gas Rumah Kaca). Gas yang termasuk dalam GRK ini meliputi karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (NO2), metana (CH4) dan Freon. Biasanya dalam keadaan normal sinar matahari yang diserap oleh permukaan bumi akan di pantulkan kembali ke atmosfer. Namun hal ini suhu bumi meningkat dari tahun ke tahun karena peningkatan emisi GRK yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil yang menyebabkan panas bumi yang seharusnya terpantul menjadi terperangkap di lapisan atmosfer. Selain itu penggunaan energi fosil juga dapat menyebabkan perubahan iklim dan bencana. Jika iklim berubah ubah akan berdampak pada gagal panen dan munculnya bencana seperti banjir, badai, dan longsor.  Seharusnya energi dapat mendukung kesejahteraan hidup manusia. Namun beriringan dengan tingginya emisi CO2 yang menyebabkan suhu dibumi meningkat, permukaan air laut naik, dan bisa berdampak pada kepunahan spesies. Tentunya juga akan lebih banyak resiko kesehatan yang akan terjadi pada masyarakat.

Sebenarnya tanpa disadari transisi energi fosil ke energi terbarukan dapat membuka banyak peluang seperti membuka lapangan perkerjaan, pertumbuhan ekonomi, perbaikan kualitas lingkungan, dan ketahanan energi. Energi terbarukan memang berfokus pada kualitas lingkungan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dapat membuka peluang peluang yang tentunya akan berdampak positif untuk masyakarat. Transisi energi terbarukan akan menurunkan emisi GRK dalam jangka panjang dan dapat memitigasi dalam dampak perubahan iklim. Jika emisi GRK turun, kualitas kesehatan akan lebih baik juga dari sebelumnya karena berkurangnya polusi udara.

Walaupun transisi energi dapat dilihat memiliki banyak dampak positif tetapi perlu adanya dukungan dari pihak pemerintah, masyarakat, pemuda atau mahasiswa dan lain lainnya. Misalnya dengan subsidi kendaraan bermotor listrik dan regulasi yang mendorong pemasangan solar panel atap sehingga setiap masyarakat dapat mengambil peran dalam transisi energi. Dapat juga berkolaborasi dengan masyarakat  melalui media sosial. Media sosial dapat menciptakan ruang komunitas dan organisasi yang dapat menjangkau lebih banyak orang. Sebagai contoh saat ini para mahasiswa di seluruh universitas yang ada di di Indonesia setiap kampus/universitasnya sudah memiliki komunitas atau organisasi bernama SRE (Society of renewable Energy). Komunitas/ organisasi kecil seperti ini dapat membawa agent of change di masyarakat karena konsep dan kebaruan transisi energi baru bisa dibilang berhasil ketika pengguaannya dan pemanfaatannya secara aktif dilakukan dari dan untuk masyarakat itu sendiri. Hal inim embuat trasnsisi energi memang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Jadi perlu adanya transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan guna menciptakan energi secara bersih dan ramah lingkungan.  

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun