Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... -

Kutipan Favorit: DIATAS BATU INI SAYA MELETAKAN PERADABAN ORANG PAPUA, SEKALIPUN ORANG MEMILIKI KEPANDAIAN TINGGI, AKAL BUDI DAN MARIFAT TETAPI TIDAK DAPAT MEMIMPIN BANGSA INI, BANGSA INI AKAN BANGKIT DAN MEMIMPIN DIRINYA SENDIRI.Pdt.I.S.Kijsne Wasior 25 Oktober 1925

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rekayasa Konflik Papua Sudah Kuno di HUT RI yang ke 66

16 Agustus 2011   14:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:43 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konflik Papua memang terbanyak dilakukan untuk kepentingan pengamanan aset Negara. Penciptaan konflik Papua tidak saja untuk kepentingan kekuasaan elit Jakarta dan jenderal perakus, tetapi untuk restorasi modal : KAPITALISME yang adalah ikon sumber segala konflik.

Papua Butuh Tindakan Nyata Pemerintah

Di usianya yang ke 66 tahun, tidak ada kebanggaan orang Papua berada dalam bingkai NKRI. Papua menjadi ikon sandiwara pemalsuan dan rekayasa, baik dari segi politik maupun pengembangunan ekonomi. Pemerintah jangan lagi membuat pemalsuan karena rakyat sudah sadar dengan gaya tipu muslihat pemerintah.

Cara-cara kolonisasi dalam menciptakan konflik rekayasa sudah basi. Jangan bawa tradisi mengibuli hukum dan keadilan yang sering terjadi pada kasus korupsi di Jakarta. Hendaknya jangan pola ini digiring ke Papua, terutama dalam upaya penyelesaian masalah Papua. Rakyat Papua butuh kemauan Jakarta membuka diri dalam menyelesaikan masalah Papua. Kami sudah cape dengan kanalisasi TPN OPM murahan yang dijalankan oleh Negara Indonesia.

Dalam pidato kenegaraan, Presiden Indonesia, DR. H. Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa penyelesaian Papua gunakan hati atau perasan saja. Untuk masalah Papua dibutuhkan hati nurani terlebih kasih sayang kepada orang Papua. Penyelesaian masalah Papua butuh keterbukaan dan kemauan pemerintah. Orang Papua senang sekali bila negara mau menyelesaikan masalah mereka. Gunakan hati nurani agar lebih jelas memandang masalah Papua dengan kesadaran dan akal sehat, agar dalam membangun usaha-usaha penyelesaian masalah Papua tidak lagi dengan rekayasa. Enam puluh enam tahun sekarang 17 Agustus 2011, di bulan suci kaum muslimin ini, saatnya Papua butuh tindakan nyata Pemerintah dan 'bukan hati saja' dalam menuntaskan masalah Papua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun