Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... -

Kutipan Favorit: DIATAS BATU INI SAYA MELETAKAN PERADABAN ORANG PAPUA, SEKALIPUN ORANG MEMILIKI KEPANDAIAN TINGGI, AKAL BUDI DAN MARIFAT TETAPI TIDAK DAPAT MEMIMPIN BANGSA INI, BANGSA INI AKAN BANGKIT DAN MEMIMPIN DIRINYA SENDIRI.Pdt.I.S.Kijsne Wasior 25 Oktober 1925

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Amerika Desak Indonesia Terkait Negara Federal Papua

1 Februari 2012   08:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:12 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tindakan Amerika bukan hal baru. Kalau Amerika prihatin dengan nasib Papua kenapa tragedi berdarah di areal freeport mereka tidak begitu lantang menyuarakannya, ada apa?. Seketika buruh menuntut upah sampai perusahaan freeport tutup, suara dari pihak AS sama sekali minim, hanya ada beberapa akhtivis tambang yang berjuang melaporkan pemberian uang freeport ke polisi kepada kehakiman AS.

Kok, seketika gugatan lembaga HAM Indonesia ( IHCS ) terhadap freeport di pengadilan negeri Jakarta Selatan diterima oleh hakim dan persidangan dinyatakan dilanjutkan. Arti penting dari gugatan tersebut bahwa freeport dan penguasa RI melawan hukum negara Indonesia. Indonesia mau tegakkan hukum atas freeport, tiba-tiba datang suara dari AS soal keprihatinan mereka atas aspirasi negara federal Papua. Maka itu, hindari gertakan Amerika, dan tetap menuju perbaikan Papua.

Situasi diatas, saya berkesimpulan bahwa desakan Amerika kepada Indonesia lebih kepada keharusan menangani Papua secara dialogis demi menghindari gejolak politik yang kian mengganggu investasi AS di Papua. Berikutnya, tameng persidangan kasus tokoh Papua menjadi alat ampuh untuk Amerika setiap hari menggoyahkan Indonesia agar masalah freeport harus berlaku kontrak karya dan bukan ketentuan hukum RI yang sudah mengalami perubahan.

Susilo Bambang Yudhoyono harus menyelesaikan masalah Papua dengan melaksanankan aspirasi yang sedang di upayakan. Pertemuan tokoh gereja yang tergabung dalam Persatuan Gereja-Gereja Indonesia ( PGGP ) hari ini ( Rabu, 1 Februari 2012 ) harus di tanggapi serius, karena disitulah suara kenabian orang Papua. Aspirasi orang Papua harus didengar, jangan tunggu desakan negara asing terhadap Papua saja baru pemerintah mau bergerak.

Dua Tulisan saya sebelum tulisan ini ( bandit freeport dan komnasham ) patut di baca untuk lebih memahami apa dibalik ini semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun