Mohon tunggu...
Arkies Apriyandi
Arkies Apriyandi Mohon Tunggu... -

Jejaka muda nan berbahaya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kontroversi hati FPI dalam mengkudeta Miss World

14 September 2013   21:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:53 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa Miss World begitu ditentang FPI?

Jika kita mencermati dari berbagai media mengenai alasan-alasan yang dikemukakan FPI, HMI, FUI, MUI, serta para pendukungnya (saya tidak tau apakah PKS termasuk) tentang penolakan Miss World maka ada beberapa point penting yang menjadi dasar penolakan mereka.


1. Miss World ajang yang cuma mempertontonkan keSEKSian wanita, dimana lekuk tubuh, kecantikan dan kemolekan dieksploitasi pada ajang tersebut. Ajang tersebut dikhawatirkan akan merusak moral bangsa ini.


2. Miss world bukan ajang yang tepat untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia, karena berdasarkan data-data yang ada, negara yang telah mengadakan Miss World justru mengalami penurunan jumlah wisatawan yang datang ke negara tersebut.


3. Miss World cuma ajang kapitalisasi yang bertujuan memasarkan produk kecantikan yang hanya berorientasi pada profit semata.


Setidaknya itulah 3 alasan utama yang sering diajukan mereka (termasuk beberapa penulis di kompasiana). Namun ada beberapa ketidakkonsistenan (atau memang selalu begitu ya?) yang ditunjukan FPI.


1. Miss World yang diadakan di Indonesia tidak terdapat kontes bikini, dan segala busana disesuaikan dengan budaya ketimuran Indonesia. Ini tentu membuat Miss World sebagai kontes kecantikan yang serupa dengan Miss Indonesia, Putri Solo, Abang None, atau miss-miss yang lainnya. Bukankah ini menunjukan Indonesia memiliki kedaulatan sehingga setiap event dari luar harus tunduk terhadap peraturan, ketentuan dan budaya Indonesia ? Sama seperti Real Madrid harus mengenakan jersey tanpa logo Bwin ketika bermain di Turki, dan Moto Gp tanpa umbrella girl dan champagne ketika balapan diadakan di Uni Emirat Arab begitu juga Miss World tanpa kontes bikini di Indonesia. Lalu jika Miss World 'setara' dengan ajang kecantikan yang lain, kenapa hanya Miss World yang ditentang? Akankah FPI juga menentang Miss Indonesia, putri Solo, ataupun Abang None juga jika mereka benar-benar tidak setuju dengan konsep kontes kecantikan? Disinilah letak kontroversi hati FPI, yang membuat kita bingung. Sebenarnya apa sih maunya FPI? Apa mungkin FPI cuma mau numpang nampang dan terkenal dengan menentang ajang kontes kecantikan internasional tetapi tidak menentang kontes kecantikan lokal? Sama seperti FPI yang jauh-jauh ngurusin prostitusi di Kendal tetapi prostitusi di Tanah Abang yang dekat dengan markas FPI tidak tersentuh. Membuat kita bertanya-tanya, Ada apa dengan mu FPI?


2. Beberapa penulis kompasiana mengemukakan data tentang penurunan jumlah wisatawan di negara yang telah mengadakan Miss World. Apakah benar Miss World mempengaruhi pariwisata suatu negara? Ya, memang ada pengaruhnya, entah besar atau kecil tergantung bagaimana cara mengemas kebudayaan, tempat wisata, dan kekuatan pariwisata negara tersebut kemudian ditampilkan dalam ajang Miss World. Tetapi terlalu naif jika mengklaim pariwisata suatu negara meningkat/menurun drastis hanya karena Miss World. Faktor pertumbuhan pariwisata dipengaruhi oleh tingkat keamanan suatu negara, promosi pariwisata itu sendiri, akses menuju pariwisata tersebut dan banyak faktor lain yang berpengaruh. Jadi jika suatu negara mengalami penurunan pariwisata setelah mengadakan Miss World, tentulah banyak faktor yang berperan. Lagipula adakah alasan real yang membuat wisatawan jadi enggan mengunjungi suatu negara yang baru mengadakan ajang Miss World?


3. Adakah sebuah event besar yang diadakan tanpa sponsor? Sepakbola, Badminton, Moto Gp, Konser Music dan event-event besar lainnya memiliki sponsor. Wajar jika Adidas, Nike menjadi sponsor sepakbola, Yonex menjadi sponsor Badminton, Yamaha menjadi sponsor tayangan Moto Gp di Indonesia. Karena inilah sebuah industri, ada perjanjian yang diharapkan saling menguntungkan. Jadi wajarlah jika produk kecantikan menjadi sponsor Miss World, kecuali jika Miss World disponsori oleh salah satu rumah judi atau jika produk kecantikan tersebut mengandung minyak babi. Right?


Salah satu lagi yang menjadi kontroversi hati adalah ketika FPI membawa spanduk menolak Win-Ht menjadi capres cawapres. Ini merupakan penolakan Miss World atau penolakan cawapres Ht ? Apakah penolakan Miss World hanya kedok penolakan Ht? Membuat mau tidak mau kita berpikir adakah Hidden Agenda yang dimiliki FPI?

Kabar terbaru FPI mengancam (terdengar tidak asing bukan) akan mensweeping hotel yang diduga tempat penginapan Miss World dan melemparinya dengan KECOA dan KOTORAN. FPI mengklaim ini tidak melanggar hukum, mungkin benar tidak melanggar hukum tetapi janganlah FPI melempari hotel tersebut dengan dirinya sendiri. :p

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun