Â
Konferensi internasional muslimah dilaksanakan sebagai wadah yang mempertemukan gagasan, dan pengalaman perempuan muslim dari seluruh dunia.
Menghadirkan 25 Tokoh Perempuan  Â
Â
Sehari sebelum perhelatan Silaturahmi Kerja Nasional (SILAKNAS) ICMI 2024, Majelis Pengurus Pusat ICMI Bidang Perempuan menggelar pertemuan yang melibatkan lebih dari 20 pembicara nasional dan internasional. Konferensi mendiskusikan peran perempuan yang siginfikan dalam pembangunan berkelanjutan  mencakup pendidikan, pangan, dan lingkungan.  Â
Ketua Panitia Pelaksana Muslim Women Conference Hanifah Husein menuturkan pentingnya kehadiran dan peran perempuan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Untuk itu, diharapkan, silaturahim ini dapat mendukung peningkatan partisipasi perempuan dalam pembangunan.
"Kami berharap, para peserta dapat menimba ilmu, dan berbagi pengalaman dari para narasumber untuk meningkatkan partisipasi kita sebagai perempuan dalam pembangunan nasional, " ujarnya dalam sesi laporan di International Conference of Muslim Women "Women and Sustainable Development", Jumat 13 Desember 2024, IPB International Convention Center, Bogor.
Selain itu, konferensi muslimah internasional ini juga diharapkan akan memberikan manfaat besar yang menghasilkan solusi konkret lewat penguatan solidaritas di antara para perempuan.
Agenda SDGs
Ketua Umum ICMI Arif Satria dalam pembukaan Muslim Women Conference memaparkan, Â perempuan memegang peranan penting, selain dalam membina keluarga, juga dalam berkontribusi pada spektrum pembangunan nasional, dan global yang lebih luas.
"Perempuan memegang peranan penting, tidak hanya dalam membina keluarga, juga dalam membentuk masyarakat untuk berkontribusi pada pembangunan nasional dan global," tandasnya  dalam sambutan konferensi.  Â
Pembangunan berkelanjutan, lanjut Ketum ICMI, tidak dapat dicapai tanpa partisipasi aktif perempuan di semua sektor. Laporan Sustainable Development Goals (SDGs) 2024 menunjukkan peran penting perempuan dalam membentuk target-target SDGs.
Pertama, dalam mengakhiri kemiskinan dan ketimpangan, perlu pendekatan luas yang memadukan sistem perlindungan sosial yang komprehensif, kebijakan ekonomi yang inklusif, investasi dalam modal manusia, langkah-langkah untuk mengatasi ketimpangan, dan ketahanan iklim, serta kerja sama dan kemitraan internasional.
Kedua, pendidikan. Memprioritaskan peningkatan pendanaan pendidikan, pelatihan guru, dan sekolah yang inklusif, dan mudah diakses merupakan langkah-langkah penting, dengan memanfaatkan teknologi, dan menjembatani kesenjangan digital demi mencapai akses yang adil terhadap pendidikan berkualitas.
Ketiga, pencapaian kesetaraan gender dengan menjamin perempuan memiliki kesempatan sama dalam pendidikan, pekerjaan, dan kepemimpinan. Pertanyaan selanjutnya ialah; bagaimana kita dapat memastikan perempuan memiliki akses sama terhadap sumber daya, dan peluang? Apa yang dapat kita lakukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perempuan berkembang, dan berkontribusi?
Pertanyaan pamungkasnya ialah bagaimana kita dapat melibatkan semua pemangku kepentingan, baik pria maupun wanita, dalam mendukung agenda ini? Untuk itu, Ketum Arif Satria menganggap, konferensi muslimah ini menjadi langkah penting dalam mengeksplorasi isu-isu di atas, dan menemukan solusi yang dapat ditindaklanjuti.
Konferensi muslimah internasional ini menghadirkan Sekretaris Jenderal ICMI Andi Yuliani Paris, Staf khusus Wakil Menteri Luar Negeri Dadi Krismantono, dan Deputi Pemenuhan Anak Kementerian Perempuan dan Perlindungan Anak Prabudianto Nursitepu.
Muslim Women Conference menampilkan tiga pembicara internasional yakni Rimjhim Gour dari India,Nursem Keskin Aksay dari Turki, dan Nur Khairah Abdul Rahim dari Singapura.
Adapun pembicara nasional antara lain Herawati Tarigan, Amany Lubis, Fatri Hayani, Monirah Jafar,Esa Nur Wahyuni, Ade Solihat,Enung Nurjanah,Tuty Mariani, Marlina Buamona,Nurhasanah Akmal, Zhakiah Joban,Nia Kurniati Syam, Shofia Amin,Wiwit Rahayu,Karsinah,Nirva Diana,Made Dwi Adnjani,Sita Acetylena, Cholida Hanum.Â
Konferensi pra-Silaknas ICMI ini menghadirkan moderator Farahdibha Tenrilemba,dan Lely Pelitasari Soebekty. Dalam konferensi juga diluncurkan bunga rampai tulisan para tokoh muslimah dari berbagai bidang dalam tajuk "Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan". Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H