Mohon tunggu...
Arkian Widi
Arkian Widi Mohon Tunggu... Freelancer - hello world

a wandering digital bedouin.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Dua Kalimat Pertama Langsung Memikat Ala Yanusa Nugroho

19 November 2023   11:33 Diperbarui: 19 November 2023   21:47 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya buka. Satu-dua kalimat, satu-dua halaman, kok engga asyik? Saya lempar," tandas sastrawan kawakan Yanusa Nugroho saat menyeleksi ratusan novel yang diserahkan Badan Bahasa kepadanya. Pak Yanusa cuma punya tenggat satu bulan.

Bangunkan Miliaran Sel Otak

Peraih Penghargaan Kesetiaan Berkarya (Kompas, 2011) ini menjadi salahsatu juri Penghargaan Sastra Kemendikbudristek Tahun 2023 Kategori Novel. Bagaimana cara dirinya mampu memilah ratusan karya sekaligus berhasil memenuhi deadline? Saya berupaya merangkum beberapa simpulan dari Pak Yanusa.   

Kerap dilibatkan Badan Bahasa menjadi juri dan instruktur, Pak Yanusa memiliki teknik membaca yang sederhana, hingga terbiasa menerapkan metode yang efektif dan efisien. Dia menuturkan, novel dianggap potensial bila dirinya bisa bertahan sampai 10 halaman. Dia simpan untuk nanti dibaca ulang. Lalu ia beranjak ke novel lainnya. Sedang untuk karya lain yang belum layak, dirinya berseloroh: 'sudah masuk ke neraka'. Pak Yanusa bicara kapasitas dirinya sebagai juri.    

"Karena saya akan marah sekali. Kalimat tidak jalan, kok berani menulis novel. Boleh ya saya ngomong begitu, karena kapasitas saya sebagai juri," ungkapnya dalam Sosialisasi Karya Pemenang dan Nomine Kategori Novel Penghargaan Sastra Kemendikbudristek Tahun 2023 , Kamis, 16 November 2023, Hotel Golden Boutique Kemayoran, Gunung Sahari, Jakarta Pusat.

Tak bisa dipungkiri memang kesan pertama begitu menggoda. Selanjutnya terserah Anda. Macam takarir terkenal sebuah iklan minyak wangi di era 90-an.  Bila pembaca sudah terpikat di satu kalimat hingga halaman pertama, antusiasme mereka selanjutnya sudah kita genggam.  

Sebenarnya tidak ada tip dan trik, sebut Pak Yanusa. Selama kita terjun dan konsisten, insting kreasi kita akan berjalan dengan sendiri. Kuncinya, bagaimana supaya sebuah karya berhasil membangunkan sekitar 100 miliaran sel saraf (neuron) di otak. Nah, lho.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)

Berikut ini beberapa simpulan pancingan dari Pak Yanusa yang bisa kita kembangkan:

  • Pertanyakan lagi

Kalau kita punya satu pernyataan A di mana orang sudah menerima sebagai pernyataan A, cobalah pertanyakan lagi. Contoh, "Dia anak rajin". Kalau kita tulis dengan: "Dia anak rajin?" Potensi pembaca sontak akan berpikir: dia rajin? Benarkah? Memang kenapa kalau dia rajin?, dan lain sebagainya

  • Gigitan kalimat pembuka    

Putu Wijaya selalu muncul dengan pembukaan yang luar biasa. "Waktu aku bangun, di sampingku ada bom".  Agak gelo, tapi itulah teknik Putu Wijaya. Cobalah kita crafting gaya khas sendiri, dengan terinspirasi dari suhu tanpa meniru plek ketiplek

  • Optimalkan kata kunci  

Apa yang langsung terlintas di benak kita begitu mendengar kata "merah"? Optimalkan, setidaknya ada 10 tema yang spontan muncul di kepala:, Google V, Lion Maru, MU, Netflix, rapor, stroberi, mawar, haid, amarah, darah,... Dari hanya satu  kata saja dapat menguak tabir pengalaman kita yang berbeda-beda. Itu juga yang dilatih dengan kecepatan dan ketepatan.

---

Jadi, pungkas Pak Yanusa, rasa penasaran itu yang harus kita bangun dari pembaca sejak awal.  Pertanyaan yang membuat kita seketika bergumam,  eh,  tunggu  dulu deh. Apa iya? Rasa penasaran harus muncul di awal untuk selanjutnya pembaca tergiring menuju theater of mind yang diciptakan penulis. Bagaimana membangun dua kalimat pertama langsung memikat mrupakan buah konsistensi  kita berlatih, berpikir, dan memikirkan ulang sesuatu. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun