Saya suka berburu barang bekas terutama buku dan mainan. Suatu kegiatan pria paruh baya  yang merawat jiwa nostalgianya. Pertimbangan  harga membuat saya memilih beli buku bekas. Yang asli ya, bukan bajakan. Â
Dari Toko Fisik ke Toko Online
Dulu, sebelum marak marketplace, saya sering mengunjungi toko buku bekas. Tipsnya satu. Jangan pernah menargetkan judul tertentu ketika ke toko buku seken.Â
Kita tidak pernah tahu harta karun yang bakal kita temukan di sana. Lagipula, bila kita mencari buku spesifik sedari awal, jika tersedia, penjual cenderung menaikkan harganya... hehehe
Namun, saran ini kurang relevan ketika kita berburu buku seken di marketplace. Fitur  filter pencarian memudahkan kita memperoleh barang secara spesifik, mulai judul buku, impor atau terjemahan, rentang harga, hingga diskon.Â
Tanpa harus keluar rumah, sambil leyeh-leyeh di kamar, kita bisa "mengunjungi" lebih dari tiga toko buku sekaligus.
Masukkan produk ke daftar keinginan (wishlist) bila belum bisa (biasanya karena kendala bujet :p) membeli barang tersebut.Â
Tapi, risikonya, produk incaran kita itu bisa sold out jika kalah gercep. Di situ muncul penyesalan. Apalagi jika buku incaran itu termasuk judul yang langka, baik di di pasaran buku seken maupun baru.Â
Silih berganti suka dan duka berburu buku impor seken di marketplace. Namun, kali ini saya ingin berbagi pengalaman menyenangkan bagi pemburu buku seken ekonomis seperti saya semringah selalu. Berikut tiga cerita di antaranya...
1. Buku klasik seken cukup ditebus ceban
Promo dan diskon memungkinkan kita memperoleh buku dengan harga spesial. Sudahlah dibanderoli murah, eh masih dapat diskon plus bebas ongkos pengiriman. Bukan dobel tapi tripple keuntungan kita raih.
Saya berhasil mendapatkan buku The Hobbit  50th Anniversary Edition, karya J.R.R. Tolkien, Unwin Paperbacks (1987) seharga Rp 25.000 dengan harga akhir cuma sepuluh ribu rupiah, dan sudah termasuk free ongkir.Â
Berkat voucher diskon Rp 20 ribu (tanpa minimum pembelian) ditambah promo bebas ongkir (juga tanpa minimum pembelian).
2. Buku Impor Seken Tapi Masih Disegel Baru Â
Saya membeli buku The Road karya Cormac McCarthy, Vintage (2006). Tersemat informasi produk original, berbahasa Inggris, dan kondisi bekas.Â
Toko itu memajang foto produk amatir dan agak buram. Tak apa, saya malah khawatir kalau foto produknya too good to be true. Apalagi kalau ada keterangan "repro" sebagai eufemisme istilah "bajakan". Â
Tapi, ya itulah, kita bertransaksi secara daring itu berdasarkan trust dan reputasi toko. Langsung saja saya check out tanpa pikir panjang, daripada keduluan pembeli lain. Mengingat judul ini lumayan sulit dicari. Apalagi harganya murmer, cuma Rp 30.000.-Â
Siapa nyana, paket datang dengan kondisi yang di luar ekspektasi saya. Ternyata buku masih disegel, kondisi baru dengan sudut di tiap lembar kertas yang masih runcing.Â
Hanya saja sebagian kertas  ada bercak kuning karena penyimpanan.  Tapi secara keseluruhan, cukup memuaskan!
3. Pesan buku klasik terbitan baru, dapat terbitan lebih lawasÂ
Saya pesan buku The Catcher in the Rye karya J.D. Salinger terbitan Little Brown Books  (1991).  Sekali lagi, buku pesanan datang bersama realitas yang melonjak dari ekpektasi saya.Â
Memang betul, buku yang saya terima itu sesuai judul dan pengarangnya. Orisinil dan berbahasa Inggris.Â
Tapi buku yang saya genggam ini bukanlah seperti yang tampak di foto produk, melainkan terbitan yang lebih lawas yakni The Catcher in The Rye oleh J.D. Salinger terbitan Penguin Books (1963). Â Â
Tidak  masalah, sih. Justru saya merasa seperti kejatuhan durian runtuh. Pesan buku impor bekas terbitan lawas, eh dapatnya buku impor seken terbitan yang lebih klasik. Tentu nilai bukunya jauh lebih tinggi.   Â
==============
Begitulah, sekelumit pengalaman ajaib saya membeli buku impor seken di marketplace. Ada juga pengalaman yang kurang enak, tapi kok saya enggan membagikannya, ya. Heuheu..Â
Akhir kata, seiring seringnnya kita berbelanja secara online, Â bertambah pula pengetahuan kita menjadi konsumen yang cerdas supaya pengalaman berbelanja lebih berkesan. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H