Mohon tunggu...
Aan widiatman
Aan widiatman Mohon Tunggu... Freelancer - sedang menanti The Mandalorian Season 2

a digital bedouin.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memangnya Apa yang Bisa Dipelajari dari Masjumi?

17 Maret 2014   19:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:50 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13950325031904711885

[caption id="attachment_315953" align="alignleft" width="430" caption="Judul: Belajar dari Partai Masjumi | Penulis: Artawijaya | Penerbit: Pustaka Al Kautsar, Februari 2014 | sumber foto: hidayatullah.com"][/caption]

Apa yang bisa dipelajari, dari partai yang baru lima tahun berdiri mampu menjadi tiga besar partai politik di pemilu paling demokratis dalam sejarah Indonesia?



Apa yang bisa dipelajari, dari partai yang pernah merapatkan barisan seluruh elemen umat dalam satu rumah? Apa yang bisa dipelajari, dari partai yang para tokohnya ada yang  seumur hidup mengontrak rumah dan harus mengafankan anaknya dengan taplak dan kelambu, ada yang berkemeja tambalan dan menolak dana taktis haknya setelah menjabat, dan ada yang bersedia memenuhi permintaan terakhir para rival politik yang dulu menzaliminya?

Apa yang bisa dipelajari, dari partai yang para motor penggeraknya luwes meladeni serangan kanan dan kiri, lewat argumen dan tulisan telak namun tetap dalam kesantunan? Apa yang bisa dipelajari, dari partai yang menjawab keraguan agama tidak bisa beriringan politik? Apa yang bisa dipelajari, dari partai yang risalah-risalah perjuangannya banyak menjadi referensi dunia?

Majelis Sjura Muslimin Indonesia (Masjumi) adalah partai yang bermanifesto perjuangan tegas dan jelas membawa identitas dan berbasis massa yang kuat.  Ia disegani sekaligus ditakuti, karena isinya kaum religius yang update perkembangan global. Masjumi menunjukkan, demokrasi  sekadar alat bukan tujuan. Hal ini tercermin dari kesederhanaan pribadi dan konsistensi para tokohnya hingga akhir hayat.

Maka itu, Partai Masjumi bersedia mengalah untuk menang (1945-1960). Rela, nrimo dan legowo demi kepentingan yang lebih besar, dengan tetap melanjutkan perjuangan gigih dan sabar meski bukan di jalur politik praktis. Jadi, masih bertanya apa yang bisa dipelajari dari Masjumi? Bacalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun