Mohon tunggu...
Aan widiatman
Aan widiatman Mohon Tunggu... Freelancer - sedang menanti The Mandalorian Season 2

a digital bedouin.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

[Resensi] Guru Sejati Hasyim Asy'ari: Pesantren Pusat Perjuangan

19 Juni 2014   18:15 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:07 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengajak hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bukannya tanpa perhitungan yang matang. Semangat muda meluap diselip amarah meletup kerap berakibat gerak jadi tak elok, cenderung ceroboh, lalu masuklah ke perangkap.

14031517241934513257
14031517241934513257

Semangat memang penting, apalah masa depan jika pemuda tak bergelora. Tapi, jangan grasa-grusu. perlu adu cerdik, pas pasang rencana strategis. Karena, alih-alih menggunakan tangannya, musuh memanfaatkan keringat dan darah saudara-saudara kita sendiri .


Di tengah komersialisasi yang menyeruak di dunia pendidikan hari ini, Mbah Hasyim mengingatkan, bahwa kita harus kembali ke garis besar perjuangan. Institusi pendidikan yang sinergis antara teori dan praktek. pusat dinamika umat, wadah penggemblengan generasi berkarakter dan mandiri, inkubasi kegiatan ekonomi dan penempa jiwa kewirausahaan, hingga siap bergabung bersama masyarakat, berkontribusi.


Akhirnya, revolusi dimulai dari diri sendiri, untuk selanjutnya menginspirasi sekitar dan bertambah. Dalam keterbatasan, Guru Hasyim menjadikan pesantren pusat perjuangan. Rumah arqam  juga hanya sebuah rumah sederhana, namun dari sana keluar kader sekaliber para sahabat. ini bukan soal menang atau kalah. Kita tak akan pernah tahu upaya kita akan berhasil atau tidak. Tapi kita telah benar-benar tahu, bahwa berjuang itu adalah kewajiban. Kita bisa saja memilih duduk di pojokan nyaman. Tapi, pantaskah kita pilah-pilih, sementara Kanjeng Nabi pun berjibaku terjun melaju?



==============================



Judul buku    :  Guru Sejati Hasyim Asy’ari: Pendiri Pesantren Tebu Ireng yang Mengakhiri                                                                     Era Kejayaa Kebo Ireng dan Kebo Kicak

Penulis          :  Masyamsul Huda

Penerbit         :  Pustaka Inspira, Jakarta

Cetakan         :  I, Maret 2014

Tebal             :  270 Halaman

ISBN              :  978-602-97066-6-6

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun