Mohon tunggu...
Jingga Kelana
Jingga Kelana Mohon Tunggu... Arkeolog -

Lulusan Program Studi Arkeologi, FIB Udayana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gandrung Sewu dan Wastranya

2 Oktober 2017   22:20 Diperbarui: 2 Oktober 2017   22:25 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Latihan bersama di Stadion Diponegoro, Banyuwangi. Dok. Arif.

Kakawin gubahan Prapanca itu menyebut wilayah ujung timur Jawa dengan dua nama, yaitu Blambangan dan Wirabhumi dikuasai oleh Nagarawarddhani (yang bergelar Bhre Wirabhumi). Ia merupakan keponakan Hayam Wuruk yang kemudian diperistri anaknya, yaitu Bhre Wirabhumi. Titi Surti Nastiti mengatakan, Brheatau Brha i/Paduka Bhattara adalah gelar penguasa daerah yang biasanya dipegang oleh keluarga terdekat raja. Berdasarkan data tekstual tersebut dapat disimpulkan bahwa laki-laki maupun perempuan memiliki hak yang sama, bahkan status kedudukan perempuan dapat lebih tinggi.

Sejarah telah membuktikan, perempuan dari dulu hingga sekarang perannya dipandang sangat penting di Bhumi Blambangan atau Banyuwangi. Gandrung Sewu dan wastranya yang terikat kuat di badan perempuan dapat dijadikan sebagai alat pengingat. Mengapa sejak Semi hingga kini Tari Gandrung selalu diperankan oleh perempuan? Sebab, perempuan merupakan asal dari semua yang hidup.Ia tidak hanya melahirkan dan memelihara manusia, tetapi juga alam semesta. Maka dari itu, semoga Tari Gandrung bersama entitasnya yang perempuan itu tetap membumi seperti sedia kala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun