Lengkan Arkelaus Lomboan & Jelita Mallangi Matippanna
Manusia memiliki  indera yang di karuniakan oleh Tuhan, alat indera pada manusia disebut juga dengan "Panca Indra", karena manusia dibekali dengan lima indera, yakni indera penglihatan (Mata), Indera perabah (Kulit), Indera pengecap (Lidah), indera pembau (Hidung), dan indera pendengar (Telinga). Indera pada manusia merupakan sistem fisiologi dalam tubuh manusia untuk mengenali, merasakan, dan merespon terhadap serangkaian stimulus secara fisik (Wikipedia). Setiap Indera yang kita miliki memiliki kebutuhannya masing-masing yang harus kita penuhi.
Banyak cara kita bisa mendengarkan Firman Tuhan, antara lain melalui Kotbah di gereja, penginjilan secara pribadi, melalui lagu-lagu rohani yang liriknya tentang Firman Tuhan dan pengagungan akan Tuhan dan sebagainya. Dan pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Musik dan misi penginilan yang sangat berkaitan dengan salah satu indera yang manusia miliki, yaitu indera pendengar (Telinga). Seperti yang terdapat didalam kebenaran Firman Tuhan "Roma 10:17-18 Â Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi."Â
Musik Rohani tidak dapat di pisahkan dari orang Kristen, karena Musik Rohani/Gereja adalah suatu bagian didalam liturgi atau tatacara beribadah kita orang Kristen. Sangat banyak sekali ayat-ayat didalam Alkitab yang menyeruhkan kepada kita untuk memuji Tuhan dengan lagu puji-pujian kepada Tuhan yang diiringi oleh alat-alat musik. Pada saat Daud memainkan kecapinya maka Raja Saul memperoleh ketenangan dan roh jahat yang mengganggunya pun pergi. Artinya kuasa puji-pujian kepada Tuhan melalui vocal dan suara yang dihasilkan oleh alat-alat musik sangat berkuasa hingga dapat mengusir roh jahat dan member ketenangan kepada orang yang mendengarnya.
Tahun 2019 awal hingga saat artikel ini di tulis, seluruh dunia sedang menghadapi sebuah krisis kesehatan yaitu Pandemi Covid 19 atau yang kita sebut dengan Corona Virus. Dimana virus yang sangat berbahaya ini bayak memakan korban jiwa karena penularannya yang sangat cepat, yang menjadi korban dari semua golongan, tua dan muda, kaya dan miskin, orang percaya kepada Tuhan maupun yang tidak percaya, bahkan Hamba-hamba Tuhan terkenal sekalipun menjadi korban dari Virus yang sangat berbahayan ini. Terjadi PHK karyawan besar-besaran, kegiatan-kegiatan masyarakat bayak di tiadakan. Bahkan kegiatan keagamaan dari semua agama pun dengan terpaksa di tiadakan secara tatap muka.
Disinilah iman kekeristenan kita di uji, gereja di tuntut untuk kreatif melayani jemaat-jemaat Tuhan yang di percayakan agar makanan Rohani (Firman Tuhan) itu tetap bisa dinikmati oleh anak-anak Tuhan dari rumah mereka masing-masing. Ini merupakan suatu hal yang baru, dimana sebelumnya kita sangat menikmati pujian dan penyembahan kepada Tuhan di gereja serta pertemuan-pertemuan jemaat dari rumah ke rumah. Namun di masa pandemi kita dipaksa harus beribadah dari rumah masing-masing dengan suasana yang sangat berbeda pada saat kita beribadah secara tatap muka.
Namun disinilah gereja dan terutama para pelayan-pelayan Tuhan di tuntut untuk kreatif melayani jemaat-jemaat Tuhan dengan makanan rohani yang segar. Dengan media-media online seperti Facebook, Youtube, Instagram, Zoom meating, dan lain-lain dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh gereja untuk melayani jemaat-jemaat Tuhan. Ibadah-ibadah online dari setiap gereja di seluruh dunia dapat kita ikuti.
Pada saat ini kita akan membahas kusus tentang musik gereja sebagai media pekabaran injil di masa pandemi. Selain hal-hal negatif yang kita hadapi di era masa Pandemi Covid 19. Kita juga menemukan hal-hal positif di balik semuanya ini, kita yakini kalau Tuhan izinkan terjadinya pandemi ini, tuhan pasti memiliki agenda yang luar biasa di balik semuanya agar kemuliaan Tuhan di nyatakan di seluruh dunia.
Adapun dampak Positif bagi pelayanan musik gereja di masa pandemi ini yang kami hadapi adalah:
1. Ide-ide Kreatif yang bermunculan
Dalam pelayanan kami melayani Tuhan di masa Pandemi, kami akui banyak hal-hal baru yang kami pelajari, terutama pengetahuan tentang multimedia straming. Dimana awalnya kami tidak mengerti caranya menggunakan softwere-softwere editing seperti adobe Premiere, Filmora, Photoshop,FL Studio, Â pengoprasian kamera, OBS, Vmix dan lain-lainnya. Namun pada masa pandemi kami pun di paksa oleh keadaan pandemi untuk mempelajari hal-hal yang menurut kami baru hingga ide-ide untuk mengcover lagu pun bermunculan. Seandainya tidak terjadi pandemi, mungkin hingga saat ini kami tidak akan tahu cara menggunakan perangkat-prangkat tersebut.
2. Tersebar hingga ke ujung Dunia
Di zaman informasi yang tidak terbatas saat ini dan hampir seluruh dunia sudah tersentuh dengan yang namanya Internet, ini lebih memudahkan kita untuk misi pekabaran injil. Salah seorang pemimpin gereja bernama Craig Cabaniss mengatakan bahwa, "Apakah anda di rumah, di mobil, di toko, di restoran, bahkan di pom bensin kita selalu dikelilingi oleh media. Kita tidak bisa lepas dari media. Media sudah menjadi atmosfir kedua kita." Â Ini juga yang kami rasakan selama melayani Tuhan di masa Pandemi, di mana sebelumnya kami hanya terbatas melayani di sekitar kami yang dapat kami jangkau dengan tatap muka, namun dengan adanya sosial media pasa masa pandemi ini pelayanan kami pun menjadi lebih luas. Ibadah online yang kami adakan memiliki ribuan mata yang menyaksikan di Youtube dan ratusan di Facebook. Di mana biasanya kami hanya dapat menjangkau 30-50 Jiwa setiap kali beribada sebelum pandemi dan lagu rohani yang kami cover pun di download dan didengarkan berulang kali bahkan hingga di luar negeri. Banyak pesan-pesan yang masuk kepada kami yang mengatakan mereka sangat di berkati dengan setiap lagu puji-pujian yang kami cover dan ibadah online yang kami adakan.
Selain hal-hal positif yang kami jumpai, ada juga beberapa kendala yang kami temui pada saat melayani secara online di masa pandemi Covid 19 ini, antara lain:
1. Jaringan Internet yang terbatas.Â
Di dalam pelayanan kami kepada Tuhan, hal inilah yang kami hadapi karena kami melayani di daerah yang sering mengalami gangguan jaringan Internet. Ibadah Live online yang sering terputus, kecepatan internet yang lambat, dan tidak semua tempat di daerah kami yang terjangkau oleh Internet. Sehingga membuat konten ibadah yang kami lakukan tidak dapat di nikmati dengan maksimal oleh Jemaat-jemaat Tuhan yang beribadah dan mendengarkan pelayanan musik Rohani yang kami persiapkan
2. Gaptek (Gagap Teknologi)
Tidak dapat dipungkiri bagi sebagian orang internet adalah suatu hal yang baru dan sangat sulit untuk bisa mengikuti perkembangan internet dan sosial media, terutama bagi jemaat-jemaat Tuhan yang memiliki usia lanjut dan yang berdomisili di daerah pelosok yang belum di jangkau oleh internet. Ini yang menjadi salah satu kendala kami dalam pelayanan online di daerah kalimantan.
3. Perlatan yang relatif mahal
Untuk menunjang pelayanan online tidak terlepas dari peralatan-peralatan yang di gunakan, mulai dari perangkat keras hingga perangkat lunak original. Untuk bisa menyajikan Visual dan audio yang baik harus di dukung juga dengan perangkat yang baik. Dimana pada saat masuk di masa pandemi peralatan-peralatan dan softwere yang kami butuhkan mendadak menjadi lebih mahal. Seperti Laptop, camera, Soundcard, dan jenis-jenis softwere lainnya. Ada beberapa yang dapat kami jangkau namun ada juga yang masih kami doakan hingga saat ini belum kami miliki.
4. Royalti
Mungkin bagi sebagian Gereja dan konten kreator Rohani, adsense Youtubu adalah salah satu pemasukan untuk menunjang palayanan mereka. Dimana telah dikeluarkan aturan oleh Youtube dan pencipta-pencipta lagi rohani mendaftarkan karya mereka untuk memperoleh pemasukan dari setiap lagu-lagu mereka yang di mainkan oleh oranglain, termasuk gereja dalam ibadah online. Hal ini membuat pemasukan gereja dan konten kreator rohani tidak dapat memperoleh pendapatan dari setiap Video yang di tayangkan di Youtube. Inilah yang menjadi keluhan dari beberapa rekan konten kreator Rohani untuk berkarya dan melayani Tuhan secara online di masa pandemi karena peralatan yang dibutuhkan sangat mahal.
Pandemi Covid 19 memang sangat mempengaruhi dunia saat ini. Meskipun dengan keterbatasan kita untuk melayani Tuhan, namun Tuhan yang kita sembah senantiasa memberikan hikmat kepada untuk terus dapat melayanin Dia dan berjanji akan senantiasa menyertai kita. Pasti banyak sekali pro dan kontra tentang ibadah online dan lagu-lagu rohani yang di sajikan di sosial media. Namun terlepas dari semuanya itu injil keselamatan semakin di sebarkan hingga keujung dunia seperti yang diprintahkan Tuhan Yesus kristus dalam amanat agungNya
Injil Matius 28:19-20 "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H