Mohon tunggu...
Arke
Arke Mohon Tunggu... karyawan swasta -

2 + 2 = 5

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Markonah Diaries

1 Juli 2016   20:43 Diperbarui: 1 Juli 2016   20:57 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar koleksi pribadi

"Wokeh... Who's that the next Romlah yang somplak?". Tanyaku bersemangat.

"Rab, Arke, Barry Prima atau siapapun nama ente. Sebagai kompi yang cerdas ane berhatsil nyusup ke propil doi. Ane nemuin sebuah file berisi catetan catetan doi yang ternyata adalah pengikut setia kegendhengan ente. Mau ane share sama ente?". Aku terhenyak, ingusku tak sengaja tertelan. Mataku melotot penuh tanda tanya, lalu aku kembali tenang setenang air jamban ketika sepi pengunjung.

Layar berwarna kusam pada monitor cembung kompiku menyala redup, sebuah file muncul disertai foto seorang wanita dengan nickname Markonah@somplak.ko.it.

==Dear arke yang gendheng tapi ganteng, aku tahu kau tidak mengenalku, tapi aku sangat mengenalmu. Aku adalah patahan patahan ranting kering yang menanti turunnya hujan. Aku adalah jiwa yang hampa oleh berbagai kenangan pahit di masa lalu. Tanpa sengaja aku menemukanmu, menemukan kesamaan di antara kita. Walaupun kita belum pernah berjumpa, aku selalu merasa kita sudah pernah hidup bersama entah di kehidupan kapan. Dan kini setelah dua tahun lebih mengikuti kesomplakanmu, timbul rasa suka yang kemudian menggandeng rasa cinta dan sayang.

 Ketika semuanya tentang dirimu, cintaku tak lagi bisa terbendung, rinduku tak lagi bisa tertampung, dan rasa cemburuku sudah tidak bisa ditolerir lagi. Ketahuilah, aku adalah Markonahmu. Markonah yang berwajah pasaran, berpikir sederhana, dan selalu tertawa manakala aku dilamar oleh kata kata sombong. Dan kesombongan itu tak aku temukan dalam dirimu, sampai dengan saat aku menunggumu, aku hanya bisa menemukan kesederhanaanmu yang sangat sangat sederhana. Semoga aku tidak akan berjumpa dengan sebuah kekosongan belaka==

Aku menjelepok dengan mulut ternganga, takjil yang belum sempat tertelan jatuh ke lantai. Si embekpun mengeuarkan sura biip biiiiip.... Layar menjadi gelap, dan akhirnya kompiku off. ..

Salam kereria...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun