Kisah sebelumnya: http://www.kompasiana.com/arke801/markonah-dan-problemnya_573a9a9f0d97730105033b85
Sengat mentari yang mulai memanasi jagat seperti melumerkan aspal jalanan yang membelah kampung 'antigusur' yang ditempati Markonah. Sepanjang jalan Markonah tidak bisa diam, sementara tangan kanan terus memuntir gas motor tangan kiri Markonah tak henti hentinya membetulkan letak kutangnya karena terburu buru saat meninggalkan rumah sehingga Markonah lupa untuk mencangkolkan kancing kutangnya sebelah kiri. Sesampainya si sebuah jalan Markonah menghentikan motornya, matanya yang belok menatap tajam pada seonggok gumpalan benda aneh yang mengeluarkan asap di tengah jalan. Dengan laju motor dijalankan perlahan Markonah melewati benda misterius tersebut. Sekira jangkauan satu meter Markonah tertawa kecil sembari berucap, "hufft, rupanya ada ranjau darat menyaru kotoran kerbau untuk menjebak perjalananku ini". Rupanya Markonah kegeeran dengan kotoran kerbau di tengah jalan dan membuatnya bersu'udzon ria tanpa sadar, bener bener somplak!
Di satu tempat Markonah kembali berhenti, kali ini ia melihat seseorang yang sangat ia kenal. Orang tersebut adalah lelaki setengah buaya, eh setengah baya. Namanya Agil alias Arab Gila. Agil terkejut ketika mendapati dirinya yang tengah jalan jalan siang dipepet oleh pengendara motor dengan helm fullface menutupi seluruh kepalanya. Agil sempat berfikir dia akan dibegal, namun kemudian Agil bisa bernafas lega ketika si pengendara motor membuka kaca helm cakilnya dan menyapanya, "kooong! Where have you been? I miss you tauk!".
"Heh? Kaukah itu Konah?! Amanjiiiing... Bener bener sebuah kebetulan yang mengagetkanku" Dihampirinya Markonah lalu dijabat erat tangannya seperti ia menjabat tangan calon bupati.
"Mau kemana kong?". Tanya Markonah kemudian.
"Ah, aku? Aku mau ke warteg 'pokoke madhang' di sudut jalan sono, mau sarapan". Jawab Agil sambil tak henti hentinya berucap syukur dalam hati bahwa Markonah pasti akan mentraktirnya ke warteg.
"Ayuk barengan kong sama saya, kebetulan ada yang ingin saya bicarakan sama kong Agil. Ntar saya yang traktir deh, kebetulan saya juga belum sarapan". Mendengar ucapan Markonah rasanya si Agil ingin berjingkrak lalu salto dan melakukan joget Cesar disambung Gangnam style, harapannya untuk makan gratis di warteg akhirnya terkabul. Amanjiiiing!
Tanpa basa basi dan tanpa tahu malu Agil segera naik ke jok motor di belakang Markonah dan langsung melingkarkan tangannya ke pinggang Markonah yang dibalas makian panjang pendek oleh Markonah.
"Aduh kong, meluknya jangan kencang kencang dong, ntar saya gak konsen mengemudinya". Gerutu Markonah yang dijawab dengan tawa terbahak Agil, keduanya segera meluncur ke warteg 'pokoke madhang' yang memang menjadi warteg terbaik versi majalah 'Tegals Daily'.
Setelah menghabiskan menu sarapan, Markonah masih menunggu Agil yang masih lahap menjilati tulang ikan kakap yang disantapnya. Setelah Agil menyelesaikan makan barulah Markonah mulai bertanya.
"Kong... Kok tumben sampeyan gak bareng Dupret?". Agil mengerenyitkan keningnya sesaat karena tidak menyangka akan ditanya seperti itu.