Mohon tunggu...
Arke
Arke Mohon Tunggu... karyawan swasta -

2 + 2 = 5

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Politisi dan Nazar Bodong

12 April 2016   18:39 Diperbarui: 12 April 2016   19:42 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Gambar koleksi pribadi"][/caption]By: Arke. SpOG.

Masih ingat dengan nazar atau kaulnya Anas Urbaningrum beberapa tahun yang lalu? Kaul yang diucapkan olehnya adalah "Gantung saya di Monas jika saya korupsi satu rupiah saja!". Nazar yang terucap dari mulut politisi partai Demokrat tersebut saat dimintai keterangan oleh wartawan terkait dugaan kasus korupsi mega proyek Hambalang tidak pernah terwujud dan dilakukan sampai dengan doi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dan akhirnya dijebloskan ke penjara karena terbukti ikut menikmati duit hasil korupsi berjamaah yang menggegerkan dan tentunya memalukan. Dan sepertinya nazar seperti itu sudah menjadi hal yang biasa saja bahkan umum dan seperti sah sah saja diucapkan terutama oleh politisi yang memang sudah memiliki imej esok sempak sore cawet. Dan nyatanya? Taraaaa.... Nazar yang terucap cuma nazar bodong alias omong kosong!

Adalagi nazar dari seorang artis di saat pilpres 2014 kemarin yang berani mengatakan jika Jokowi jadi Presiden doi akan memotong kelaminnya alias sunat untuk kedua kalinya alias ngerapiin bentuk helmnya. Wah! Meski bukan termasuk politisi, sang artis yang selama pilpres mendukung salah satu capres yang kalah seharusnya mikir kedua atau ketiga bahkan lebih baik mikir ke seratus kali sebelum mengucap nazar koplak macam begitu, yang ujung ujungnya bodong alias nol. Mungkin karena merasa keceplosan atau malu karena nazarnya gak dilaksanakan, doi pun pernah berujar bahwa ucapan nazarnya adalah tidak benar dan cuma dibesar besarkan netizen saja (kalo besar burungnya hanya bini dan mantan nya yang tahu ya). Saat sekarang doi kembali bikin heboh dengan berani maju untuk menjadi calon pemimpin Jakarta plus dengan ucapan kontroversialnya, namun tiada nazar yang terucap lagi dari mulut doi.

Dan yang terbaru kembali datang dari seorang politisi, kali ini dari politisi partai Gerindra yang bernama Habiburokhman. Sebelumnya, Habiburokhman mencuit bahwa dirinya akan terjun dari Monas jika KTP dukungan untuk Ahok memenuhi minimum persyaratan yang jumlahnya 532.213 salinan.

"Saya berani terjun bebas dari Puncak Monas kalau KTP dukung Ahok beneran cukup untuk nyalon. #KTPdukungAhokcumaomdo???" tulis Habiburokhman.

Saya yakin nazar doi sama saja dengan nazar kedua orang yang saya ulas di atas, sama sama NAZAR BODONG BELAKA. Kok yo ra kapok.... Payah!

 

Salam Kereria...

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun