Sebelum membaca ini pastikan bahwa anda lebih pintar dari seorang anak SD, karena di butuhkan pikiran dingin dan terbuka // open minded // Polemik beberapa hari ini ialah mendekati akhir tahun kebhinekaan lagi-lagi dan lagi di hancurkan oleh oknum-oknum yang mengatas namakan agama bahkan mengatasnamakan tentang toleransi yang sesungguhnya.
Yang patut di sayangkan di sini ialah maraknya pesan atau broadcast dan status yang bisa merusak kebhinekhaan itu sendiri karena mereka berkoar-koar di media sosial tanpa henti.
Tapi tanpa mereka sadari media sosial tersebut merayakan natal, karena memang seperti halnya facebook,instagram dan whatsapp mereka satu divisi di bawah facebook itu sendiri yang notabene CEO nya adalah orang yang merayakan natal itu sendiri lalu beralih ke laman yang di gunakan setiap hari untuk mencari laman yang di gunakan untuk jalur navigasi dan handphone berbasis android yang menyelamatkan hidup banyak orang dan menghancurkan hidup banyak orang tersebut.
Sistem operasinya di kendalikan penuh google di bawah divisi alphabet inch, yang notabene CEO nya adalah orang yang merayakan natal itu sendiri.
Berkaca ke hal-hal mudah dan di tiap hari setiap perabotan dan baju semua itu produk impor karena indonesia belum mampu memproduksi dengan kualitas yang sama dan bersaing harga di pasaran karena terbentur legalitas dan pengakuan dari warganya sendiri yang lebih memilih merk ternama dan terkenal seperti Apple untuk di pamerkan
Budaya pamer itu sendiri mereka tidak sadari karena di anggap lumrah dan pelumrahan tersebutlah yang selama ini suka salah kaprah apa yang tidak baik di nilai baik karena memang sudah terbiasa.
Lalu balik lagi ke indahnya natal tadi, di sana adanya kedamaian nah itu intinya kumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat apa bedanya dengan agama-agama lain yang mempunyai hal yang sama di lakukan setiap tahunnya?Â
Ucapan selamat natal di permasalahkan hingga katanya menggadaikan iman tapi tahukah anda? Bahwa selama ini anda melakukan hal bodoh yang teramat bodoh. Contoh kasus chocholicius yg sok mau ngetrend dengan menolak hal2 kecil seperti selamat natal tersebut untuk di jadikan hiasan di kuenya.
Pembeli : jadi semua berapa mbakÂ
Penjual : 120ribu masÂ
Pembeli : boleh di kasih tulisan Selamat Natal gak mbak.Â
Penjual : oh toko kita gak bisa ngasih tulisan selamat natal mas, soalnya agama kami tidak memperbolehkan,Â
Pembeli : tidak boleh ngasih tulisan apa mbak?
Penjual : Selamat Natal
Pembeli : terimakasih, selamat natal
Nah tanpa di sadari anda saja mengatakan hal demikian, selamat natal dan broadcast-broadcast anda pun juga selamat natal, jangan katakan selamat natal tapi anda mengatakan selamat natal lalu yang bodoh siapa kalo memang tidak boleh mengatakan selamat natal ya bilangnya harusnya giniÂ
Broadcast Message : di beritahukan kepada saudara2 seiman dan sekeyakinan bahwasanya hanya mengingatkan larangan untuk mengucapkan selamat hari raya ke orang yang berbeda keyakinan dengan kita kerena bagimu agamamu dan bagiku agamaku, serta hormati orangnya dengan tidak mengkata-katai, dan menolaklah dengan halus apabila di ajak merayakan.
Nah kalo gitu kan masih adem, dan benar malah memprovokasi dengan mengikutsertakan ucapan selamat natal di larang dan blablabla malah ya // salah kaprah // tolong lain kali di fikirkan ya saudara-saudara sekalian, saya di sini juga netral tak membela kaum pro maupun kontra karena sayapun menghargai saudara-saudara saya semuanya kalau pas hari raya satunya saya juga menjalin silahturahmi dengan baik.
Kalo pas natalan seperti ini juga saya ke rumah teman-teman saya yang sedang merayakan dengan niat baik berkunjung tanpa harus mengucapkan 'selamat natal' dengan lantang toh mereka tak mengharapkan hal seperti itu karena mereka bukan pengemis -ngemis ucapan selamat natal, hangatnya kebersamaan dan kedekatan silahturahmi itu penting bukan dengan mengkata-katai satu sama lain.
Mereka tidak butuh ucapan selamat natal darimu, maka simpanlah dalam diamu
Jangan di katakan di sosial media dengan koar-koar tanpa henti seperti itu
Karena sesungguhnya kalian juga yang malah memperkeruh dan menyinggung kaum yang lain
Lalu untuk tambahan belajarlah untuk tidak terlalu di butakan oleh sesuatu karena hati nurani harusnya bekerja bagi sesama manusia, jangan terlalu fanatik terhadap sesuatu dan jangan mempercayai broadcast dan segala macam berita yang selalu tendensius dan menyudutkan satu pihak lain, karena belum tentu benar adanya.
Belajarlah menjadi orang yang baik dengan baik ke orang lain, maka kamu akan baik di mata orang lain, jika sebaliknya ya sama saja, dan terakhir selamat berdamai dengan diri kalian sendiri, semoga bisa menilai apa kesalahan dan kesilapan yang terjadi, dan untuk yang sedang merayakan natal selamat merayakan, semoga selalu dalam kehangatan dan apapun yang kalian percayai.
Jangan suka berkecil hati walaupun minoritas dan jangan membenci mereka yang mayoritas karena tak semuanya begitu hanya oknum-oknum dan organsisasi2 tertentu yang kadang salah paham dengan kalian, karena bagaimanapun tak ada pribumi dan non-pribumi tak ada minoritas dan mayoritas karena semua sama, sama-sama warga negara indonesia.
Arka Ardhyansah
25 Desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H