Mohon tunggu...
Arkan Hadyansyah
Arkan Hadyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Hobi saya mengedit sama bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

5 Tips agar Bisa Membaca Kitab Kuning

15 Desember 2022   11:30 Diperbarui: 15 Desember 2022   11:32 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Kali ini saya akan menjelaskan bagaimana caranya agar bisa membaca Kitab Kuning. Tetapi sebelumnya kalian tahu ga nih apa itu Kitab Kuning?. Kitab kuning adalah kitab yang dibuat atau dikarang oleh Ulama’ yang berisikan berbagai macam ilmu. Di dalam Kitab Kuning ditulis menggunakan Bahasa Arab. Karena ulama pada zaman dahulu beliau memperoleh ilmu dari gurunya dengan Bahasa Arab yang berada di Timur Tengah dan biasanya kitab itu ditulis dengan kertas yang berwarna kuning makanya dinamakan Kitab Kuning. Nah, bagaimana cara membacanya simak penjelasan sebagai berikut.

1. Hafalkan Kosakata Bahasa Arab

Kalian wajib hafalkan kosakata bahasa arab terlebih dahulu untuk bias membaca Kitab Kuning. Karena semua kitab kuning itu ditulis dengan bahasa arab. Kalian bias tahu kosa kata bahasa arab dengan cara membuka kamus, atau dengan terjemahan kitab itu, atau dengan bertanya kepada teman kalian. Atau kalian bisa ikut belajar kursus bahasa arab.

2. Pelajari ilmu Nahwu dan Shorof

Setelah menghafal kosakata bahasa arab, kalian wajib banget untuk belajar ilmu nahwu dan ilmu shorof. Ada pepatah yang mengatakan “shorof itu ibunya ilmu dan nahwu itu bapaknya”. Jadi harus dipelajari keduanya tidak cukup jika kalian hanya belajar satu ilmu dari kedua ilmu tersebut.

Ngomongin ilmu nahwu, kalian tahu ga nih apa itu ilmu nahwu?. Ilmu nahwu itu ilmu yang mempelajari perubahan akhir kata bahasa arab. Biasanya ilmu nahwu itu hanya melihat akhir kata dari bahasa arab apakah dibaca fahtah, dhommah, kasrah, atau sukun? Semua itu dibahas di dalam ilmu nahwu. Kalian bisa belajar ilmu nahwu dengan guru kalian sendiri yang sudah ahli dalam ilmu nawhu. Biasanya kitab yang digunakan untuk mempelajari ilmu nahwu itu berbagai macam salah satunya ada Al Jurumiyah, ada Al Amrithy, dan ada juga Alfiyah Ibnu Malik. Semua kitab tersebut sudah terkenal dikalangan pesantren dan mempunyai tingkat kesulitan tersendiri. Biasanya kalau seorang yang baru mengenal ilmu nahwu itu yang dipelajari kitab Al Jurumiyah, karena kitab tersebut adalah kitab dasar untuk mengetahui ilmu nahwu. Kemudian kalau tingkat menengah ada Kitab Al ‘Amrithy. Kalau kitab ini menggunakan bait-bait syair. Kemudian yang paling tinggi Alfiyah Ibnu Malik yang mencapai 1002 bait.

Selanjutnya ada ilmu shorof, ilmu shorof sendiri lebih mempelajari ke bentuk pada kata tersebut dan perubahan kata tersebut dari kata satu ke kata yang lain. Biasanya kitab dasar yang mempelajari ilmu shorof itu menggunakan kitab Amtsilati Tashrifiyyah, ada juga Al Maqsud dan lain sebagainya. Gimana nih kalian udah pernah belajar kitab diatas apa belum?

3. Hafalkan pelajaran yang sudah dipelajari

Setelah kalian sudah mempelajari ilmu nahwu dan shorof, kalian wajib banget hafalin walaupun kalian ga paham. Apapun penjelasan dari guru ditulis dan dihafalkan walaupun belum paham. Nanti insya Allah setelah kalian hafal maka akan faham sendiri. Jadi kalian hafalin semua qoidah-qoidah yang ada didalam ilmu nahwu dan shorof. Jangan lupa kalau ada yang tidak tahu tanyakan kepada guru kalian atau teman kalian yang lebih tahu tentang ilmu nahwu dan shorof.

4. Sorogan

Mungkin buat kang santri dan mbak santri sudah tahu apa itu sorogan?. Sorogan itu metode pembelajaran yang ada di pesantren yang mana seorang murid langung membacakan kitab didepan gurunya. Sementara guru mendengarkan dan mengoreksi apa yang disampaikan oleh muridnya. Biasanya seorang murid disuruh latihan membaca kitab kuning didepan gurunya bukan hanya membaca saja, tetapi harus dijelaskan juga maksud yang terkandung dalam kitab tersebut. Apabila ada kesalahan dari murid, maka guru akan membenarkan kesalahan dari murid. Kurang lebih begitu. Kalian pernah ga nih belajar dengan metode sorogan?

5. Perbanyak do’a dan usaha

Yang terakhir ini adalah yang paling penting. Semua tips diatas tidak akan berhasil jika kalian tidak mau berdo’a dan berusaha. Do’a tanpa usaha akan percuma. Begitu pula usaha tanpa do’a akan sia-sia. Kita harus yakin bahwa yang memberi kita ilmu, yang membuat kita bisa membaca kitab kuning itu bukan guru kita, bukan teman kita tetapi Allah SWT. Dengan kalian perbanyak do’a dan usaha kita insya Allah kalian akan bisa dengan cepat bisa membaca kitab kuning.

Terima kasih untuk teman-teman semua yang telah membaca tulisan singkat ini, semoga kita selalu diberi kesemangatan dalam belajar. Amiinn. Tetap semangat dan jangan menyerah karena menyerah itu hanya milik orang-orang lemah. Syukron Katsiron....

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun