Masyarakat Ibu Kota Jakarta kini dihadapkan dengan masalah serius, yaitu memburuknya kualitas udara. Mendapatkan kualitas udara yang baik adalah aspek vital dalam kehidupan seluruh makhluk hidup termasuk manusia, akan tetapi kualitas udara di Jakarta menunjukan aspek yang mengkhawatirkan akibat pencemaran udara.
Berdasarkan pemantauan dari situs pengukuran Indeks Kualitas Udara (AQI) pada tanggal 14 April 2024 pukul 15.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di kota Jakarta berada di urutan ke-3 disusul dengan kota Bandung ke-2 dan kota Tangerang Selatan ke-1. Kota Jakarta berada di angka 63 dengan polusi udara PM 2.5 dan nilai konsentrasi polutan 18 mikrogram per meter kubik. Hasil tersebut memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya tidak sehat bagi kelompok sensitif karena dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif. “Tiga-perempat dari dampak polusi udara terhadap angka harapan hidup global berasal dari enam negara, Bangladesh, India, Pakistan, Tiongkok, Nigeria, dan Indonesia, di mana orang-orang kehilangan satu hingga lebih dari enam tahun usia hidup mereka karena udara yang mereka hirup,” kata Michael Greenstone, pendiri riset AQLI bersama rekan-rekannya dari Institut Kebijakan Energi (EPIC) Universitas Chicago dalam laporan yang dirilis pada Selasa (29/8).
Faktor-Faktor Penyebab Polusi Udara di Jakarta
1. Kendaraan Bermotor
Jakarta, sebagai salah satu kota dengan tingkat kepemilikan kendaraan pribadi tertinggi di dunia, setiap tahunnya jumlah kendaraan bermotor meningkat dengan cepat. Dengan makin banyaknya kendaraan di jalan semakin tinggi juga angka kemacetan lalu lintas setiap harinya yang menyebabkan tingginya emisi gas buang dari setiap kendaraan seperti Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Dioksida (NO2).
2. Kegiatan Industri
Kegiatan industri juga berperan besardalam pencemaran udara di Jakarta. Pertumbuhan industri yang pesat menyebabkan emisi buang dari pabrik-pabrik, sektor manufaktur dan konstruksi, dan fasilitas industri lainnya semakin meningkatkan angka polusi udara di Jakarta.
3. Kondisi Sanitasi yang Buruk
Kondisi sanitasi yang buruk, seperti pengolahn limbah industri dan rumah tangga yang tidak memadai turut menyumbang penyebab polusi udara di Jakarta. Sistem pengolahan dan pembuangan yang tidak baik bisa menghasilkan emisi gas beracun seperti gas metana dan hidrogen sulfida.
4. Pembakaran Limbah
Pembakaran sampah terbuka dan pembakaran limbah organik di area perkotaan Jakarta merupakan sumber utama polutan udara seperti sulfur dioksida (SO2) dan partikel-partikel organik yang berbahaya.
Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan Masyarakat
1. Gangguan Saluran Pernapasan
Paparan polutan yang terus menerus dirasakan manusia seperti partikel-partikel halus dan gas-gas beracun dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan. Penyakit ini cukup serius seperti asma, bronkitis, dan infeksi saluran pernapasan atas dan bawah karena menghambat kerja organ vital pada manusia.
2. Kanker
Partikel-partikel halus dan senyawa kimia berbahaya dapat meningkatkan resiko kanker. Paparan kronis terhadap polutasn dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya mutasi sel tubuh mengakibatkan munculnya kanker paru-paru dan kanker lainnya.
3. Gangguan Neurologis
Paparan polusi udara juga dapat berdampak pada sistem saraf, menyebabkan gangguan neurologis seperti penurunan fungsi kognitif, gangguan perkembangan pada anak-anak, dan peningkatan risiko penyakit Alzheimer dan Parkinson.
4. Efek pada Kehamilan
Wanita hamil yang terpapar polusi udara memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi kehamilan seperti bayi lahir prematur, berat badan lahir rendah, dan kelahiran cacat bawaan.
Upaya Penanggulangan Polusi Udara
1. Pengendalian Emisi Kendaraan Bermotor
Mengimplementasikan kebijakan pengendalian emisi kendaraan bermotor, seperti uji emisi berkala dan promosi kendaraan listrik dapat membantu mengurangi jumlah polusi yang dilepaskan oleh hasil pembuangan kendaraan.
2. Mendorong Masyarakat Menggunakan Transportasi Publik
Mendorong Masyarakat untuk menggunakan transportasi publik karena lebih efisien dan ramah lingkungan. Selain itu memperluas infrastruktur transportasi berkelanjutan seperti jalur sepeda dan trotoar, dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan dan mengurangi polusi udara.
3. Pengelolaan Limbah yang Lebih Baik
Mengurangi praktik pembakaran sampah terbuka dan meningkatkan sistem pengelolaan limbah yang efisien dan ramah lingkungan dapat mengurangi emisi polutan udara dari sumber-sumber tersebut. Didukung juga dengan pengawasan pemerintah dalam mengawasi sistem pengelolaan limbah industri agar lebih ramah lingkungan.
4. Penanaman Pohon dan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau
Meningkatkan penanaman pohon dan penciptaan ruang terbuka hijau di perkotaan dapat membantu menyerap polutan di udara serta meningkatkan kualitas udara dan kesehatan Masyarakat di Jakarta.
Polusi udara merupakan masalah serius yang mengancam kesehatan masyarakat Jakarta. Faktor-faktor seperti kendaraan bermotor, kegiatan industri, kondisi sanitasi yang buruk dan pembakaran limbah penyebab utama polusi udara di kota Jakarta. Dampaknya terhadap kesehatan manusia sangatlah besar, dengan meningkatnya risiko penyakit pernapasan, kanker, gangguan neurologis, dan gangguan pada ibu hamil.
Meskipun dihadapkan dengan tantangan yang cukup besar, pemerintah dan masyarakat Jakarta telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah polusi udara ini. Melalui langkah-langkah seperti pengendalian emisi kendaraan bermotor, mendorong masyarakat menggunakan transportasi publik, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan penanaman pohon dan penyediaan ruang terbuka hijau diharapkan dapat meningkatkan kualitas udara di Jakarta dan memberikan lingkungan yang lebih sehat bagi semua penduduknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H