Mohon tunggu...
Arkan Alexei Andrei
Arkan Alexei Andrei Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMA Labschool Jakarta 2021

Antusias mengenai rekayasa buatan, ekonomi, serta memajukan negara.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cina, Negara Superpower yang Layak Dicontoh

20 Oktober 2020   08:00 Diperbarui: 20 Oktober 2020   08:30 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara harfiah, OBOR bisa diterjemahkan menjadi "Satu Sabuk Satu Jalan" dimana sabuk merujuk pada rute transportasi darat seperti kereta api/mobil dan jalan merujuk pada rute transportasi laut. Dengan OBOR, Cina membangun infrastruktur di wilayah-wilayah yang kurang mampu namun strategis untuk memfasilitasi rute perdagangan dunia. 

Cakupan OBOR untuk rute darat serta laut / maritimenews.id
Cakupan OBOR untuk rute darat serta laut / maritimenews.id

Contohnya Sri Lanka dimana letak geografisnya tepat ditengah Samudera Hindia. Karena itu, Sri Lanka merupakan salah satu kunci untuk rute laut yang mengandalkan perjalanan melewati samudera terbesar ke-3 tersebut. Pada tahun 2017, Cina mengusulkan untuk membangun pelabuhan Hambantota di Sri Lanka. 

Intinya, Cina akan membiayakan konstruksi awal, Sri Lanka dapat pelabuhan baru yang diharapkan akan mendukung ekonominya, dan kelihatannya seperti simbiosis mutualisme. 

Tanpa disadari, atau mungkin diprediksikan oleh Cina, pemerintah Sri Lanka tidak bisa membiayai secara penuh. Alhasil hanya satu tahun kemudian, kedua negara tersebut menyetujui untuk memberikan bagian selatan pelabuhan Hambantota ke perusahaan Cina serta 292 juta dolar AS untuk menutupi sebagian investasi awal sebesar 1,12 miliar dolar AS yang diguyurkan.

Spekulasi wilayah OBOR untuk rute laut/ timesofindia.indiatimes.com
Spekulasi wilayah OBOR untuk rute laut/ timesofindia.indiatimes.com

Tentunya bukan Sri Lanka saja yang berpotensi mengalami krisis tersebut. Kirgistan, Maladewa, Laos, Pakistan, Venezuela, hanya merupakan sebagian dari daftar negara yang bisa menghadapi krisis hutang di masa depan.

Tapi tunggu dulu, kegagalan manajemen fiskal negara-negara diatas bukanlah salah Cina. Prinsip utama dari strategi OBOR adalah membangun dunia serta ekonominya bersamaan dengan kepentingan nasional. 

Jika negara-negara yang memegang kunci jalur perdagangan sukses, maka secara automatis ekonomi Cina juga menaik. Yang harusnya disalahkan adalah mengapa dengan berbagai contoh perangkap hutang di dunia, masih ada saja negara yang jatuh ke perangkap tersebut. Dengan manajemen fiskal yang baik, infrastruktur yang dibuat tersebut justru akan saling menguntungkan kedua pihak.

Dibandingkan dengan menginstalasi negara boneka, menteror rakyat negara lain, atau menghisap sumber daya alam, strategi seperti OBOR adalah yang harusnya negara superpower patut laksanakan.

Kembali ke Indonesia. Proyek kereta super cepat Jakarta-Bandung juga merupakan salah satu investasi yang Cina danai. Proyek 80 triliun Rupiah tersebut dibiayai sekitar 75% oleh Bank Pembangunan Cina dengan suku bunga pinjaman tetap dalam jangka waktu 40 tahun. Dengan investasi yang besar, perusahaan kereta api Cina akan memegang saham mayoritas dan hanya menyisihkan 30% untuk PT Wijaya Karya (WIKA).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun