Mohon tunggu...
Arkan Paradise
Arkan Paradise Mohon Tunggu... Jurnalis - mahasiswa

INGSUN IR'17

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diplomasi Umar bin Khattab dalam Memilih Penggantinya

2 November 2019   17:39 Diperbarui: 2 November 2019   17:41 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Umar bin Khattab adalah salah satu sahabat nabi muhammad SAW yang sangat setia kepada beliau. dahulunya umar adalah kaum kafir yang sangat menentang islam, tetapi setelah luluh hati dan imannya oleh nabi muhammad SAW umar masuk islam. postur badan yang besar dan wajah yang sangar membuat umar sangat ditakuti. yang dulunya sangat membenci islam tapi umar berbalik membela islam dan melawan kau quraisy.

umar bin khattab adalah khalifah kedua setelah wafatnya raulullah SAW dan khalifah pertama yaitu abu bakar ash shiddiq.  dalam diplomasi umar bin khattab, beliau menggunakannya dalam memilih penggantinya. sebelum beliau wafat, umar menegaskan bahwa khalifah yang akan dipilih selanjutnya harus berbuat baik kepada siapau dan tidak pandang bulu entah itu orang yahudi atau kristen sekalipun. dan berpesan agar sepesepuluh zakat dari suku arab untuk dibagikan ke orang tidak mampu atau orang-orang miskin.

dalam kepemimpinanya menggunakan sistem demokrasi yang sangat mengedepankan kepentingan dan pendapat rakyat. contohnya dalam pengangkatan pejabat-pejabat, beliau sama sekali tidak mengambil dari keluarganya untuk dijadikan pejabat. tetapi beliau lebih memilih rakyat yang cerdas dan pintar terutama dalam bidangnya masing-masing.

terutama dalam memilih penggantinya, umar tidak ingin memilih secara langsung tetapi lebih ingin memajukan dan megedepankan sistem demokrasi. sehingga pada saat ini banyak negara barat yang menganut sistem demokrasi umar bin khattab. umar bin khattab memilih sitem demokrasi seperti ini untuk memilih penggantinya terbukti bahwa beliau tidak langsung memilih orang yang akan menggantikannya.

umar hanya menggunakan sistem nominasi dalam hal tersebut, karena umar sendiri mengatakan bahwa beliau tidak ingin menunjuk penggantinya, umar ingin seperti nabi. dan beliau juga mengikuti jejak khalifah abu bakar untuk memilih beberapa orang untuk nominasi. dan kalaupun beliau menunjuk seseorang, tidak sembarangan orang beliau pilih. beliau memilih yang memenuhi syarat sebagai pemimpin yaitu: berilmu, adil, mampu, tidak cacat indera dan fisik yang menyebabkan akal pikirannya terganggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun