Pasar tradisional merupakan salah satu elemen penting dalam dinamika ekonomi masyarakat di Indonesia. Salah satu pasar yang menarik perhatian adalah Pasar Punden Sari yang terletak di Desa Gunung Sari. Pasar ini memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi budaya, tata niaga, hingga kontribusinya terhadap pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Artikel ini bertujuan untuk mengulas keunikan Pasar Punden Sari sebagai sebuah ruang ekonomi yang tak hanya bertumpu pada transaksi, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai budaya dan tradisi. Â
Pasar Punden Sari didirikan atau gelar punden sari pada pasar tradisional ini di berikan pada tanggal 7 April 2019, sebagai pasar rakyat yang tumbuh dari tradisi lokal. Nama "Punden" merujuk pada situs punden berundak yang ada di sekitar area pasar, yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat. Pasar ini awalnya hanya diadakan setiap Selasa Kliwon sesuai penanggalan Jawa, namun seiring waktu, hari operasionalnya menjadi hari Minggu dan di mana pada hari tersebut masyarakat cenderung menghabiskan waktunya untuk berlibur dan bersantai.
Pasar Punden Sari mempraktikkan sistem tawar-menawar yang khas, di mana nilai kesepakatan antara pembeli dan penjual seringkali melibatkan rasa saling menghormati. Dalam proses ini, sering kali ditemukan adanya "harga berkah" sebagai bentuk kesepakatan harga yang dianggap membawa keberuntungan dan dalam bertransaksi nya pun juga unik, yaitu dengan menggunakan sebilah bambu yang sudah di tandai dengan warna yang merujuk pada sebuah nilai mata uang, misalnya bambu berwarna kuning itu senilai dengan uang lima ribu, bambu ungu senila dengan sepuluh ribu dan lain sebagainya dan untuk bertransaksi dengan cara tersebut pertama kali kita harus menukarkan uang dengan bambu tersebut untuk menjadi alat transaksi, dan jika tidak ingin bertransaksi menggunakan cara tersebut, kita kuga dapat bertransaksi dengan uang seperti biasanya dan bahkan menggunakan transaksi berbentuk tidak langsung atau online.
 Keberadaan punden berundak di dekat pasar membuatnya menjadi tempat yang unik. Sebelum pasar dibuka, masyarakat sering mengadakan upacara kecil untuk memohon berkah kepada leluhur. Hal ini menciptakan suasana sakral yang membedakan Pasar Punden Sari dari pasar tradisional lainnya. Â
Â
  Pasar ini menjadi tempat berkumpulnya berbagai produk lokal khas Desa Gunung Sari, seperti kerajinan bambu, hingga kuliner tradisional seperti tiwul dan jadah, tempe keripik, krupuk porang, dawet, dan masih banyak lagi. Keanekaragaman produk ini mencerminkan potensi UMKM yang ada di desa tersebut. Â
  Meski bersifat tradisional, para pedagang di Pasar Punden Sari mulai mengadopsi teknologi sederhana seperti pembayaran digital dan pemasaran online. Langkah ini membantu mereka menjangkau pasar yang lebih luas tanpa meninggalkan identitas tradisionalnya. Â
 Strategi Pengembangan UMKM Melalui Pasar Punden sari
1. Pelatihan Kewirausahaan
  Pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat juga turut serta memberikan pelatihan bagi pedagang, seperti pengelolaan keuangan, pengemasan produk, dan strategi pemasaran. Â
2. Promosi Pasar Wisata
  Pasar Punden Sari juga dipromosikan sebagai destinasi wisata budaya. Wisatawan dapat menikmati suasana pasar tradisional sekaligus belajar tentang adat istiadat setempat dan pada setiap pasar punden sari di buka juga akan menyuguhkan hiburan hiburan tradisional seperti pertujukan kuda lumping, reog bahkan hiburan moderen pun juga ada.
3. Kolaborasi Antar UMKM Â
  Pasar ini menjadi platform bagi UMKM lokal untuk berkolaborasi, seperti membuat paket produk bersama yang menarik minat konsumen. Â
4. Peningkatan Infrastruktur
  Untuk mendukung aktivitas ekonomi, pemerintah desa telah membangun infrastruktur yang memadai seperti tempat parkir, toilet umum.