Mohon tunggu...
Arka Dhairyo
Arka Dhairyo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Hanya Penonton

Everyone feels right in their own POV. And here I am. Just watching

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Katanya "Kebenaran"

8 April 2024   13:19 Diperbarui: 8 April 2024   14:29 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata mereka, manusia hakikat nya ada untuk mencari kebenaran. Di dunia ini tidak ada yang jelas. Mereka semua merasa benar di sudut pandang masing masing. Mengecap orang lain salah karena berbeda.

Menutup mata, tutup telinga, tutup mulut atas sebuah kesalahan. Menjadi buta, tuli, bisu seakan tak tau. Tak mau mengakui apa yang salah. Merasa benar melakukan hal yang salah. Merasa salah melakukan hal yang benar.

Manusia memahat citra sesuai standarnya. Jual beli kebenaran di media sosial. Kebenaran dan keadilan hanya ada untuk mereka yang berwenang. Kata-kata yang manipulatif membohongi kita semua. Membohongi perspektif tentang kebenaran.

Jangan sekali-kali mepercayai mereka yang menjual air mata di media sosial. Menutupi atau membenarkan kesalahan mereka dengan perkataan semanis minuman berkarbonasi. Semua orang hanya saling membohongi, tanpa tau kebenaran. Mereka semua penipu dan mungkin aku juga begitu.

Yang berkata "Keadilan harus ditegakkan!". Bukannya mencari kebenaran, mereka malah mencari pembenaran. Karena mereka merasa benar di matanya. Entah kapan keadilan bisa ditegakkan.

Pada akhirnya. Yang tersisa di dunia ini bukan kebenaran, tapi pembenaran. Kita tak tau apa itu kebenaran. Kita tak dapat temukan kebenaran. Kita tak pantas dapatkan kebenaran. Mulai hari ini kita semua mati rasa. Atas hal yang katanya 'kebenaran'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun