Kata mereka, manusia hakikat nya ada untuk mencari kebenaran. Di dunia ini tidak ada yang jelas. Mereka semua merasa benar di sudut pandang masing masing. Mengecap orang lain salah karena berbeda.
Menutup mata, tutup telinga, tutup mulut atas sebuah kesalahan. Menjadi buta, tuli, bisu seakan tak tau. Tak mau mengakui apa yang salah. Merasa benar melakukan hal yang salah. Merasa salah melakukan hal yang benar.
Manusia memahat citra sesuai standarnya. Jual beli kebenaran di media sosial. Kebenaran dan keadilan hanya ada untuk mereka yang berwenang. Kata-kata yang manipulatif membohongi kita semua. Membohongi perspektif tentang kebenaran.
Jangan sekali-kali mepercayai mereka yang menjual air mata di media sosial. Menutupi atau membenarkan kesalahan mereka dengan perkataan semanis minuman berkarbonasi. Semua orang hanya saling membohongi, tanpa tau kebenaran. Mereka semua penipu dan mungkin aku juga begitu.
Yang berkata "Keadilan harus ditegakkan!". Bukannya mencari kebenaran, mereka malah mencari pembenaran. Karena mereka merasa benar di matanya. Entah kapan keadilan bisa ditegakkan.
Pada akhirnya. Yang tersisa di dunia ini bukan kebenaran, tapi pembenaran. Kita tak tau apa itu kebenaran. Kita tak dapat temukan kebenaran. Kita tak pantas dapatkan kebenaran. Mulai hari ini kita semua mati rasa. Atas hal yang katanya 'kebenaran'.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H