Mohon tunggu...
arkaan daffa
arkaan daffa Mohon Tunggu... Seniman - Ada

Pelajar dengan segala keingintahuannya tentang sejarah, budaya, dan bahasa dunia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Review Buku 'Ibunda' Karya Maxim Gorky Yang Dianggap Sebagai Karya Sastra Genre Realisme Sosialis Pertama di Dunia

26 November 2020   00:25 Diperbarui: 26 November 2020   12:20 1638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibunda (мать) merupakan karya dari penulis rusia kenamaan bernama Maxim Gorky (Максим Горький) , dengan nama asli yaitu Aleksei Maksimovich Peshkov (Алексей Максимович Пешков) pada tahun 1906 dalam Bahasa inggris dan dipublikasikan dengan Bahasa Rusia pada tahun 1907. Latar belakang dari penulisan novel Ibunda oleh Maxim Gorky tidak lain sebagai pemberi semangat bagi para revolusioner proletar di kekaisaran Rusia yang gagal dalam melancarkan revolusinya pada tahun 1905. Kejadian ini lah yang mengilhami seorang Maxim Gorky untuk mengerjakan salah satu karya yang dianggap terbaik miliknya. Keberadaan Genre sosialis realisme tidak pernah ada dan terklasifikasi sebelum novel ibunda ini hadir. Dikarenakan dalam kerangka teori marxisme, estetika penulisan dari sudut pandang terkhusus terhadap seni tidak dapat ditemukan pola dan teorinya. Genre sosialis realisme hanya dibuat sebagai refleksi dari latar novel yang mengandung nilai – nilai atau propaganda sosialis atau marxisme. Sosialis realisme baru didefiniskan secara utuh oleh Uni Soviet dan para penulis realis di Rusia pasca kemenangan revolusioner dan juga novel Ibunda dari maxim gorky mengudara. Menurut Rufus W. Mathewson , seorang pakar literatur Rusia di amerika menyatakan bahwa “sosialis realisme di Rusia lebih tepat dikatakan sebagai Romantisme Sosialis, dikarenakan dalam setiap novel Sosialis Realisme , penulis selalu berupaya menceritakan dan mengagungkan ideologi serta nilai – nilai dari Sosialis itu sendiri”. Terlepas dari definisi yang masih diperdebatkan. Sosialis realisme memang memiliki ciri khas yang unik dan berbeda dari genre novel lainnya. Kesedihan,ketertindasan, ketidak adilan & fakta umum masyarakat yang memilukan selalu mewarnai genre dari sosialis realisme ini sendiri.

Revolusioner 

Revolusioner menurut KBBI ialah cenderung menghendaki perubahan secara menyeluruh dan dasar /fundamental. Tentu kita setuju bahwa inti dari karya Ibu ini ialah menceritakan tentang semangat revolusioner yang dilakukan oleh Pavel , Ibunya dan teman – temannya untuk menuntut keadilan dan hak para pekerja di pabrik. Banyak sekali kutipan – kutipan dan plot cerita yang mengindikasikan semangat revolusioner tersebut.semangat revolusioner juga bisa dikatakan sebagai harga mati dan satu – satunya jalan yang harus ditempuh agar hak para pekerja dan kehidupan masyarakat secara umum dapat terpenuhi dan diperhatikan. Dalam novel Ibunda, pavel pernah berkata kepada Andrey : ”Let us assume that she loves you, too–I do not think so, but let us assume it. Well, you get married. An interesting union–the intellectual

"with the workingman! Children come along you will have to work all by yourself and very hard. Your life will become the ordinary life of a struggle for a piece of bread and a shelter for yourself and children. For the cause, you will become nonexistent, both of you!

"mari kita mengamsumsikan bahwa dia memang mencintai mu, hmm..walaupun aku tidak berpikir demian, tapi marilah kita asumsikan hal itu. Okay kamu meniokah. Serikat yang menarik antara intelektual dan pekerja ! anak akan mejadi alasan bagimu untuk kerja keras,hidup mu akan mejadi biasa – biasa saja. Mengeluh oleh hal itu itu saja untuk dirimu & anak mu. Dan akhirnya eksistensi akan dirimu tidak berarti di dunia ini". (242).

 Pavel menegaskan bahwa pernikahan dapat merusak impian dari seseorang menjadi seseorang yang tidak eksis (ada). Termasuk menjadi alasan mengapa Pavel belum mau menikahi Sashenka dikarenakan mereka berpikir jika menikah maka revolusi pun tidak akan pernah ada. Jika menikah mereka hanya akan bekerja lebih giat lagi untuk dapat menafkahi istri , anak & membayar biaya sewa apartemen. Semangat revolusioner inilah yang diperlihatkan oleh sang penulis agar kita tetap fokus terhadap satu tujuan yaitu terciptanya revolusi dan mengkesampingkan kepentingan pribadi diatas semangat revolusi. Tentu ini sangat berkaitan dengan teori revolusi, khususnya sosialisme revolusioner yang dimana secara struktural. Paham ini menganggap bahwa revolusi merupakan sesuatu yang diperlukan untuk beralih dari kapitalisme ke sosialisme. Revolusi tidak harus berupa pemberontakan keras; revolusi diartikan sebagai perebutan kekuasaan politik oleh gerakan massa kelas pekerja sehingga negara secara langsung dikendalikan oleh kelas pekerja, bukan kelas kapitalis dan antek-anteknya.Kaum sosialis revolusioner percaya bahwa situasi seperti itu merupakan syarat utama yang harus dipenuhi demi menciptakan sosialisme dan pavel rela mengesampingkan kepentingan pribadinya agar revolusi tersebut terwujud.

Militansi

Militansi menurut KBBI ialah ketangguhan dalam berjuang (menghadapi,kesulitan,berperang dan sebagainya). Sedangkan dalam kamus Oxford militansi didefinisikan sebagai “sesuatu Tindakan yang aktif,mendeterminasi dan sering memaksa”.. Namun menurut saya pribadi , militansi merupakan sikap tegas , penuh daya juang dan tanpa kenal menyerah dengan landasan semangat perjuangan akan sesuatu yang ia pijak dan ia yakini sebagai sesuatu yang harus diperjuangkan. Dalam konteks karya Ibunda dari Maxim Gorky bisa disimpulkan bahwa banyak sekali sikap militansi yang dilakukan oleh Pavel , sang ibu, dan kawan – kawannya dalam menggerakan roda perjuangan revolusi di tanah Rusia. Seperti yang pernah dikatakan Sofya :

“We shall be victorious, because we are with the working people”.

“kita harusnya bisa menang, dikarenakan kita Bersama para pekerja !”(555)

Merupakan ungkapan dari semangat militansi teman – teman pavel akan harapan & cita – citanya untuk mewujudkan revolusi. Dengan Bersama kelas pekerja & berjuang Bersama untuk mencapai dan mewujudkan revolusi. Maka revolusi mutlak akan berhasil. Contoh lain dari semangat militansi sebagai sikap yang dipertunjukkan oleh tokoh dalam cerita ini , bisa kita lihat ungkapan dari Pavel : 

He raised his hand, and laying emphasis on each word, he said hoarsely: ”Let death make amends for death. That is, die so that the people should arise to life again. And let thousands die in order that hosts of people all over the earth may arise to life again. That’s it! It’s easy to die–but let the people rise to life again! That’s a different thing! Let them rise up in rebellion!”.(399-400).

Ia mengangkat tangannya dan menekankan tiap katanya dengan suara lantang : “Biarkan kematian menebus kematian. Yaitu, mati agar manusia bangkit kembali. Dan biarkan ribuan orang mati agar serombongan orang di seluruh bumi dapat bangkit kembali. Itu dia! Sangat mudah untuk mati – tetapi biarkan orang hidup kembali! Itu hal yang berbeda! Biarkan mereka bangkit dalam pemberontakan!”(399-400)

Dari ungkapan tersebut bisa pula diinterprestasikan bahwa semangat revolusi akan tetap ada bahkan jika orang – orang yang gugur selama berjuang telah tiada di bumi. Itu juga membuktikan bahwa suatu perjuangan tidak akan lekang oleh waktu hanya karena orang – orangnya telah mati. Tapi semangat itu akan tetap hadir selama ideologi tersebut sudah menginjakkan kakinya di bumi. Penggambaran militansi di novel Ibunda bisa dikatakan sangat beragam dan variatif. Terkadang cenderung memaksa dan terkadang juga hanya digambarkan lewat semangat yang menggebu – gebu dari para tokoh untuk mewujudkan revolusi. Kita juga bisa menyimpulkan bahwa revolusi tidak akan bisa jika hanya dilakukan secara persuasif. Tindakan nyata yang kolektif dan berjiwa militansi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan revolusi yang dicita – citakan & itu lah pesan yang sebenarnya juga ingin disampaikan oleh Maxim Gorky kepada para revolusioner agar revolusi tidak lagi gagal di tanah Rusia.

Progresif

Progresif menurut KBBI ialah sesuatu yang mengarah ke kemajuan atau Haluan kearah perbaikan keadaan dari keadaan yang sekarang dirasakan. Sedangkan menurut kamus Cambridge makna progresif ialah “adalah tindakan menawarkan sesuatu yang baru dan modern, mendorong perubahan dalam masyarakat dengan cara melakukan suatu tindakan”. Dari kedua definisi kita diatas bisa disimpulkan bahwa Progresif merupakan sifat yang dimana membawa progress yang arahnya menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Dalam alur novel ibunda, bisa kita simpulkan bahwa pemikiran dari pavel serta plot yang dilalui dalam cerita memiliki unsur progresif didalamnya. Walaupun terdapat antiklimaks dengan setiap masalah yang dihadapkan oleh para tokoh seperti penangkapan dan pengacuhan dari aksi propaganda Pavel dan kawan – kawan, hal ini juga membuat pemecahan tiap masalah dalam alur cerita mampu menciptakan resolusi disetiap permasalahannya yang sekali lagi membawa alur dari cerita menjadi progresif dan berkembang. Seperti mulanya pemikiran pendek dari Pavel agar ibunya mau mengundang orang – orang desa & kota di dalam rumahnya pada hari sabtu. Pada awalnya itu hanyalah ide selintas yang dimiliki oleh pavel. Namun hal ini dilaksanakan dan berkembang menjadi sebuah perkumpulan intelektual yang dimana diisi oleh kegiatan – kegiatan yang bersifat progresif untuk menyemarakan semangat revolusi dengan cara membuat propaganda – propaganda dan merencanakan sebuah aksi yang didiskusikan di tempat tersebut. Hal itu didukung oleh sebuah narasi yang berbunyi : 

“Every Saturday Pavel’s friends gathered in his house; and each meeting formed a step up a long stairway, which led somewhere into the distance, gradually lifting the people higher and higher. But its top remained invisible. New people kept coming. The small room of the Vlasovs became crowded and close.”(81).

“setiap sabtu kawan pavel berkumpul dirumahnya ; dan disetiap pertemuan seakan akan membentuk antrian dan lingkaran yang padat, orang orang pun sampai harus menjinjit agar bisa memperhatikan jalannya diskusi. Orang orang baru terus berdatangan. Kamar kecil pavel pun menjadi sangat ramai dan penuh sesak”.(81)

ditegaskan sekali lagi bahwa dari narasi tersebut yang awalnya hanyalah perkumpulan biasa akhirnya menjadi sebuah perkumpulan – perkumpulan dengan agenda yang berbobot dan progresif untuk mewujudkan revolusi.

Propaganda

Menurut KBBI propaganda ialah penerangan (paham,pendapat,dan sebagainya) yang benar atau salah yang dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut suatu aliran, sikap, atau arah tindakan tertentu. Ada pula definisi propaganda menurut Jacques Ellul. Ia mendefinikan propaganda sebagai komunikasi yang “digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri atas individu-individu, dipersatukan secara psikologis dan tergabungkan di dalam suatu kumpulan atau organisasi”. Dalam revolusi , propaganda merupakan alat atau media dalam hal pelaksanaannya. Diibaratkan berperang , propaganda merupakan senjata untuk memenangkan perang tersebut. Tentu pemikiran ekstrem atau terlarang pada pemerintahan yang bersifat otoriter dibutuhkan propaganda agar bisa melawannya. Sebaliknya, pihak pemerintah yang otoriter pun butuh propaganda untuk mempertahankan kedudukan dan kekuasaannya. Pada sisi pemerintah di novel ibunda. Propaganda yang dilakukan pemerintah bisa dilihat pada kutipan pavel , yaitu :

"they don’t work with illegal books; they’re a ’law and order’ crowd out there; they’re afraid. But I want forbidden books–sharp, pointed books. I’ll slip them through their fingers. When the police commissioners or the priest see that they are illegal books, they’ll think it’s the teachers who circulate them. And in the meantime I’ll remain in the background.”(434).

"Mereka tidak berurusan dengan buku-buku ilegal; mereka kerumunan yang taat hukum dan perintah. di luar sana; mereka takut. Tapi saya ingin buku-buku terlarang yang sangat tajam itu. Saya akan menyelipkannya melalui tangan tangan mereka. komisaris polisi atau pendeta melihat bahwa itu adalah buku-buku ilegal, mereka akan mengira orang orang itu lah yang mengedarkannya. Dan akhirnya saya masih bisa bersembunyi dibalik layar."(434) 

Pada kutipan tersebut dan serupa yang membahas tentang terdapat buku illegal dari pemerintah. Bisa disimpulkan hal tersebut merupakan Teknik propaganda dari pemerintah agar buku – buku yang mengandung nilai revolusi atau yang mengindikasikan dapat mengancam institusi pemerintahan harus dilenyapkan dan dilarang bahkan dibuat juga produk hukum agar para pelaku dapat ditindak atas perbuatannya. Hal tersebut juga yang mampu memperkuat posisi pemerintahan jika mereka mampu memainkan peran propagandanya walaupun dengan caranya masing – masing. Jika kita ubah dengan sudut pandang perjuangan revolusi Pavel , kita bisa melihat banyak sekali Tindakan – Tindakan propaganda yang dilakukan olehnya. Salah satunya menyebarkan pamflet untuk mogok kerja & Bersatu melawan ketidak adilan, khusunya pada kasus yang dimana pekerja harus bersedia agar gajinya dipotong dengan alasan kepentingan perusahaan yaitu menyedot genangan air atau rawa disekitar pabrik. Aksi propaganda lainnya yaitu pavel dan kawan – kawan yang melakukan demonstrasi turun ke jalan guna mendapatkan atensi dari publik agar mau bergabung dan berpartisipasi secara aktif ataupun pasif dalam perjuangan revolusi tersebut. Pavel juga pernah berkata pada orasinya yang berbunyi :

”We must make a stand, not for the kopeck, but for justice. What is dear to us is not our kopeck, because it’s no rounder than any other kopeck; it’s only heavier; there’s more human blood in it than in the manager’s ruble. That’s the truth!”. (166-167)

“Kita harus berdiri, bukan untuk kopek, tetapi untuk keadilan. Apa yang kita sayangi bukanlah kopek kita, karena kopeck itu tidak lebih bulat dari kopek lainnya; Hal yang kita bicarakan ini lebih penting; ada lebih banyak darah manusia di dalamnya daripada di rubel para atasan kita. Itulah fakta yang sebenarnya!". (166-167)

dari orasi tersebut jelas sekali Pavel melakukan peran propagandanya untuk menggalang dukungan partisipasi atas keputusan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap para seluruh buruh yang bekerja di pabrik tersebut. Bisa disimpulkan juga bahwa peran propaganda yang terdapat pada novel ibunda bisa dikatakan sangat vital dan adanya propaganda dalam novel ini membuktikan bahwa sang penulis juga ingin melakukan propagandanya terhadap ideologi sosialis – marxisme kepada para pembaca khususnya masyarakat Rusia pada saat itu. Propaganda menjadi hal yang lekat dan tidak dipisahkan dalam karya sastra bergenre sosialis realisme. Seperti seperti yang sudah disampaikan pada pengantar. Bahkan genre sosialis realisme ini bisa juga disebut romantisme sosialis. Dikarenakan selalu terdapat unsur propaganda – propaganda positif akan ideologi sosialisme pada karyanya.

Anti kapitalis

Pada pemikiran Karl-Marx dan Engels sendiri , ia sangat menentang dengan ekonomi sistem kapitalisme. Kapitalisme memiliki definisi sederhana yaitu orang – orang yang memiliki alat & modal. Pada realitasnya alat & modal hanyalah dimiliki oleh segelintir orang. Pekerja yang melakukan pekerjaan pada alat & modal tersebut dieksploitasi secara massif dan efektif. Sehingga ketimpangan sosial menjadi dampak utama adanya sistem kapitalisme. Kita kutip dari perkataan Pavel dalam pembacaan nota pembelaannya yang dapat dikatakan bukan pembelaan dikarenakan Pavel yang justru berorasi dan mengemukakan pemikirannya dan mempropagandakannya dihadapan publik persidangan. Ia berkata :

“Our slogan is simple: ’All the power for the people; all the means of production for the people; work obligatory on all. Down with private property!’ You see, we are not rebels.”(909).

"Slogan kami sederhana:" Semua kekuatan  harus dikerahkan untuk rakyat; semua alat produksi untuk rakyat; semua orang wajib bekerja. Hancurkan properti pribadi! lihatlah , kami bukan lah  pemberontak." (909).

Pada pernyataannya , ia menolak dituduh sebagai pemberontak. Pavel seorang hanya ingin hak – hak nya sebagai pekerja dan manusia dihargai oleh para kapital. Ia berharap agar kepemilkan alat & modal ditiadakan menjadi milik Bersama. Kita bekerja Bersama dengan kekuatan Bersama agar mendapatkan untung Bersama. Itu yang ia harapkan. Penulis (Maxim Gorky) yang menganut paham sosialis tentu paham dengan apa yang ia tuangkan dalam karyanya tersebut. Maxim Gorky benar – benar mengekspresikan apa yang ada dibenak dan pikirannya tentang semangat anti kapitalisme tersebut dan ia mampu menyampaikan pesan tersebut dengan apik dan mengena tentang pendapatnya tentang kapitalisme. Lenin sendiri memuji karyanya dengan berkata :

"Mother" is loosely based on events on the eve of the revolution of 1905. Pelagueya is the long-suffering “mother” of the title. Her son Pavel, having learned to read, becomes a devout comrade of revolutionary socialism, spreading it among the factory workers of his village. Pelagueya had been living a miserable and unconscious life, symbolic to Gorki of the oppressed and uneducated proletariat, but her son's socialist awakening transforms both of their lives as their rented working-class hovel becomes a buzzing center of revolutionary activity". – Vladimir Lenin.

"Ibunda" secara terang didasarkan pada peristiwa-peristiwa menjelang revolusi tahun 1905. Pelageya adalah "ibu" yang merupakan gelar yang sudah lama merasakan penderitaan di tanah Rysua. Putranya, Pavel, setelah belajar membaca, menjadi kawan sosialisme revolusioner yang sungguh - sungguh, menyebarkannya ideologinya di antara para pekerja pabrik di desanya. Pelageya telah menjalani kehidupan yang sengsara dan tidak akan pernah sadar akan hal itu, yang juga merupakan simbol bagi Gorki dari para proletariat yang tertindas dan tidak berpendidikan, tetapi kebangkitan sosialis yang dibawa putranya mengubah kedua kehidupan mereka ketika gubuk kelas pekerja sewaan, mereka ubah menjadi pusat kegiatan revolusioner yang ramai". - Vladimir Lenin.

Dari kutipan diatas yang disampaikan oleh Lenin. Ia setuju bahwa karakter Pavel yang digambarkan oleh seorang Gorky merupakan ciri dari seorang proletariat yang memiliki jiwa revolusi dan idealism tinggi untuk menentang kepemilikan modal secara privat dan juga menentang akan perbedaan kelas yang terjadi pada Rusia pada abad 20 awal.

Anti kelas

Pada keseluruhan novel ibunda , kita bisa melihat posisi para borjouis sebagai musuh atau antagonis utama. Tentu hal ini tidak terlepas dari sang penulis yang merupakan bagian dari pro revolusioner & juga menganut paham sosialis. Para pemilik modal digambarkan sebagai orang yang rakus, tamak , dan tidak memperdulikan para pekerja yang berkerja menggunakan alat & modal yang disediakan oleh para kapital. Selain itu juga patut kita perhatikan bahwa inti dari idelogi yang dicanangkan oleh Marx – Engels ialah menciptakan dunia tanpa kelas. Tidak ada Proletar dan tidak ada Borjuis. Semua rata dan sama. Semua juga berhak atas semua kekayaan dan modal yang mereka miliki. Berikut beberapa kutipan tentang Borjuis pada novel ibunda :

“For us there are only comrades and foes. All the workingmen are our comrades; all the rich, all the authorities are our foes. When you see how numerous we workingmen are, how tremendous the power of the spirit in us, then your heart is seized with such joy, such happiness, such a great holiday sings in your bosom! And, mother, the Frenchman and the German feel the same way when they look upon life, and the Italian also.”(243).

“Hanya ada 2 istilah bagi kami, yaitu kawan dan musuh. Semua pekerja adalah kawan kami; semua orang kaya, semua penguasa adalah musuh kami. Ketika Anda melihat betapa banyaknya kita pekerja, betapa luar biasa kekuatan roh di dalam kita, maka hati Anda dirasuki oleh sukacita yang begitu besar, kebahagiaan yang begitu besar, liburan yang begitu indah menyanyi di dada Anda! Dan, ibu, orang Prancis dan Jerman merasakan hal yang sama ketika mereka memandang kehidupan, dan juga orang Italia.”(243).

Dikutipan diatas bisa kita lihat bahwa menurut pavel , musuh para pekerja ialah para petinggi – petinggi kekaisaran dan juga orang – orang kaya. Dikarenakan mereka lah yang sering menindas para proletar. Terdapat pula kutipan yang berbunyi :

“and the poor. People dress differently and speak differently; but look at the rich Frenchman, therich German, or the rich Englishman, you’ll see that they are all Tartars in the way they treat their workingman–a plague on them!”.

“Dan si miskin. Di Dunia ini orang berpakaian berbeda dan berbicara secara berbeda; tetapi lihatlah orang Prancis yang kaya, Orang Jerman yang kaya, atau orang Inggris yang kaya, Anda akan melihat bahwa mereka semua adalah orang-orang Tartar dalam cara mereka memperlakukan para pekerja mereka — sebuah wabah bagi para pekerja di Dunia!”.

Dikutipan tersebut pula kita bisa menyimpulkan bahwa bagi Pavel, manusia tidak dibagi atas ras. Tapi kelas Sosial. Di dunia hanya ada 2 tipe manusia. Yaitu pekerja dan orang – orang kaya. Pada kutipan tersebut juga bisa ditafsirkan bahwa tidak ada bedanya orang – orang kaya diseluruh dunia , mereka semua sama. Mereka hanya bisa menindas para pekerja di masing masing negaranya.

Anti agama

Kita tahu bahwa Anti-teis atau ateis tidak tepat bila  disandangkan pada komunisme/marxisme. Yang lebih tepat sebetulnya adalah bahwa komunisme/marxisme anti agama. Lebih tepat lagi, anti struktur kekuasaan agama yang sengaja dipelihara disamping kekuasaan raja untuk melemahkan daya kritis dan daya juang rakyat melawan tirani. Persisnya yang dilawan oleh komunisme adalah struktur kekuasaan agama dalam pemerintahan dan kehidupan politik sebagai alat kontrol (melalui mekanisme obat bius/candu/opium pengurang rasa sakit bagi penderitaan dan kemiskinan) rakyat. Penyebab lainnya bahwa agama dianggap musuh oleh para marxisme didasari oleh kutipan – kutipan marx tentang agama. Sebagai contoh yang terkenal ialah “agama adalah candu” dan “menganut agama adalah immoral”. Padahal tidak sekalipun pada tulisan Marx & Engels tentang teorinya yang menyinggung tentang Tuhan. Komunisme & Marxisme ialah teori yang sepenuhnya berpusat terhadap sistem perekonomian. Tentu itu berpengaruh terhadap multiaspek lain seperti stratifikasi sosial masyarakat yang sudah lama terbentuk & sistem keyakinan beragama yang dimana hal tersebut menjadi salah satu hambatan dari propaganda dan penyebaran Marxisme yang dianggap radikal. Banyak sekali kutipan – kutipan yang merepresentasikan seorang Marxisme di Rusia tentang agama. Sebagai contoh kutipan Pavel , yaitu :

"He looks at me sidewise and speaks about how the people ought to be patient and pray more to God to give them the power to be patient. And I say that the people pray, but evidently God has no time, because he doesn’t listen to them. The priest begins to cavil with me as to what prayers I pray. I tell him I use one prayer, like all the people, ’O Lord, teach the masters to carry bricks, eat stones, and spit wood.’" (555-556).

"Dia melihat ke samping dan berbicara tentang bagaimana orang-orang harus bersabar dan lebih banyak berdoa kepada Tuhan untuk memberi mereka kekuatan untuk bersabar. Dan saya katakan bahwa orang-orang berdoa, tetapi ternyata Tuhan tidak punya waktu, karena dia tidak mendengarkan mereka. Pastor mulai mengoceh dengan saya tentang doa apa yang saya doakan. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya menggunakan satu doa, seperti semua orang, 'Ya Tuhan, ajarkan para tuan tanah untuk membawa batu bata, makan batu, dan meludahi kayu'". (555-556).

Pada perkataan Pavel kepada Sofia , pavel mengungkapkan bahwa tidak ada gunanya kita untuk beribadah tiap waktu. Tidak ada gunanya juga jika kita terus bersabar dan menunggu mukzizat. Kita harus bisa bertindak mandiri sebab Tuhan tidak punya waktu untuk mendengar perkataan kita. Tuhan pun tidak mengajarkan kita cara menjadi pekerja yang baik. Kutipan tersebut merupakan sindiran langsung tentang eksistensi Tuhan bagi penulis sendiri. Para ahli agama selalu meminta agar kita selalu sabar menghadapi segala cobaan hidup. Tapi dilain sisi , Tuhan tidak pernah mengajarkan dan bahkan merasakan bagaimana sulitnya menjadi manusia yang menderita. Itu poin utama kritik yang ingin disampaikan oleh penulis lewat kutipan Pavel tersebut. Disamping kita tahu bahwa Maxim Gorky merupakan inisiator dari Gerakan ‘God Builder’ yaitu paham dimana Eksistensi Tuhan menjadi penting jika hal tersebut dapat menentramkan dan mempersatukan masyarakat. Ia sebenarnya tidak sepenuhnya membenci institusi agama. Akan tetapi ia hanya membenci jika agama hanya dijadikan tameng atau alasan agar manusia tidak Bersatu dan terpecah belah karena sistem kelas pada masyarakat itu sendiri.

Kesimpulan:

Dari semua aspek metode Sosialis realisme sendiri , perlu diketahui bahwa nilai – nilai tersebut merupakan gambaran dari keseluruhan novel Ibunda karya Maxim Gorky. Lewat karyanya, Ibunda menjadi patokan awal dan aturan – aturan dalam menulis karya sosialis realisme yang dimana lewat tulisan – tulisan berikutnya, karya – karya tersebut dijadikan senjata propaganda oleh pemerintahan Uni Soviet dalam mempertahankan kekuasaan serta ideologinya. Karya ibunda selain menjadi patokan awal dan patron bagi genre sosialis Realisme juga memiliki estetika penggambaran kehidupan masyarkat yang sesuai dengan realita keadaan, walaupun dibumbui dengan unsur romantisme dimana rakyat jelata berusaha untuk melakukan sebuah revolusi transformasi besar – besaran , akan tetapi poin yang sebenarnya ingin disampaikan penulis ialah semua orang bisa menjadi siapa saja, semua orang berhak mendapatkan keadilan m dan semua orang berhak merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Ditulis di amerika pasca kegagalan revolusi 1905, hal ini juga membuat unsur emosional dari sang penulis terlihat pada karya ibunda. Sekali lagi memantapkan tema realisme yang nantinya berkembang menjadi sosialis realisme. Penulis pun dengan menggunakan judul Ibunda bukan lah tanpa sebab. Bukan juga berarti merujuk kepada Pelagriya yang merupaka ibu dari pavel. Ibu sendiri merupakan representasi dari negara Rusia itu sendiri dan pavel merupakan representasi dari para proletar yang ingin agar revolusi terwujud. Filosofinya ialah sang Ibunda akan rela melakukan sesuatu hal yang mungkin awalnya tidak dapat diterima demi usaha dan keyakinan anaknya. Begitu pula dengan Rusia yang bersedia di reformasi secara besar – besaran demi sebuah revolusi yang dicita – citakan oleh masyarakatnya.

Sumber :

Gorky, Maxim. “Soviet Literature.” Marxists Internet Archive , 2004, pp. 25–69., ky, Radek,

Bukharin, Zhdanov and others “Soviet Writers’ Congress 1934,” page 25-69, Lawrence & Wishart, 1977. First published in 1935

Gorky, Maxim, and Dvm. “Gorky - The Humanitarian: (Two Letters by Maxim Gorky).” Russian Review, vol. 27, no. 3, 1968, p. 351., doi:10.2307/127264.

James, C. Vaughan. “Socialist Realism.” Soviet Socialist Realism, 1973, pp. 84–102., doi:10.1007/978-1-349-02076-8_4.

TIFFANY, ZHU. “Putting the Realism in Socialist Realism: Gorky’s Mother as a Bridge betweenSoviet and Chernyshevskian” Literary Aesthetics, 2018, doi:10.18411/d-2016-154.

Vindakijević, I. “Cult of the mother in Russian (Soviet) culture: Religious and revolutionary aspects

of Maxim Gorky's and Vsevolod Pudovkin's the mother”. Knjizevna Smotra. 2018.50. 37-52.

Carleton, Greg “Genre In Socialist Realism”,1994,pp. 992-1009.

Bullit M. Margaret, “Toward a Marxist Theory of Aesthetics: The Development of Socialist Realism in the Soviet Union”,1976, pp. 53-76.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun