Mohon tunggu...
Kuntoro Tayubi
Kuntoro Tayubi Mohon Tunggu... Journalist -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah ruh, dan menebar kebaikan adalah jiwaku. Bagiku kehidupan ini berproses, karena tidak ada kesempurnaan kecuali Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sedekah Bumi, Antara Ritual dan Budaya

30 Oktober 2018   16:15 Diperbarui: 30 Oktober 2018   16:25 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedekah Bumi Cacaban merupakan tradisi dan budaya kekayaan warisan leluhur yang harus dilestarikan. Kearifan lokal ini bisa menjadi daya tarik wisatawan untuk datang menyaksikan serta menambah perekonomian masyarakat desa sekitar.

Hal tersebut diungkapkan oleh Plt. Bupati Tegal, Umi Azizah dalam acara Sekedah Bumi Cacaban, Selasa (30/10/18). Prosesi acara sedekah bumi Cacaban diawali dengan upacara tradisi dilanjutkan dengan pelarungan sedekah bumi yang berisikan kepala kerbau, aneka jajanan pasar dan hasil bumi.

Menurut Umi, kegiatan sedekah bumi ini adalah bagian dari ungkapan rasa syukur masyarakat Cacaban dan sekitarnya. Tidak adanya unsur yang bertentangan dengan akidah umat muslim. "Sekali lagi Sedekah Bumi Cacaban adalah tradisi, sarana penghormatan masyarakat Cacaban kepada para pendahulu, yang telah mewariskan kekayaan alam kepada anak cucu berupa hamparan tanah yang subur," tegasnya.

Dari adanya acara sedekah bumi, Umi mengatakan terdapat nilai yang terkandung dalam acara tersebut, yaitu kekerabatan sosial. Dimana era digital sekarang ini, interaksi sosial masyarakat lebih intens terjalin di media sosial. Maka, dengan adanya acara ini, terjalinnya kebersamaan dan menjaga semangat kegotong-royongan yang lebih nyata, bukan virtual di dunia maya.

Diakhir sambutannya, Umi menitip agar Sedekah Bumi Cacaban terus dilestarikan, dan dikemas sedemikan menarik kemudian dipasarkan di medsos dengan konten-konten yang kreatif, kekinian, dan makin digital serta casual. "Jika disuguhkan ke publik dengan konten menarik, insya Allah akan mendatangkan wisatawan," imbuh Umi.

Acara yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali ini berlangsung meriah dan didatangi oleh ribuan warga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun