Mohon tunggu...
Kuntoro Tayubi
Kuntoro Tayubi Mohon Tunggu... Journalist -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah ruh, dan menebar kebaikan adalah jiwaku. Bagiku kehidupan ini berproses, karena tidak ada kesempurnaan kecuali Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seratus Tahun Batik Salem Brebes

4 Februari 2018   19:29 Diperbarui: 5 Februari 2018   08:34 1972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara batik tidaklah asing ditelinga kita, meskipun sebagian mengira trend tersebut sudah pupus dimakan zaman. Namun, tidak ada yang menduga jika saat ini trend batik kembali muncul kepermukaan. Hal itu tidak lepas dari peran serta putra bangsa yang gigih memperjuangkan eksistensi budayanya yang menjadi sumber pendapatan bagi kesejahteraan rakyat.

Di negara Indonesia banyak terdapat kota yang berlomba-lomba dalam memproduksi batik misalnya saja kota Pekalongan, Djogja, Cirebon dan dan kota lainnya. Namun selain dari beberapa kota diatas ternyata potensi membatik pun terdapat di Kota Brebes yaitu khusunya di Desa Bentar dan Bentarsari, Kecamatan Salem. 

Batik tulis yang di produksi oleh dua desa ini merupakan kumpulan batik yang dibuat oleh para kelompok pembatik yang berasal warga setempat, baik secara kelompok maupun individu.

Mengenai kualitas hasil akhirnya, batik tulis brebesan pun tidak kalah bagus di bandingkan dengan pengrajin batik tulis dari kota-kota yang memproduksi batik lainnya. Batik Brebesan yang sekarang sudah mulai beranjak meraih tempat di pasar nasional kini semakin terus meningkatkan eksistensinya dengan mengeluarkan berbagai macam motif batik, sehingga akan dapat terus menarik negara lain. 

Dengan demikian, semakin banyaknya motif yang dibuat oleh para perajin batik baik individu atau kelompok maka dibuat juga berbagai inovasi dalam meningkatkan variasi seni motif batik yang akhirnya dapat meningkatkan pula peminat batik brebesan dari berbagai daerah lainnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Berbicara masalah harga, Batik Brebesan mempunyai harga yang bervariasi mulai dari harga dengan kualitas murah sampai dengan harga yang kualitas mahal dan tidak terlepas dari kerumitan motif yang dibuat. 

Sementara itu, untuk terus membumikan batik khas Salem, saat ini perajin batik di wilayah Kecamatan Salem terus mengembangkan motif terbaru agar bisa diterima oleh masyarakat luas. Upaya itu juga dilakukan agar batik Salem bisa bersaing dengan batik dari daerah lain.

Ketua Koperasi Mitra Batik Salem, Warmin mengatakan, saat ini dirinya terus mengembangkan motif batik terbaru untuk memenuhi kebutuhan pasar. Saat ini masyarakat sudah kritis dengan motif-motif batik yang selama ini diproduksi oleh para perajin. 

Mereka kebanyakan meminta motif yang lebih sesuai dengan warna kulit dan kultur daerah di mana mereka tinggal. Dengan demikian, lanjut dia, dirinya harus pandai-pandai dalam membuat motif batik. Ia mencontohkan, saat ini sejumlah pegawai banyak yang menyukai motif batik lurik. Bahkan di sejumlah daerah motif batik itu sudah dijadikan sebagai seragam resmi.

"Perkembangan ini harus kami ikuti, sehingga batik khas salem tidak ketinggalan dengan batik asal daerah lain," katanya, di rumah produksinya. 

Menurutnya, batik khas Salem memiliki 60 jenis motif tradisional yang selama ini telah dipasarkan ke masyarakat. Dengan perkembangannya, saat ini jumlahnya terus bertambah.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Saat ini, Warmin mengaku telah membuat dua motif baru yang segera dipasarkan ke publik. Kedua motif tersebut di antaranya motif batik tinemu bagja dengan jumlah produksi 35 lembar dan mutiara Brebes mencapai 300 lembar Jenis motif tersebut telah banyak diminati. Bahkan permintaan terhadap dua jenis motif itu mulai berdatangan dari daerah lain seperti, Jogyakarta, Ngawi, dan Bandung.

Batik salem atau yang dikenal dengan motif batik brebesan adalah salah satu kekayaan asal Kabupaten Brebes yang telah menjadi komoditas ekonomi warga Desa Bentar, dan Bentarsari, Kecamatan Salem. Keberadaan batik brebesan muncul sekitar abad ke-IXX (sembilan belas), tepatnya pada tahun 1917  masehi. 

Dari perkembangannya, saat ini batik salem telah munculkan berbagai motif, di antaranya motif kopi pecah, manggar, dan ukel dengan ciri khas warna hitam dan putih.

Salah satu pemerhati kerajinan batik yang juga pengusaha batik asal Semarang, Widianingsih Sunandar mengaku, dilihat dari motif yang ada batik salem memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan batik dari daerah lainnya. Untuk itu, ia membawa batik salem untuk di jual di galeri miliknya.

Keberadaan batik salem yang memiliki keindahan dalam bentuk dan ragam corak terus dipopulerkan oleh para pengrajin. Salah satunya dengan mempromosikannya ke sejumlah pegawai di lingkungan Pemkab Brebes. Dari promosi itu, tak sedikit beberapa pegawai di lingkungan Pemkab Brebes kini banyak yang menggandrungi kain batik brebesan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Lusiana Indira Isni misalnya, PNS yang bertugas di Kantor Pemda Brebes  mengaku sudah lama menggunakan batik salem sebagai pakaian keseharian. Menurutnya, keberadaan batik salem merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Brebes. 

Sebagai bentuk kecintaan terhadap produk lokal itu, dirinya telah menggunakan batik salem sebagai pakaian keseharian. Selain itu, coraknya yang beragam membuat batik salem sangat cocok untuk busana kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun