Aku adalah angin yang berhembus pelan
Menyentuh pipimu tanpa engkau rasakan
Aku adalah hujan yang terjun perlahan
Membasahi tanah memberi kehidupanÂ
Kebahagiaanmu adalah pelitaku
Cahayanya menuntunku di malam paling pilu
Bahkan jika harus padamkan nyalaku
Agar kau tetap hangat, aku takkan ragu
Aku menanam bunga di taman hatimu
Meski tanganku terluka oleh duri tangkainya
Karena saat kau tersenyum melihat mekarnyaÂ
Lukaku sembuh, terobati senyummu
Bukan pengorbanan, bukan pula kehilanganÂ
Hanya cinta yang ingin terus memberi
Karena di setiap tawa yang kau lepaskan
Aku menemukan arti sejati dari hidupku iniÂ
Kalam Awam
Yogyakarta, 04 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H