Ada bayang di matanya
Tajam dan serupa kilat
Ia menggenggam dunia
Tertenun di jemari erat
Segala miliknya, harus jadi miliknya
Baginya, hak adalah hukum tak kenal iba
Setiap benda, setiap orang, adalah milik yang tak terbagi
Tak sadar ia tenggelam dalam pusaran yang sepi
Merantai diri dalam hasrat menguasai
Hingga jiwa tersesat, tak tahu cara kembali
Ia lupa, cinta bukanlah milik yang tak bisa lepas
Cinta bebas, sebebas orang bernafas
Bahagia bukanlah harta yang terkunci rapat
Padat, berat, dan tak terganggu gugat
Semua yang ia ikat, malah melepaskan diri
Meninggalkan ia sendiri dalam kehampaan sunyi
Kini yang tersisa hanyalah bayang kosong di balik mata
Runtuhnya dunia yang pernah ia sebut milik selamanya
Dalam genggamannya, hanya ada puing-puing jiwa
Yang terkoyak oleh hak yang ia jaga, namun malah binasa
Aku adalah aku
Dan aku menjadi diriku
Lalu diriku menjelma milikku
Diakhir, milikku bukanlah milikku
Kalam Awam
Yogyakarta, 14 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H