Mohon tunggu...
Arjuna Yovi Anggara
Arjuna Yovi Anggara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang Mahasiswa Universitas Airlangga Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perlakuan Penyimpangan Sosial Johnny Somali: Content Creator Asal Amerika Serikat Yang Menjadi Bidik Sasaran Warga Korea Selatan.

10 Desember 2024   10:14 Diperbarui: 10 Desember 2024   12:24 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: https://www.instagram.com/johnnysomalia/

Latar Belakang

Seorang streamer atau content creator bernama Ramsey Khalid Ismail yang dikenal karena kontroversinya, dengan akun YouTube bernama Johnny Somali. Pernyataan tersebut didukung dari konten-konten siaran langsung (livestream) di platform seperti Twitch atau Kik dan Rumble, di mana dia melakukan tindakan provokatif atau tidak sopan, khususnya saat berada di negara-negara Asia.

Diketahui dia lahir pada 26 September 2000, di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Ia berasal dari keluarga dengan ayah berdarah Somalia dan ibu berdarah Ethiopia, yang membentuk latar belakang etnis campurannya. Karir streaming pada Mei 2023, awalnya di Twitch, namun platform tersebut melarangnya karena perilaku yang melanggar aturan, termasuk pelecehan dan komentar inflamasi. Setelahnya, ia beralih ke platform seperti Kik dan Rumble.

Johnny Somali sering menghadapi kritik tajam karena perilakunya, termasuk pelecehan verbal terhadap penduduk lokal dan tindakan tidak hormat terhadap budaya berbagai negara. Kontennya dianggap merugikan hubungan antara wisatawan dan masyarakat lokal, serta menciptakan persepsi negatif tentang wisatawan di negara-negara tempat dia melakukan livestreaming.

Permasalahan yang Dihadapi

Dia menjadi perhatian di Korea Selatan setelah aksinya mencium dan berpose dengan "Statue of Peace," sebuah monumen untuk mengenang korban perbudakan seksual selama penjajahan Jepang di Itaewon, Korea Selatan. Selain itu, dia juga melakukan tarian yang dianggap tidak pantas di dekat patung tersebut, menyebabkan kemarahan para warga lokal.

Source: https://www.youtube.com/koreanowyna/
Source: https://www.youtube.com/koreanowyna/

Dia diketahui juga memicu kemarahan warga Korea Selatan karena perilakunya yang melewati batas toleransi masyarakat di tempat umum. Setelah banyaknya sorotan, beberapa warga lokal merasa perlu mengambil tindakan langsung, termasuk memukul dan mengecam content creator tersebut. Hal itu, menunjukan perilakunya yang dirasa tidak pantas akhirnya memicu reaksi balik.

Sebelumnya saat di Jepang Johnny kerap kali juga membuat resah para warga lokal, seperti mengganggu orang yang sedang bekerja atau beristirahat di tempat umum, masuk tanpa izin ke area yang terlarang, hingga melontarkan komentar yang dianggap menghina budaya dan masyarakat Jepang.

Setelah videonya viral, dia meminta maaf dan mengklaim bahwa tindakannya didasarkan pada perbedaan budaya humor, namun banyak yang meragukan ketulusannya mengingat rekam jejaknya yang sering melakukan provokasi serupa di negara lain, termasuk Jepang.

Teori Ahli

Dalam hal ini, Johnny Somali termasuk melakukan tindakan yang masuk dalam ranah penyimpangan sosial. Bedasarkan teori Differential Association yang dikemukakan oleh Edwin H. Sutherland, dimana "penyimpangan sosial dianggap terjadi karena pergaulan yang berbeda. Maka itu, perilaku menyimpang dipahami terjadi karena proses alih budaya (cultural transmission)."

Dari teori tersebut, menjelaskan bahwa individu yang bergaul dengan kelompok yang memiliki nilai dan norma yang menyimpang dari norma sosial yang berlaku akan cenderung terpengaruh dan mengadopsi perilaku yang menyimpang tersebut. Dalam konteks ini, Johnny Somali mungkin terlibat dalam pergaulan yang membawa pengaruh negatif yang membentuk perilaku menyimpangnya di negara asalnya.

Tanggapan

Opini saya sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, meskipun Johnny Somali memberikan dalih tindakan yang dia lakukan adalah sebatas humor yang tidak sesuai dengan budayanya, tetapi itu bukan alasan dia bisa melakukan hal seenaknya di negara orang. Bahkan, seandainya itu dilakukan di negaranya termasuk sesuatu yang tidak pantas dilakukan di khalayak umum.

Setiap individu harus memahami bahwa norma dan budaya di suatu negara berbeda-beda, dan sebagai bagian dari masyarakat global, kita harus menghormati nilai dan aturan yang ada di tempat kita berada. Tidak ada alasan untuk menganggap perilaku yang tidak sesuai sebagai sesuatu yang dapat dibenarkan hanya karena alasan budaya atau humor pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun