Qur'an yaitu firman Allah swt yang mengandung mukjizat yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw dengan perantara malaikat Jibril secara mutawattir, yang apabila kita membacanya maka akan dinilai ibadah. Kita sebagai mahasiswa pastinya sangat disibukkan dengan jadwal perkuliahan yang sangat padat, sehingga sering kali kita melupakan salah satu kewajiban yang paling mendasar, yaitu: membaca Al-Qur'an. Memang menghafalkan Al-Qur'an membutuhkan sebuah perjuangan untuk bisa menyelesaikannya atau bisa sampai kepada jenjang yang biasa di mana pondok-pondok  sering menyebutnya dengan kata "HAFLAH", haflah disini diartikan yaitu dimana seseorang yang telah menghafalkan Al-Qur'an dan sudah terwisuda atau dalam sebutan lain yaitu "MUTQIN", yaitu di mana seorang penghafal Al-Qur'an tersebut telah diakui oleh Kyai dengan kuatnya hafalan Al-Qur'an dalam diri seorang tersebut. Akan tetapi orang-orang yang telah "MUTQIN" malah menyepelekan atas fadhol yang telah Allah swt berikan kepada mereka, contohnya dengan kurangnya mereka dalam mengulang atau memuroja'ah hafalan yang telah mereka hafalkan.
Al-Â Hal ini bisa menyebabkan hilangnya suatu hafalan dan dapat menimbukan dosa. Seperti yang dikatakan oleh Imam Abu Ubay, "Orang yang melupakan hafalan ini berdosa karena malas untuk menulang hafalan yang telah dihafalkannya". Dari pemaparan diatas, dapat diuraikan bahwa melupakan Qur'an akan mendapatkan ancaman. Namun demikian, apa esensi dari melalaikan?. Apakah melupakan hafalan termasuk dosa besar?.
Dalam hal ini para ulama berpendapat tentang esensi melalaikan hafalan. Menurut sebagian Ulama', jika lupanya seseorang tersebut karena kesibukan yang dalam halnya untuk berjihad atau untuk keagamaan, mencari ilmu ataupun lain sebagainya, maka hal tersebut dibolehkan. Namun jika seseorang tersebut lupanya disebabkan karena faktor duniawi, apalagi sampai melakukan hal yang dilarang oleh agama , maka orang tersebut dianggap berdosa dan termasuk melakukan dosa besar. Sebagai mahasiswa yang memang memiliki kelebihan dalam atau afdol sehingga bisa menghafalkan Al-Qur'an pasti memliki beban psikologis dan beban moral lebih besar sehingga mengharuskan mereka untuk bisa pintar-pintar dalam membagi waktu antara untuk mengikuti waktu perkuliahan dan waktu untuk mengulang hafalannya itu.
 Adapun dalam menjadi penghafal Al-Qur'an khususnya bagi mahasiswa pasti memiliki beberapa tantangan yang mana sebagai mahasiswa harus bisa melewatinya, tantangan tersebut bisa berasal dari dalam diri (internal) dan berasal dari luar diri (eksternal). (Al-fath, 2019)
 Faktor Internal antara lain:
1. Bosan dan Malas
Bosan dan malas merupakan hal yang wajar terjadi bagi setiap orang, apalagi menjadi mahasiswa yang sudah berusaha membagi waktunya yang mana Sebagian digunakan untuk perkuliahan dan Sebagian lainnya digunakan untuk waktu mengulang hafalan yang telah dihafalkannya.
2. Adanya Daya Ingat yang Lemah
Setiap orang pasti memiliki kemampuannya masing-masing, khusunya dalam hal mengingat, hal itu tidak bisa dipaksakan karena Allah swt menciptakan manusia berbrda-beda dalam suatu hal. Sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 106 "Apa saja ayat yang Kami nasabkan atau Kami jadikan manusia lupa kepadanya, Kmai datangkan kepadanya yang lebih baik dari padanya atau yang sebanding dengannya. Tiadalah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu".
3. Tidak Konsisten
Dalam menghafalkan Al-Qur'an sangat diperlukan konsitensi yang tinggi agar lebih mudah dalam proses menghafalkannya.
4. Faktor Usia
Faktor usia menjadi salah satu penyebab dalam menghafalkan Al-Qur'an, namun kita sebagai mahasiswa seharusnya semangat dalam menghafalkan Al-Qur'an syukur- syukur dapat mengamalkan isi-isi dari apa yang terkandung dalam Al-Qur'an.
5.Bersikap Sombong Dan Riya
Dalam menghafalkan Al-Qur'an hendaknya untuk selalu bersikap rendah hati dan tidak sombong, serta untuk selalu mengingat niat awal dalam menghafalkan Al-Qur'an yaitu niat karena Allah swt dan mengharap Ridho-Nya.
Faktor Eksternal antara lain:
1. Kurangnya dalam membagi waktu antara waktu perkuliahan dengan waktu mengulang hafalannya.
2. Adanya pengaruh lingkungan, karena fakor yang sangat susah untuk dihindari adalah lingkungan, apalagi jika di lingkungan tersebut banyak teman yang tidak saling mengerti satu sama lain, maka itu akan sangat mempengaruhi dalam proses menghafalkan Al-Qur'an.
3. Tidak Adanya Pendamping Dalam proses Menghafal
Seperti yang telah dipaparkan diatas, hal ini membutuhkan solusi dalam menghafalkan Al-Qur'an. Seperti yang dikatakan oleh Ning Sheila Hasina "Menghafal Al-Qur'an tidaklah mudah tetapi kita harus yakin karena Allah telah memberikan jaminan Sungguh Kami telah memudahkan lafadz Al-Qur'an ini untuk dibaca dan dihafal, oleh karenanya dalam satu kitab disebutkan orang menghafal Qur'an itu keuntungannya satu yaitu tidak mengenal kegagalan, orang penghafal Qur'an pasti berhasil asal dia MAU pasti berhasil", yang terpenting kita tahu bahwa menghafal itu membutuhkan proses, jadi jangan mudah tergiur dengan omongan-omongan seperti satu bulan khatam, satu tahun khatam, enam bulan khatam, jadi jangan sampai tergiur dengan omongan tersebut, intinya kita fokus, dan yang penting kita dapat istiqomah dalam melakukannya, maka yakin insya Allah akan berhasil.(Lebih lengkapnya di yt:Darguf14 jambi).
Adapun keistimewaan orang penghafal Al-Qur'an, seperti dijelaskan dalam Qur'an surah ke 35 lima ayat 3-33: "Kami wariskan Al-Qur'an kepada hamba-hamba pilihan Kami, ketika mereka dipilih oleh allahdan mengamalkan Qur'annya", maka jawabnnya ada pada ayat ke 33 "Ahli Qur'an ini akan masuk ke surga Adzan, orang-orang ini saat akan masuknya diberikan perhiasan dulu, jadi diatas kepalanya diberikan mahkota, dipakaikan jubah, dan dibedakan dengan yang bukan ahli Qur'an".
DAFTAR PUSTAKA
Wika. (2019). Problematika Dalam Menghafal Al-Qur'an.
Jurnal al-fath. (2015). Ingat dan Lupa menurut Al-Qur'an, vol. 09, No.02, Juli-Desember).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H