Mohon tunggu...
Arjuna S
Arjuna S Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Keberhasilan Pemerintah Dalam Mengatasi Perkonomian dan Pembangunan Nasional Tahun 2014-2018

14 September 2018   15:08 Diperbarui: 17 September 2018   14:12 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cepat atau lambat, daerah pelosok juga akan mengalami kemajuan.Saat kita maju sampai ke pelosok, maka perekonomian Indonesia juga akan meningkat pesat. Salah satu contohnya adalah pembangunan jalan yang menghubungkan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Total panjang jalan yang direncanakan adalah 1.920 kilometer. 

Hal tersbut untuk menunjang akses transportasi dari Kalimantan Timur ke daerah-daerah pelosok di Kalimantan Utara akan semakin mudah. Ini juga tentu akan meningkatkan perekonomian di Kalimantan Timur dan Utara, karena lebih lancarnya arus barang dan jasa.Dengan makin mudahnya transportasi sampai pelosok, maka makin besar pasar bagi para pelaku wiraswasta yang ingin memasarkan produk dan jasanya. Dan ini pada akhirnya juga akan menyumbang pada meningkatnya perekonomian.

Pembangunan besar-besaran yang dilakukan pemerintah saat ini memerlukan dana besar dan sebagian besar dana tersebut adalah dana pinjaman. Tetapi, saat ini pemerintah sangat berhati-hati mengelola hutang. Mereka selalu memastikan agar cicilan pinjaman tidak membebani kas negara. Memang hutang Indonesia besar, tapi bukan seluruhnya dibuat oleh pemerintahan saat ini. Lebih dari 60% dari total hutang Indonesia adalah hutang warisan dari masa sebelumnya.

 Jumlah hutang pemerintah sejauh ini adalah kurang dari 40% total tersebut. Selain itu, tidak semua hutang itu pinjam dari luar negeri. Sebagian besar (70%) justru pinjam dalam negeri sendiri, dengan cara menjual Surat Utang Berdenominasi Rupiah ke masyarakat. Hanya 30% sisanya yang pinjam dari luar negeri. Hal ini beda dengan era sebelumnya di mana sebagian besar pinjaman kita (78%) berasal dari luar negeri.

Pemerintah saat ini telah meminimalisir peminjaman uang dari luar negeri. Hal tersebut dikarenakan pinjaman dari luar negeri akan menyulitkan  karena perubahan nilai mata uang luar negeri yang fluktuatif. Kalau besar pinjaman luar negeri terlalu besar, jika nilai mata uang luar negeri tiba-tiba naik, maka artinya kita harus keluar uang lebih untuk melunasi hutang negara. 

Dan ini juga bisa menyebabkan kewajiban mencicil jadi membebani kas negara. Oleh karena itu, pemerintah lebih banyak meminjam dari masyarakat Indonesia sendiri, maka pemerintah bisa lebih leluasa mengatur penggunaannya, dan juga jadwal pembayaran cicilannya. Dan karena nilai mata uangnya adalah nilai mata uang sendiri, maka besar pinjaman tidak akan berubah-ubah. Dengan demikian, besarnya cicilan pinjaman tersebut bisa diatur agar tidak membebani kas negara.

Jadi, pemerintah saat ini telah memberikan kesejahteraan lebih bagi seluruh rakyat Indonesia, perhitungan yang matang dalam mengelola keuangan juga menjadikan perekoniman nasional tetap stabil. Terkadang untuk berubah menjadi lebih baik dan lebih maju itu selalu butuh langkah pasti dan perencanaan yang matang serta tertata. Oleh karena itu, tidak usah takut apabila terjadi fluktuasi dollar naik , rupiah melemah, ataupun banyak utang, karena semua telah direncanakan dengan baik dan tertata untuk kesejahteraan bangsa ini dan untuk menjaga stabilitas nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun