Konsep Human Security merupakan hal yang baru bagi banyak orang. Konsep ini lahir dari pergeseran paradigma global security pasca perang dingin yang mulai beralih dari orientasi keamanan militeristik negara, menuju ke arah keamanan fundamental setiap manusia, gagasan konsep human security hadir untuk menjadi jawaban dalam menyikapi berbagai macam jenis ancaman baru yang telah menggeser pola keamanan tradisional sebelumnya.Â
Secara sederhana kita dapat mendefinisikan konsep human security sebagai bentuk usaha untuk melindungi aspek-aspek basic kehidupan manusia, dan menciptakan sistem politik, sosial, lingkungan, ekonomi, militer, dan budaya yang berketahanan, humanis, serta menjunjung tinggi martabat bagi manusia itu sendiri.
Saat ini, realitas sosial membuktikan bahwa transpuan sangat rentan akan tindakan diskriminatif di segala aspek kehidupannya. Eksistensinya secara umum dianggap masyarakat sebagai "aib" dan perlu untuk "disembuhkan".Â
Berbagai stigma telah melekat lama di dalam pikiran masyarakat akan transpuan. Penampilan transpuan sendiri menjadi faktor mengapa mereka menjadi kelompok yang paling rentan akan diskriminasi, secara fisik mereka terlihat paling mencolok daripada anggota kelompok LGBTQ+ lainnya. Transpuan di tuntut berjuang menghadapi berbagai diskriminasi dalam kehidupan sosialnya, seperti diskriminasi ekonomi, sosial, hukum, dan lainnya.Â
Kemudian, di mana letak keterkaitan konsep Human Security dengan perjuangan isu transpuan? Â
Di dalam konsep keamanan manusia memang tidak dijelaskan secara eksplisit mengenai hal tersebut namun jika kita melihat tujuannya maka kita akan bisa memahami.Â
Perlu ditekankan kembali bahwa konsep keamanan manusia bertujuan untuk melindungi eksistensi manusia dan LGBT atau transpuan secara khusus bertentangan dengan hal ini, karena perilaku golongan LGBT dalam berhubungan seksual yang bersifat unproductable atau tak dapat menghasilkan generasi selanjutnya. Jika saja perilaku ini banyak dipraktikkan oleh banyak kalangan maka lambat laun eksistensi manusia akan terancam. Â
Namun di samping itu secara garis besar, advokasi yang dilakukan dalam konteks transpuan pada dasarnya adalah bentuk pemenuhan dari esensi Human Security itu sendiri.
Dalam hal ini pemenuhan pada tingkatan yang lebih mendasar dan spesifik. Individu transpuan dalam konteks global memerlukan pencapaian rasa aman akan berbagai unsur di sekitarnya. Rasa aman dari tindakan diskriminatif, rasa aman dalam memperoleh kesempatan ekonomi, pelayanan medis yang layak, ketersediaan makanan dan air bersih, hingga rasa aman dalam menjalankan hak-hak fundamental berbangsa dan bernegara.
Selain itu, tantangan transpuan sebagai kelompok minoritas pada level global semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Isu advokasi transpuan saat ini sudah bersifat transnasional dan multidimensional. Hal ini membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif, integratif, dan lintas sektor untuk merespon berbagai tantangan global.Â