Mengalir air mataku melihat wajah bapakku,lelaki tulus ini kini masih terus menjalani hari hari ke meunasah walau tak di baleatu lagi, tetap kuat dengan bantuan tongkat,walaw agak kurus sedikit membungkuk dngan ke86 tahun usianya, semangat ukhuwahnya terus membara....masih terus berbuka di mesjid, walau kini sang pengantar teh manis itu bukan lagi aku, tapi adalah cucu....pak kami semua mencintaimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!