Mohon tunggu...
Arjun DwiFadlullah
Arjun DwiFadlullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ums

Suka Mendaki

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

21 Januari 2024   17:22 Diperbarui: 21 Januari 2024   17:41 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Salah satu permasalahan kompleks yang sering dihadapi oleh sejumlah siswa, ialah kesulitan belajar. Fenonemena ini dapat terlihat jelas dari menurunnya performa akademik atau tidak tercapainya hasil belajar yang sesuai dengan KKM. Tetapi, kesulitan belajar dapat muncul dari perilaku non akademik seperti sering bolos, suka membuat gaduh dikelas, menganggu teman dan berkelahi. Dengan demikian kesulitan belajar merupakan sebuah hambatan atau permasalahan yang menyebabkan siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan menyebabkan siswa tidak dapat mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Kesulitan belajar dapat terjadi pada semua mata pelajaran, salah satunya yaitu pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan muatan wajib yang ada di SD. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun secara tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Meskipun Bahasa Indonesia digunakan setiap hari, banyak siswa berpikir Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang sulit. Siswa merasa belum kurang cepat dalam memahami pelajaran Bahasa Indonesia.Salah satu kesulitan yang dialami siswa yaitu kesulitan dalam mengartikan suatu teks. Selain dari faktor individu siswa, straregi yang diterapkan guru dalam mengajar juga dapat menjadi penyebab kesulitan belajar, seperti strategi yang cenderung bersifat tradisional. 

Siswa yang mengalami kesulitan belajar Bahasa Indonesia dapat dilihat dari pengamatan guru saat mengajar di kelas, pada saat guru memberikan penugasan, dan hasil akhir pekerjaan siswa yang masih rendah atau di bawah KKM. Artinya , siswa masih belum dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan, guru Bahasa Indonesia SD harus dapat memberikan pembelajaran yang menarik dan inovatif serta sesuai dengan kebutuhan karakteristik siswa yang dapat mengatasi kesulitan belajar pada pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar (SD), kompetensi utama yang harus dimiliki siswa termasuk aspek menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Semua aspek ini diintegrasikan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) saat mengajar. Ada banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, yang membuatnya sulit untuk mencapai KI dan KD yang sudah ditetapkan.


Kesulitan belajar dilihat dari jenis kesulitan belajar ada yang berat dan ada yang ringan. Setiap siswa mempunyai kadar kesulitan tertentu, hal ini merupakan tugas guru sebagai pendidik dan pengajar untuk mencari solusi agar kesulitan siswa dalam belajar dapat diatasi. Bila kesulitan belajar siswa dilihat dari mata pelajaran yang dipelajarinya, maka dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang dirasa sulit bagi siswa. Berikut ini, pemaparan kesulitan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia:

Kesulitan Menyimak
Keterampilan menyimak adalah suatu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Pada waktu proses pembelajaran, keterampilan ini jelas mendominasi aktifitas siswa dibandingkan dengan keterampilan lainnya, termasuk keterampilan berbicara. Oleh karena itu, kemampuan menyimak merupakan modal awal seseorang dalam hal untuk berkomunikasi. Kesulitan pembelajaran keterampilan menyimak akan berdampak negatif langsung kepada beberapa faktor, antara lain:
1. Menyimak adalah salah satu bentuk keterampilan yang bersifat reseptif. Keterampilan ini langsung berhubungan dengan dua keterampilan produktif baik itu menulis atau berbicara. Oleh karena itu, apabila siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menyimak, siswa tersebut akan mengalami hambatan dalam pembelajaran keterampilan menulis dan berbicara.
2. Siswa kurang maksimal mendapatkan informasi dan materi yang disampaikan oleh guru secara lisan.
3. Prestasi siswa akan menurun.
4. Siswa menjadi kurang percaya diri dan kurang bisa bersosialisasi dengan temantemannya.
5. Bila kasus ini tidak segera mendapatkan tindak lanjut akan menggangu perkembangan kecerdasan siswi.


Kesulitan Berbicara
Selama ini siswa sulit untuk berbicara di depan umum karena rasa kurang percaya diri siswa untuk berekspresi. Rasa kecemasan siswa terhadap penampilannya dalam berbicara membuat mereka enggan untuk melakukannya. Rasa kecemasan akan kesalahan berbahasa seperti penggunaan tata bahasa, pemilihan kosakata, pelafalan, tekanan atau intonasi dapat menghalangi kemampuan siswa untuk berbicara, sehingga siswa tidak dapat menunjukkan kemampuan berbicaranya dengan maksimal.


Kesulitan Membaca
Siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca diidentifikasi mengalami kesulitan belajar membaca huruf, kata atau kalimat yang bukan diakibatkan oleh kasus-kasus utama seperti terbelakang mental, rendahnya visual dan pendengaran, kelainan gerak serta gangguan emosional. Kesulitan membaca itu berkenaan dengan kebiasaan membaca, kekeliruan mengenal kata, dan kekeliruan pemahaman. Karakteristik kesulitan belajar membaca yang berkaitan dengan kebiasaan membaca yang tidak wajar berupa gerakan yang penuh ketegangan, seperti mengernyitkan kening, gelisah, irama suara meninggi, atau menggigit bibir.


Kesulitan Menulis
Menulis merupakan kegiatan penting dalam proses pembelajaran setelah membaca, seseorang menulis pasti mempunyai suatu tujuan yang ingin disampaikan. Sebagian siswa masih terdapat ketidak konsitenan bentuk huruf dalam tulisannya, saat menulis, penggunaan huruf kapital dan huruf kecil masih tercampur, ukuran dan bentuk huruf dalam tulisannya tidak proporsional, anak tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan, atau pemahaman lewat tulisan, sulit memegang bolpoin maupun pensil dengan pas, caranya memegang alat tulis sering terlalu dekat, bahkan hampir menempel dengan kertas,
dan berbicara pada diri sendiri ketika sedang menulis, atau malah terlalu memperhatikan tangan yang dipakai untuk menulis.

Dari kesulitan belajar tersebut terdapat juga faktor-faktor penyebab kesulitan siswa dalam menguasai Bahasa Indonesia yang berupa faktor internal dan faktor eksternal dari siswa. Faktor internal berupa faktor fisiologis yang bersumber dari dalam individu yang erat hubungannya dengan masalah kejasmanian terutama tentang fungsi alat panca indera, karena panca indera. Dan faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar siswa seperti kecerdasan (intelegensi), bakat, minat, motivasi, dan cara belajar. Sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi siswa, seperti faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Berdasarkan uarain diatas kesulitan belajar yang dihadapi siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia yakni meliputi: kesulitan siswa dalam menyimak, kesulitan berbicara, kesulitan membaca, dan kesulitan dalam menulis. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang menyebabkan siswa belum mampu untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia dengan baik dan belum mampu untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh guru. Untuk mengatasi masalah tersebut hendaknya guru memiliki semangat dan motivasi belajar yang lebih tinggi terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia dan sekolah untuk menyediakan sarana dan prasarana yang lebih memadai bagi guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia, sehingga proses pembelajaran lebih optimal serta dapat mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif dan menggunakan media yang menunjang siswa untuk lebih mudah dalam memahami pembelajaran bahasa Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun