Pernahkah Anda bayangkan makan bersama dalam satu wadah atau talam (piring besar) dengan posisi melingkar?di kehidupan perkotaan atau beberapa daerah mungkin  tradisi ini jarang terjadi.Namun di beberapa daerah Indonesia,tradisi makan bersama atau Bajamba justru masih lestari turun-temurun.
Makan Bajamba adalah tradisi makan yang dilakukan dengan cara duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan,kemudian melakukan makan bersama-sama. Tradisi ini biasa  dilakukan oleh masyarakat suku Minangkabau.Hal ini bertujuan untuk mempererat tali silahturahmi dan memperkuat rasa kebersamaan tampa memandang status.
Dalam pelaksana tradisi makan Bajamba terdapat beberapa aturan yang harus diikuti seperti cara makan,cara menghidangkan makanan dan jenis makanan yang akan dihidangkan.Cara makan Bajambaa berbeda dengan cara makan yang kita lakukan sehari-hari,salah satu cara saat makan bajamba adalah memasukan nasi ke dalam mulut dengan cara di lempar (diambuang).Dan juga ketikan saat makan untuk laki-laki duduknya dengan bersila sedangkan perempuan dengan bersimpuh.
Tradisi makan Bajamba berasal dari koto Gadang,kabupaten Agam,Sumatra Barat, dan diperkirakan mulai berkembang sejak masuknya islam ke Minangkabau pada abad ke-7.Tradisi ini sangat diperangaruhi oleh ajaran dan nilai-nilai islam, sebab mengikuti sunah rasulullah SAW yang mengatakan untuk bersama-sama agar mendapat berkah dari Allah SWT.
Tradisi makan Bajamba di Minangkabau bukanlah hanya sekedar kegiatan makan-makan bersama,namun tradisi ini merupakan cerminan kompleksitas kehidupan sosial dan budaya masyarakat Minangkabau.Dalam upaya memahami dan menganalisis tradisi ini,pendekatan Max Weber  dapat memberikan beberapa pandangan dari teori tindakan sosial nya.Weber menyebut empat tindakan sosial yang harus dilakukan manusia:tindakan sosial rasional instrumen,rasional nilai,afektif dan tradisional.Agar bisa memahami analisis mengenai trdisi makan Bajamba di Minangkabau menggunakan teori tindakan sosial Max Weber,maka perlu dipaham terlebih dahalu teori itu sendiri.Max Weber menegaskann pentingnya memahami perilaku manusia dalam konteks sosial.
Berdasarkan penjelasan Prof. DR. Silfia Hanani tentang tindakan sosial Max Weber yang diklasifikasikan menjadi empat yaitu:tindakan sosial rasional instrumental adalah tindakan yang dilakukan atas dasar kelogisan instrumen yang digunakan untuk mewujudkan pengalaman bersama yang memiliki banyak makna.Rasional nilai makan Bajamban adalah mencerminkan nilai-nilai normatif yang memberikan daya guna pada tindakan tersebut sesuai dengan nilai-nilai Minangkabau.Sedangkan nilai afektif diekspresikan melalui perasaan-perasaan yang membuat masyarakat menjalin kebersamaan dalam makan Bajamba.sementara itu,tindakan sosial tradisional merupakan tindakan yang dilakukan secara turun-temurun.
Melalui teori tindakan sosial Max Weber,kita dapat mengakaji berbagai tindakan sosial yang ada dalam tradisi makan Bajamba di Minangkabau.Pertama tindakan sosial rasional instrumental,tradisi merupakan tindakan yang disengaja dan sadar dilakukan individu untuk mencapai tujuan tertentu.Tradisi ini dilakukan untuk mempererat tali silahturahmi dan berkumpul bersama-sama seraya menikmati hidangan yang telah disiapkan.
Kedua tindakan sosial tradisional,merupakan tindakan yang ditentukan oleh adat istiadat dan dilakukan secara turun temenurun hingga saat ini.Dalam tradisi makan Bajamba, tindakan sosial tradisional memegang peran penting.Masyarakat Minangkabau memegang teguh nilai dan norma adat yang telah ada sejak lama dan tradisi ini dilakukan  sesuai dengan aturan adat.
Ketiga tindakan sosial rasional nilai,dalam tradisi makan Bajamba juga terdapat  tindakan sosial rasional nilai.Masyarakat Minangkabau memiliki memiliki keyakinan yang penting untuk menjaga hubungan sosial dan rasa kebersamaan tampa memandang status sosial..Hal ini mencerminkan tindakan sosial yang dilakukan atas dasar pertimbangan rasional untuk menjaga nilai-nilai sosial.
Keempat tindakan sosial afektif,dalam perspektif tindakan sosial afektif yang dipengaruhi emosi dan perasaan setiap individu.Misalnya,ketika anggota keluarga,karib dan kerabat berkumpul untuk makan bersama terdapat perasaan hangat,gembira dan kegembiraan yang diungkapkan melalui tindakan sosialnaya.Tindakan sosial tersebut didasarkan pada emosi dan persaan seperti kasih sayang,syukur dan saling menghormati.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya,bahwa makan Bajamba memiliki peran penting dalam menumbuhkan ikatan sosial di masyarakat.Makan Bajamba dapat manyatukan setiap individu untuk ikut serta dalam tradisi ini dan juga dapat dijadikan sarana bagi generasi muda untuk berkumpul serta belajar agar ke kebudayan tersebut tidak pudar dan hilang di masa yang akan datang.
Tradisi makan Bajamba di Minangkabau  merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan.Melalui analisis teori tindakan sosial Max Weber, kita dapat mengatahui keragaman dan makna dalam Tradisi makan Bajamba.
Penulis menyadari bahwa artikel ini jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan di sana-sini, untuk itu masukan dan kritik dari para pembaca sangat diharapkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H