Mohon tunggu...
Arizal Utama
Arizal Utama Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

ARIZAL UTAMA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyerusuri jejak kemalikussalehan dengan implementasikan Lima pilar dalam menentukan mahasiswa menuju kehidupan muliah dan beradaban

7 Desember 2024   17:44 Diperbarui: 8 Desember 2024   17:34 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
contoh foto senjata tradisional peninggalan samudera pasai  (sumber foto : penulis)

Di era globalisasi, memiliki wawasan global merupakan syarat mutlak yang tidak bisa diabaikan. Pilar ini menekankan pentingnya pemahaman antar budaya, toleransi dan keterbukaan terhadap ide-ide baru. Dengan memperluas wawasan mereka, masyarakat dapat belajar dari keberagaman dunia, memperkaya pengalaman mereka, dan berkolaborasi untuk menciptakan solusi inovatif terhadap tantangan global. Memiliki perspektif global juga berarti terlibat secara aktif dalam isu-isu global seperti perdamaian, lingkungan hidup, dan keadilan sosial. Sultan Malik Saleh adalah raja yang terbuka dan berpikiran global. Proses globalisasi menjadi tolok ukur keberhasilan perekonomian suatu negara. Globalisasi yang diusung Sultan Malikusal terlihat pada aktivitas dakwah dan aktivitas perdagangan dengan berbagai kerajaan dalam dan luar negeri. 

5.  Cinta Damai: Harmoni dalam Kebersamaan

Sebagai bagian dari masyarakat yang beragam, mahasiswa perlu menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian. Pilar ini mendorong mahasiswa untuk bersikap toleran, menghormati perbedaan, dan berkontribusi dalam menciptakan harmoni di tengah masyarakat.Misalnya, mahasiswa yang mengadakan dialog antaragama atau kegiatan budaya lintas suku menunjukkan bagaimana cinta damai dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.


Studi kasus dan Tantangan: dalam mengimplementasi Lima Pilar dalam Menggali Jejak Kemalikussalehan di Universitas Malikussaleh

Universitas Marikusaleh (Unimal) Aceh dikenal sebagai lembaga pendidikan yang menunjang pengembangan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai keagamaan yang mendalam. Penyelenggaraan lima pilar utama pendidikan Unimal bertujuan untuk membimbing mahasiswa menuju kehidupan yang berakhlak mulia dan beradab. Contoh implementasi nyatanya adalah program "Pendidikan Berbasis Malikussalehan" yang dicanangkan Unimal yang meliputi kegiatan pembelajaran terpadu agama dan sains, pelatihan kepemimpinan berbasis nilai-nilai Islam, dan kegiatan sosial untuk mendukung pengembangan masyarakat. Dalam studi kasus ini, mahasiswa Unimal berpartisipasi dalam proyek dan program yang menggabungkan pembelajaran akademik dengan penerapan prinsip-prinsip agama, seperti pengajaran di tempat melalui pembacaan Al-Quran dan kegiatan sosial berbasis agama.

 
Tantangan

1. Integrasi Keagamaan dalam Kurikulum: Salah satu tantangan utama adalah mengintegrasikan pilar religius secara seimbang ke dalam kurikulum pendidikan yang umumnya berfokus pada aspek akademis. Meskipun ada upaya untuk menggabungkan pembelajaran agama dan sains, perlu ada strategi pengajaran yang tidak hanya mematuhi nilai-nilai Islam tetapi juga mempertahankan kualitas akademik yang tinggi.

2. Mengembangkan Wawasan Global: Era globalisasi memaksa pendidikan untuk memperluas perspektif, namun beberapa           mahasiswa mungkin memiliki pandangan yang lebih sempit terkait keberagaman budaya. Mempromosikan pemahaman global melalui program internasional dan pertukaran pelajar dapat menjadi cara untuk mengatasi keterbatasan wawasan tersebut.

3. Mendorong Perubahan Transformatif: Meskipun semangat transformatif penting untuk menciptakan agen perubahan, menciptakan individu yang aktif dalam perubahan sosial bisa menjadi tantangan di tengah kebiasaan pasif yang mungkin ada di kalangan mahasiswa. Program pembelajaran berbasis proyek dan pengabdian masyarakat bisa membantu membangun sikap ini.

4. Pendidikan Transformatif dan Peran Pengajar: Kualitas pendidikan transformatif sangat bergantung pada peran pengajar. Diperlukan pelatihan untuk para pengajar agar mereka mampu menyampaikan materi yang tidak hanya akademis tetapi juga mencakup aspek moral dan sosial secara efektif.

5. Menjaga Cinta Damai dalam Lingkungan yang Multikultural: Di Aceh, di mana ada sejarah konflik sosial yang panjang, menanamkan nilai cinta damai di kalangan mahasiswa dan masyarakat menjadi sangat penting namun sulit. Penting untuk mengembangkan program dialog antarbudaya dan pelatihan resolusi konflik yang dapat memupuk rasa empati dan perdamaian.

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun