Mohon tunggu...
A J K
A J K Mohon Tunggu... ada saja di rumah, gak kemana-mana koq... -

mantan calon penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Orang Gila Itu Al Capone Sang Tirai Tirani

16 Februari 2012   03:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:35 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13298847311015720151

Ia pun pergi sembari goyang-goyang lantunkan Hamlet jadi sebuah tembang. Suaranya takwilkan pusaran sepi tanpa titik. Saya tak lagi mengikutinya. Dan sendiri ia tersaruk ke arah redupnya matahari. "Di manakah jasadku...?" teriaknya. "Di teras surga atau di pelataran neraka. Mati. Mati. Mati"

Namanya Angin. Dan ia adalah mahluk Tuhan yang sesuatu banget. Saya mengenalnya kemarin petang dan pagi ini. Ia edan, orang bilang begitu. Zikir dan sintingnya terjebak di ruang yang sama, telingkupi sakarotul matanya di satu peradaban yang aneh. Gilakah? Saya gak tahu. Tapi bila benar? Sekalipun saya mampu ulurkan tangan lalu mengembalikannya ke alam nyata, saya gak akan melakukannya. Dalam gila, ia lebih bahagia. "Aku adalah siulet pagi di tahun 1865 saat Lincoln terbaring diagonal di bawah lukisan Rosa Bonheur bersama sinar temaram berwarna emas. Aku adalah secangkir teh sore di antara layar berpancang union jack di teluk Boston. Aku adalah..." . .

Krisis Spiritual: Indonesia Harus Berzikir

A R I J A K A

pic : horse fair - Rosa Bonheur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun