Mohon tunggu...
A J K
A J K Mohon Tunggu... ada saja di rumah, gak kemana-mana koq... -

mantan calon penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Sini Kita Mati Sejati: Episode Ultah Rangkat

3 Oktober 2011   05:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:23 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

...di sini kita kembali,

...di sini kita berdiri,

...di sini kita berlari,

berhembus di hampar warna kupu-kupu,

di bumi rangkat pertiwi yang hijau merdu,

berpilar pelangi,

berdinding cahya mentari,

berkaca purnama dan kejora indah harmoni,

di sini kita memeluk manis embun

di guguran daun-daun cemara dan mahoni,

berbulir di elok cakrawala yang bergulir,

tersembul dalam ranum di kabut bersemi

bersama lincah kelopak dan kumbang yang menari,

di sini kita adalah berkarya,

di sini kita selamanya bernyanyi,

di sini kita berdansa di balik lingkar

indah gulma yang mesra,

...yang kasmaran,

...yang tak berkasta,

...yang selalu di sejuk lindung kubah

martapada dalam garis-garis istiwa,

di inkarnasi primordial yang tergrafir

di antara gambang anyelir dan

tembang kembang siloka,

...angin-angin rindu;

bercengkrama di pelupuk dewana,

...embun-embun cinta;

berceloteh di beranda ajura,

mengawali hari di permadani luhur adiperkasa,

menghantar mimpi akan kalimat abadi

yang bersama kita cipta di ujung tinta

di atas kanvas semesta...

...di sini kita kembali,

...di sini kita berdiri,

...di sini kita berlari, dan

...di sini kita mati sejati,

...di sini, di bumi rangkat pertiwi...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun