Mohon tunggu...
A J K
A J K Mohon Tunggu... ada saja di rumah, gak kemana-mana koq... -

mantan calon penulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(ECR4) Kembang, Mau Gak Jadi Pacar Saya

27 Januari 2012   23:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13281732181605507266

"Jaka..." ucap Ibu mengagetkan. Semerta, dia mengecilkan tembang cadas; Its A Long Way To The Top Of The Rock N Roll nya AC/DC di perangkat sound kecilku. Jatuh cinta memang kudu dibarengi lagu-lagu hardrock. Biar lebih greget.

"Iya Mom?" jawabku singkat.

"Makan dulu. Dari siang kamu belum makan. Maagmu sakit nantinya" ingat Ibu.

"Iya Mom" jawabku lagi-lagi singkat. Ibu tersenyum. Ah. Ibu gak ngerti. Anakmu lagi jatuh cinta. Dan? Siapa lagi kalau bukan Kembang penyebabnya. Wajahnya yang bagus terus-terusan membayang. Saya godek-godek keras. Berharap sosok Kembang hilang meski sekejap. Tapi koq, dalam godek-godek, Kembang justru tengah bergoyang-goyang. Seakan dia tengah berteriak membesut gitar iringi permainannya Angus Young; sang gitaris AC/DC. Huhu, manis sekali. Dahi Ibu berkerut. Geleng-geleng kepala. Kemudian tersenyum.

"Mommy juga suka Kembang. Dia gadis yang baik" Lagi-lagi saya kaget. Saya menatap wajah ibu yang cantik. "Kamu jatuh cinta ya sama dia?" tanya Ibu. * * *

"Jakaaaa. I'm comiiiing" jerit Kembang esok pagi. Dia sudah berada di pintu kamarku. Sontak saya terbangun. Meloncat dari balik selimutku yang lusuh. Dalam aroma pekat kecut tubuhku yang banjir keringat, Kembang berlari dan memelukku. Erat. Erat sekali.

"Aku sayang kamu" lirihnya. Brak. Brak. Brak. Atap mentari yang merah semerta menubruk jasadku keras sekali. Bles. Bles. Bles. Embun menghujamku dengan tajam beningnya yang seksi. Buk. Buk. Buk. Kicau merdu menghantam dari paruh burung nuri. Byur. Byur. Byur. Dan sungai jernih di tepian desa, hanyutkanku di bawah sayap angsa dan kecipak ikannya. Saya pingsan. Klenger.

* * *

"Jaka". "Jaka. Bangun" "Jaka. Bangun. Bangun"

Kedua bola mata saya meletet. Kepala saya agak pusing. Dug. Dug. Dug. Kucluk-kucluk melihat kiri dan kanan. Dongak-dongak atas dan bawah. Garuk-garuk. Koq? Mana pembaringan yang empuk. Koq tak lagi nyungsep di kamar. Apalagi hanyut dipelukan Kembang. Hiks. Kembang. Huhu. Dan lagi, badan saya koq tiba-tiba jadi basah kuyup.

"Saya kenapa ya?" tanya saya agak bego. Kembang tersenyum geli. Ngusap-ngusap kepala saya. Ngucek-ngucek rambut saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun