Mohon tunggu...
ariza fahlaivi
ariza fahlaivi Mohon Tunggu... Lainnya - Content Writer

Pengulas Buku

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kumpulan Hikmah Islam dalam Khotbah: Menyoal Fikih, Ilmu Kalam, dan Hikmah Keislaman

5 April 2021   11:16 Diperbarui: 5 April 2021   11:28 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia itu tempatnya lupa dan salah, karenanya ia butuh diingatkan. Dalam Islam, sarana untuk mengingatkan salah satunya ada dalam praktik khotbah. Sebab khotbah itu penting, maka harus disampaikan secara menarik, bermanfaat, dan kontekstual.

Khotbah berperan penting dalam penyampaian hukum syariat, hikmah-hikmah, dan anjuran untuk berbuat lebih baik. Tanpa muatan dan isi yang bermanfaat, mustahil khotbah menggapai fungsi utamanya; menumbuhkan dan mengokohkan spiritualitas.

 Meski harus menarik, bermanfaat, dan kontekstual, khotbah tidaklah harus panjang. Bahkan Rasulullah saw. mendawuhkan untuk memperpendek khotbah dan memperpanjang durasi shalat.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah saw., bersabda, “Sesungguhnya panjangnya shalat seseorang dan pendek khutbahnya menjadi ciri pemahaman yang baik dalam agama. Oleh karena itu, perpanjanglah shalat dan perpendeklah khutbah.”

Syekh Abdullah bin Husain al-Makhdub, secara teliti menuliskan antologi khotbah yang tidak terlalu pendek dan juga tidak terlalu panjang. Hal ini bermula dari keresahannya yang telah menelaah berbagai kumpulan teks khotbah yang kadang begitu pendek dan kadang terlalu panjang.

Syekh Abdullah bin Husain al-Makhdub mengumpulkan khotbah-khotbahnya dalam buku al-Hikmah al-Balighah fi Khuthabi asy-Syuhur wa as-Sanah. Penerbit Turos Pustaka menerbitkannya dengan judul Kumpulan Hikmah Islam dalam Khotbah.

Sebagai hakim, khatib, dan ahli hukum Islam, ia menuliskan teks-teks khotbah yang dapat digunakan untuk tiap-tiap bulan dalam setahun. Tidak hanya itu, ia juga menambahkan tiga khotbah al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani.

Khotbah pada Shalat Jumat Pertama

Dalam berbagai buku sejarah perjalanan nabi Muhammad saw. shalat jumat pertama dilaksanakan di Wadi Ranuna. Berjarak empat kilometer dari Madinah, di sebuah masjid yang kini dikenal sebagai Masjid Jum’at, untuk pertama kalinya Rasulullah saw. memberikan khotbah Jumat.

Pokok bahasan yang disampaikan Rasulullah saw. dalam kesempatan itu adalah ajakan untuk bertakwa kepada Allah swt., berhati-hati terhadap peringatan-Nya, dan beramal untuk kehidupan setelah kematian.

Padanan khotbah Rasulullah saw. yang tertulis dalam  Tarikh Thabari, Tafsir al-Qurthubi, dan Subul al-Huda wa ar-Rasyad itulah yang digunakan Syekh Abdullah bin Husain al-Makhdub dalam menuliskan khotbah-khotbahnya. Tidak terlalu pendek. Tidak terlalu panjang. Pas.

Isi khotbah juga tidak melulu tentang nasihat dan muatan hikmah Islam. Pada masa dahulu, Kadang para khatib berdiri di atas mimbar untuk menjawab pertanyaan praktis pemerintah. Di lain waktu, khotbah digunakan sebagai medium untuk menyampaikan perintang langsung dari khalifah.

Antara Fikih, Ilmu Kalam, dan Hikmah-hikmah Keislaman

Dalam catatan verifikator, Zahir Syafiq al-Kubbi menulis, meski penuh dengan nasihat dan bimbingan, penulis sangat sedikit membicarakan tema-tema fikih.

Dalam berbagai teks khotbah, penulis tampaknya lebih memilih untuk fokus pada penyampaian hikmah-hikmah yang bersumber dari al-Quran dan Hadis daripada permasalahan-permasalahan fikih.

Penulis lebih senang untuk membahas tema-tema yang mengungkapkan makna di balik suatu peristiwa atau dalil. Duka dalam kubur, al-Quran sebagai petunjuk, dan anjuran bermuhasabah, adalah sedikit dari banyaknya pembicaraan hikmah-hikmah keislaman di dalam buku ini.

Tema yang juga sangat jarang disinggung penulis, bukan berarti tidak ada, adalah yang berkaitan dengan ilmu kalam. Untuk hal ini, penulis tidak mengemukakan alasannya.

Namun, mungkin kita bisa menerkanya melalui perkataan penulis dalam menggembarkan buku yang ia tulis. Syekh Abdullah bin Husain al-Makhdhub berkata, “Buku ini adalah buku yang memiliki pembahasan yang baik serta buku yang selamat dari ateisme dan ta’thil.

Sistematika Penulisan

Salah satu hal paling menarik dari buku ini adalah penulisannya yang disusun secara sistematis. Tema-tema khotbah yang tersaji dalam buku ini disesuaikan dengan sistem penanggalan hijriah. Dimulai dari bulan Muharram hingga bulan Dzulhijjah.

Tidak hanya itu, penulis juga menyertakan khotbah-khotbah berdasarkan hari-hari penting, semisal idul fitri, idul adha, shalat istisqa, nikah, dan sebagainya.

Corak penulisan yang sistematis dan rapi ini tentunya sangat memudahkan, khususnya bagi para Khatib. Mereka bisa langsung memilih khotbah yang cocok untuk setiap bulan tanpa harus membuat dan menyiapkannya sendiri.

Pada akhirnya, buku yang penuh untaian hikmah yang disajikan dalam bentuk khotbah ini sangatlah penting untuk dijadikan rujukan sebagai bahan memperkuat keimanan dan bahan refleksi. Tidak hanya bagi para khatib, tapi juga untuk kebutuhan umat Islam sehari-sehari.

Spesifikasi Buku:

Judul               : al-Hikmah al-Balighah fi Khutabi asy-Syuhur wa as-Sanah

Penulis          : Syekh Abdullah bin Husain al-Makhdhub

Ukuran          : 15 x 23 cm

Halama         : 536 halaman 

Cetakan        : Januari 2019

ISBN              : 978-602-1583-57-9

Penerbit       : Turos Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun