“Sifatmu dan pekerjaanmu yang aku benci, kau pembuat kerusakan di muka bumi!”
“Jangan lupa, benci pulalah kepada manusia yang memiliki sifat dan pekerjaan seperti ku!”
Kali ini Kadir termenung, adalah perkara mudah untuk menyalahkan bangsa jin dalam perkara kerusakan di muka bumi, namun jika itu ulah manusia, bagaimana menyalahkan mereka?
“Sepanjang pintu maaf dibuka, Sepanjang Tuhan mengampuni kesalahan manusia, aku akan tetap berdoa agar mereka kembali ke jalan yang benar!”
“Maukah kau mendoakan ku Kadir!”
“Kau telah terikat janji dengan Tuhanku, tidak ada kuasaku untuk berdoa!”
“Kenapa kau tidak memiliki kuasa untuk mendoakanku?”
“Pernah terjadi di masa lalu, Nabi Nuh berdoa kepada Tuhan agar anak dan Istrinya diselamatkan dari bencana banjir yang dahsyat, karena mereka adalah keturunan Nabi Nuh, namun Tuhan berkata agar Nabi Nuh tidak meminta sesuatu dimana ia tidak tau hakekatnya!”
“Aku paham, senang bertemu denganmu Kadir!”
Ornias menghilang bersama gumpalan asap rokok yang dihembuskan Kadir.
Besok pagi, Kadir berniat untuk mengunakan keuntungannya untuk membayar Zakat dan bersedekah, walau ini hanya setetes mungkin bisa membantu sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H